Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Community In Academy, Part 2

Part 2: Fun of a duel Ve: Kamu mau nanya apa, dek? Aaron: Gini loh Kak, karena Kakak kerja disini kan berarti Kakak juga tinggal di pulau ini. Nah, memangnya Kakak tinggal di dormitory hijau? Ve: Iya dek, Kakak tinggal bersama beberapa staff akademik perempuan lainnya di dormitory hijau, soalnya kan asrama itu belum penuh dan dekat dari sini, daripada gedung besar di tengah pulau kan jauh dari sini. Memangnya kenapa?

Between Dream And Reality, Part 21

Part 21: Removing bad thoughts Indra: Ya elu dong Do yang dimaksud oleh si Heru, siapa lagi? Aldo: Ckckck, jangan karena gue ketua kelas, lantas kalian manggil gue bos. Derry: Eits, itu cuma salah satu alasannya Do, lagian kan cuma Heru yang manggil elu bos. Tejo: Tapi sebenarnya masuk akal juga kalau kami semua manggil elu bos, Do. Aldo: Ini lagi, masuk akal darimana coba? Jadi semua ketua kelas di sekolah ini mesti dipanggil bos dong, jangan cuma gue.

GALLANT IMPACT, Chapter 25

Chapter 25: Your Double? Warning ?: Chapter ini tidak diperuntukkan pada orang ‘freak’ atau orang berpenyakit jantung. Terimakasih atas perhatiannya. #AbaikanJikaTerkesanLebay Setelah Ricky menyelesaikan pembicaraan dengan Ega di telepon genggamnya, Melody memberikan sebotol POCARI SWEAT padanya. Ricky menerima minuman itu dan mengucapkan terima kasih pada pacarnya. Ia membuka tutup botol dan meminum seteguk, kemudian bicara pada kekasihnya. Ricky: Melon, kamu tadi kok lama? Aku jadinya mengira kamu ganti pakaian ketika melihat salah satu member JKT48 yang mirip kamu tadi. Melody: Emm, maaf Ricky, tadi banyak orang yang mau beli minuman juga, jadinya aku ngantri deh.

Between Dream And Reality, Part 20

Part 20: More difference known Sinka(suara pelan): Aku mimpi kalau kamu tunangan dengan Shania. Aldo terkejut, ia kini mengira kalau Sinka pernah mengunjungi mimpinya juga, lalu ia bertanya pada adik tunangannya ini. Aldo: Eh, kamu kapan mimpi seperti itu, Sin? Sinka: Beberapa hari yang lalu sih, sebelum akhir liburan semester. Aldo: Memangnya kamu masih ingat sampai sekarang?

Between Dream And Reality, Part 19

Part 19: Brief explanation Sesampainya di depan rumah Naomi, Aldo menghentikan motornya dan memarkirkan di dekat pilar. Ia menggandeng tunangannya ke depan pintu dan mereka berbincang sejenak. Naomi: Honey , kamu kenal dimana cowok yang tadi? Aldo: Maksud kamu bang Kris? Aku kenal dia di perguruan kungfu ketika aku kelas 1 SMP, honey . Dia ketika itu datang dari luar kota dan dititipkan pada guru kungfu kami yang juga pemilik tempat itu. Naomi: Oh, aku kira dia alumni sekolah kita juga.

GALLANT IMPACT, Chapter 24

Chapter 24: Look Like a Twin DRAGON resto, pukul 11 siang. Setelah memarkirkan motor berjejer dengan beberapa motor di luar restoran itu, Ricky mengajak Melody untuk masuk ke dalam restoran bernama unik itu. Mereka memilih salah satu meja yang rapat dinding, dan hanya untuk 2 orang. Setelah mereka berdua duduk berhadapan barulah Ricky buka suara. Ricky: Mel, kamu mau tahu gak apa kepanjangan dari DRAGON? Melody: Eh, memangnya itu ada kepanjangannya ya? Lalu apa itu?

Community In Academy, Part 1

Part 1: Game on! Tanggal 16 April 2018, 09:00 AM Di sebuah pulau yang terletak di area Samudra Pasifik, dan dekat dengan Alaska(salah satu negara bagian Amerika Serikat), terlihat antrian panjang ribuan pemuda dan pemudi, semuanya ada 4 baris. Mereka mengantri berjejer di tangga panjang, 4 petugas pria berpakaian jas dan berkacamata hitam sedang memeriksa sesuatu yang tiap orang bawa. Keempat petugas itu lebih tepatnya memeriksa tumpukan kartu yang dibawa dan kini digenggam tiap pemuda dan pemudi yang mengantri sambil menggendong backpack masing-masing.

GALLANT IMPACT, Chapter 23

Chapter 23: Big Party Beberapa lama perjalanan ditempuh Ricky, sampailah ia di taman kota dan segera memarkirkan motornya. Setelah melepas helm, perlahan Ricky memasuki area yang lebih dalam di taman yang sepi itu. Dan akhirnya Ricky melihat sosok Guardian wanita berdiri disamping pohon tempat TIMESTONE yang bersinar. Ricky: Hai Guardian, aku mau menanyakan beberapa hal padamu. Guardian: Silahkan , orang terpilih .

GALLANT IMPACT, Chapter 22

Chapter 22: Nemesis Revan kini sudah berada di dekat Melody, Susan, dan Winda yang tertawa-tawa. Revan: Hai, apa kabar, Melody mantan pacarku? Melody yang mengenali suaranya menoleh dan melihat Revan tersenyum padanya, ia pun merespon pertanyaan itu dengan menatap judes pada mantan pacarnya itu. Winda dan Susan enggan bicara karena tidak mau ikut campur. Melody: Seperti yang kamu lihat, baik. Tapi lebih baik kalau kamu tidak dekat-dekat aku. Revan: Wow, wow, ternyata kamu masih seperti dulu, judes. Tapi aku sekarang sepertinya bisa menerima kamu sebagai pacar lagi meskipun kamu masih judes.

GALLANT IMPACT, Chapter 21

Chapter 21: Savings Ricky: Eh, maksud kamu, biar kamu gak dikira jomblo oleh teman-teman kamu ya? Melody: Hihi, iya Ricky. Gimana, kamu mau kan menemani aku ke sana dan pura-pura jadi pacarku? Ricky: Jangankan pura-pura, kalau beneran juga aku mau, hehehe. Melody: Ahaha, apaan sih. Serius nih, kamu mau nemenin aku gak? Ricky: Oke Melon, aku mau datang menemani kamu ke acara itu dan pura-pura jadi pacar kamu. Tapi aku mau nanya nih, tadi kamu kok bilang mau ketemu ‘teman-teman lama’mu?

GALLANT IMPACT, Chapter 20

Chapter 20: A way of Safeguard Tibalah Ricky di perpustakaan Gedung Timur, ia menunjukkan kartu tanda mahasiswa-nya pada penjaga perpustakaan, yaitu seorang wanita yang cukup cantik, berusia 28 tahun dan bernama Nasya. Nasya: Hai Ricky, udah lama kamu gak kesini. Ricky: Iya nih Bu, aku lagi ada waktu luang makanya kesini. Nasya: Jangan panggil Bu dong, gimana sih. Kamu udah lama gak kesini, eh datang-datang langsung panggilan padaku diubah, kamu kan biasa manggil aku ‘mbak’.

Between Dream And Reality, Part 18

Part 18: Young Couple Lamunan Aldo dihentikan oleh tepukan seorang siswi yang baru datang dan duduk di sampingnya. Ia pun menoleh dan mendapati Sinka duduk sebangku dengannya. Aldo: Eh, Sinka, kamu sejak kapan disini? Sinka: Dari semenit yang lalu, Aldo. Kamu kenapa sih tadi melamun? Bukan mikirin cewek lain selain kak Naomi kan? Aldo: Aku tadi mikirin kak Melody, dia tidak seperti biasanya mau bareng aku ke sekolah, tadi aku diantar pakai mobilnya.

GALLANT IMPACT, Chapter 19

Chapter 19: Guardians of jewelstones Ricky: Iya, bener Jer, emangnya kenapa? Ada yang aneh atau janggal? Jerry: Nah, kalau benar begitu, berarti... Ega: Ah, owe tahu Jer. Hahaha. Jerry: Iya Ga, hahahaha. Ricky: Woi, kalian berdua kenapa tertawa? Apanya yang lucu?

Between Dream And Reality, Part 17

Part 17: Past Incest Warning : Diharapkan yang membaca berumur 18+(18 tahun atau lebih). Terimakasih atas perhatiannya. Sehari sebelum tahun ajaran baru, yang akan berlangsung tanggal 18 Juli 2016. Kini Aldo sedang bersiap untuk tidur setelah tadi menemani kakaknya menonton sebuah film berjudul Final Destination yang ditayangkan di TV dari pukul 8 malam hingga selesai pukul 10. Ia heran kenapa sejak malam pertunangannya dengan Naomi, ia tidak pernah melanjutkan kehidupan mimpinya yang sedang dalam acara pertunangan dengan Shania. Ia hanya kadang bermimpi aneh yang tidak berhubungan dengan kehidupan mimpinya, dan juga tidak bermimpi apapun.

GALLANT IMPACT, Chapter 18

Chapter 18: Full restoration Selesai berbenah diri, Melody teringat sesuatu milik Ricky yang belum ia kembalikan karena tidak kepikiran. Wanita itu mengambil jaket kulit warna hitam mengkilat milik Ricky yang disimpannya di lemari baju kamarnya, dan ia kembali menuju ruang tamu. Ricky mengernyitkan alis melihat jaket yang dibawa Melody. Mahasiswi itu lalu memberikan jaket yang dipegangnya kepada Ricky. Melody: Ricky, ini jaket kamu. Ricky: Loh, Melon. Beneran nih, punya aku? Melody: Iya, waktu itu kan kamu ngantarin aku pulang ditengah hujan. Terus karena aku menggigil kedinginan, kamu memakaikan jaket ini padaku.

Between Dream And Reality, Part 16

Part 16: Engagement of double life Melody sedikit terkejut mendengar perkataan Aldo, lalu Aldo lanjut bicara. Aldo: Kakak ingat gak nama lengkapnya kak Kalvin? Melody: Ingat, Kalvin Widjaja kan? Jadi mereka beneran sahabatan, Dek? Aldo: Nah itu, kalau Jeje kan nama lengkapnya Jessica Vania Widjaja. Emang gitu Kak, aku pernah dengar cerita kak Rendy yang bilang kalau dia punya sahabat unik bernama Kalvin Widjaja. Uniknya karena itu, adik mereka sama-sama bernama Jessica. Aku gak tanyain sih kak Kalvin, karena sudah pasti benar setelah aku pernah ngantar Jeje ke rumahnya.

GALLANT IMPACT, Chapter 17

Chapter 17: Love in Canteen Sehabis berpisah arah dengan Anthony, Ricky melajukan motor untuk pulang ke tempat kos. Ia menangkap cahaya di tengah jalan, dan segera mencari sumbernya, memasuki taman kota yang sepi. Ricky terus mencari asal cahaya itu, dan menemukannya di sebuah pohon yang ada seorang pria berhoodie di samping benda bercahaya itu. Meskipun gelap, Ricky bisa melihat kalau warna pakaian orang itu serba biru, benda bercahaya semacam batu itu juga berwarna biru kemudian pudar cahayanya ketika Ricky ada di hadapan pria itu setelah memarkirkan motor dekat bangku taman dan berjalan mendekatinya. Ricky: Hei, kamu siapa ya? Pria misterius: Selamat datang kembali, orang terpilih.

GALLANT IMPACT, Chapter 16

Chapter 16: Unique place of interest Michelle: Maksud Kakak apa? Pemicu bagaimana? Ricky: Pemicunya kata dokter misalkan bertemu orang yang Kakak kenal, atau ke tempat yang pernah Kakak datangi. Michelle: Aduh, aku gak bisa bantu nih Kak, padahal aku mau pertemukan Papa dan Mama dengan kak Ricky. Ricky: Memangnya Papa dan Mama kemana?

Between Dream And Reality, Part 15

Part 15: Being superior Aldo kini tengah berpikir mengenai wajah Sisca yang mirip seseorang yang ia kenal. Aldo(berpikir): Ah, iya! Ternyata Sisca ada kemiripan dikit dengan Nabilah. Bedanya kalau Sisca tonggos, Nabilah enggak. Terus Sisca lebih imut, karena Nabilah kan garang hahaha. Tanpa disadari Aldo, seorang siswi menepuk pundaknya dari samping. Aldo pun menoleh ke samping tempat duduknya. Aldo: Eh, Rona, kapan kamu disini? Rona: Barusan, kamu ngapain sih senyam-senyum sendiri? Aku kirain kamu kesambet.

GALLANT IMPACT, Chapter 15

Chapter 15: The New Tenant Sesampainya di depan SKYPILLAR HOTEL, Ricky dan Anthony memarkirkan motor dulu, dan Anthony mengajak Ricky ke depan pintu masuk hotel itu. Anthony menyapa Sally, diikuti Ricky. Anthony juga menjelaskan pada Sally mengenai maksud kedatangan Ricky ke tempat kerjanya itu. Tak lama kemudian Anthony memulai pekerjaannya, Ricky duduk menunggu di sofa dekat meja resepsionis. Ia juga celingak-celinguk di lantai 1 hotel itu, dan melihat ada 4 lift berjejer, sebuah tempat yang berbentuk stand untuk menjual sesuatu. Ricky menunjuk stand itu sambil bertanya pada Sally yang sedang berkutat dengan buku tamu. Ricky: Mbak, itu stand apa ya? Kok kosong sih? Sally: Oh, itu stand-nya Pak Jono, Ricky.

GALLANT IMPACT, Chapter 14

Chapter 14: Feeling awkward Ricky dan Anthony heran kenapa ada 2 polisi bersama seorang yang mereka tak kenal datang menjenguk pasien di ruangan itu. Anthony: Pak Polisi, ada apa ya? Polisi 1: Saudara Anthony, kami kesini menemani saudara Haryoga untuk meminta maaf. Anthony: Maaf buat apa?

Between Dream And Reality, Part 14

Part 14: Absurd riddle Hilman: Jadi gini Do, kami bisa bujuk guru-guru kelas 11 dan 12. Jaka: Biar mereka pelit nilai terhadap Fredi dan Joe. Feri: Nah, gue setuju tuh, apalagi ada beberapa guru yang gak suka tingkahnya mereka berdua. Aldo: Emangnya mereka bertingkah apa aja selain tadi?

GALLANT IMPACT, Chapter 13

Chapter 13: Lost of Memories Baru saja Ricky selesai berganti pakaian, saat memejamkan matanya yang agak lelah ia tiba-tiba melihat Melody yang baru saja keluar dari pintu depan hotel dan mulai menyebrang jalan untuk ke kedai Pak Jono. Dan ada mobil mewah berwarna biru gelap berkecepatan tinggi akan menabraknya. Ricky membuka matanya dan ia terkejut, lalu keluar dari toilet tapi tidak melihat ada Melody. Ia menanyakan pada Sally dimana Melody, lalu dengan panik menyusul keluar hotel itu.

Between Dream And Reality, Part 13

Part 13: New foes Rombongan kelas 12 IPA 5 telah sampai di Hailbeam cafe. Aldo dan Naomi tiba duluan, Sinka juga diajak dengan mengemudikan mobil sendiri karena Naomi dibonceng motornya Aldo. Semenit setelah itu Devin yang mengajak Desy juga tiba. Barulah teman-teman mereka yang lain tiba, kecuali Jaka dan Hilman. Mereka semua pun menunggu Jaka dan Hilman datang, sembari berpencar duduk di meja-meja yang kosong di kafe itu. Devin lalu meminta pelayan memanggil manager kafe, untuk membicarakan sesuatu.

Between Dream And Reality, Part 12

Part 12: Dream Visitors Ketika melihat ada Aldo di ruang tamu, Sinka langsung bingung. Sinka: Kak Omi, kenapa Aldo disini? Mana pacar Kakak? Naomi tidak menjawab, dia hanya terus tersenyum. Aldo: Aku disini karena aku pacar Kakak kamu, Sinka. Sinka: Hah? Yang benar, Kak? Naomi mengangguk sambil masih tersenyum pada adiknya.

GALLANT IMPACT, Chapter 12

Gambar
Chapter 12: Excellent-looking Life Kini Ricky sedang berada di kelasnya, beberapa menit menjelang berakhirnya perkuliahan di hari Sabtu. Smartphone-nya bergetar pertanda ada SMS masuk, dan saat Ricky melihatnya ternyata dari Ayana. Ayana: Ricky-kun, apa kamu ada waktu? Ricky: Hmm, kenapa? Ayana: Ada sesuatu yang perlu Aki-san bicarakan dengan kamu hari ini juga. Ricky: Oke, sebentar lagi kelasku bubar. Mau bicara dimana?

GALLANT IMPACT, Chapter 11

Chapter 11: Meant to separate Waktu istirahat pagi tiba, Ricky menuju kantin bersama Ega, Jerry tidak pergi ke kantin melainkan ke kelasnya Mita. Mereka duduk bareng di meja untuk 4 orang, bergabung dengan Akicha dan Ayana yang sudah lebih dulu datang. Ricky lalu memperkenalkan Akicha dan Ayana pada Ega, lalu pergi memesan makanan dan minuman mereka berempat dan kembali duduk di samping Ega. Ricky: Ga, tumben lu gak duduk bareng ‘pipi tomat’ alias Veranda hahaha. Ega: Hehehe, iya Ky. Ve lagi membahas materi kuliah tadi sama Melody, karena dia tidak terlalu mengerti hitungannya. Tuh lihat aja meja sana.

Between Dream And Reality, Part 11

  Part 11: Growing Love Seseorang menahan pundak Aldo, dan saat Aldo berbalik menghadap ke belakang ternyata orang itu adalah Nabilah yang langsung berkacak pinggang. Aldo: Ada apa sih Bil? Nabilah: Hey curut, lu kan belum ngasih tahu gue alamat rumah elu. Aldo: Ckckck, kan Sonya tahu. Lagian lu bukannya pernah ke sana juga?

GALLANT IMPACT, Chapter 10

Chapter 10: Relationship of full trust Ayana sedang mengemudikan mobilnya Akicha dengan kecepatan sedang, Akicha dari tadi terus meneteskan air mata karena ia tidak menyangka pria yang dicintainya bisa selingkuh juga. Ricky belum berkomunikasi dengan Akicha sejak pagi tadi, padahal setiap pagi pasti dia menyempatkan untuk memberitahu Akicha dimana ia berada, entah itu di kelas atau masih di tempat kos. Karena hal inilah Akicha dan Ayana heran lalu menuju Gedung Timur untuk melihat Ricky, apakah dia masuk kuliah atau sedang sakit. Akicha dan Ayana tadi melihat Ricky yang seperti mencari seseorang, mereka pun mengikuti langkah Ricky yang tergesa-gesa. Dan sampailah kedua mahasiswi itu ke perpustakaan saat Ricky sedang memeluk Fita, pembicaraan mereka berdua tidak terdengar oleh Akicha dan Ayana.

GALLANT IMPACT, Chapter 9

Chapter 9: Childhood Friend Hari minggu pun tiba, tanggal 5 Oktober 2014. Ricky sudah sampai di parkiran taman bermain, ia menunggu Akicha dan Ayana datang. Beberapa menit kemudian, Ricky yang duduk di motornya melihat mobil Akicha sudah sampai di parkiran itu. Akicha dan Ayana lalu keluar, Ricky segera menghampiri kedua gadis itu dan mereka bertiga sama-sama memasuki konter pembelian tiket masuk. Setelah membeli tiket untuk 3 orang, mereka segera mulai mencoba berbagai wahana di taman bermain itu. Salah satunya adalah rumah hantu, dan Ayana terlihat takut sedangkan Akicha dan Ricky biasa saja, mungkin karena hobi mereka menonton film horor. Saat keluar dari rumah hantu, Ayana akhirnya lega dan Akicha menenangkannya, Ricky tidak mengerti apa yang dibicarakan Akicha pada Ayana, tapi ia yakin kalau itu soal hantu-hantu di dalam tadi yang pastinya bohongan.

Between Dream And Reality, Part 10

Part 10: Girls visiting your house Belum sempat memberikan hadiah, smartphone Aldo berdering. Aldo: Eh, kalian lanjut makan aja dulu. Nanti kalau sudah selesai baru kuberikan hadiahnya. Ketiga gadis itu pun langsung melanjutkan makan, Aldo mengangkat telepon yang ternyata dari Melody. Aldo: Halo Kak, ada apa? Melody: Kamu udah makan atau belum? Aldo: Kebetulan aku baru selesai makan, Kak. Melody: Yaudah, kamu nanti langsung pulang ya, jangan keluyuran lagi.

GALLANT IMPACT, Chapter 8

Chapter 8: Making great happiness Dan saat itu, Ve sedang disuapi oleh Ega dan Ve pun balik menyuapinya, agar mereka cepat selesai makannya. Mereka sama-sama makan bubur sambil mengobrol. Ega: Jadi, sayang, sepupu kamu aktris ya? Pantes owe rasanya pernah lihat dia. Ve: Benar sayang, emangnya kamu gak pernah nonton sinetron terbarunya? Ega: Owe jarang nonton TV, tapi owe pernah lihat mukanya di suatu sinetron beberapa tahun lalu. Ve: Jadi kamu tahu dong namanya? Ega: Enggak, owe lupa hehehe.

GALLANT IMPACT, Chapter 7

Chapter 7: Safeguard Ricky melihat siapa yang baru selesai mandi itu, dan ia terkejut karena bukan Marina yang mandi, melainkan seorang penghuni kos yang lain, yaitu gadis berpakaian seragam sekolah, ia sekolah kelas 2 SMA dan berteman dengan Jeje walau beda kelas. Gadis itu hidungnya agak pesek, dan tag name-nya tertulis ‘Elaine’. Elaine: Pagi kak Ricky. Ricky: Pagi, eh buset. Aku kira mbak Marina yang mandi lama, ternyata kamu, Elaine. Elaine: Hihih, emangnya kak Ricky gak tahu kalau aku hobi mandi sambil nyanyi? Ricky: Mana kutahu, lagian kamu mandinya lama, gimana tuh teman kamu yang satu lagi, siapa tuh namanya?

Between Dream And Reality, Part 9

Part 9: Accentuation Setelah Guardian wanita itu menghilang di hadapan Aldo, segeralah Aldo meninggalkan tempat itu. Sepulangnya di rumah, ia terus memikirkan kapan ia bisa bertemu lagi salah satu dari Guardian DREAMSTONE. Karena Aldo perlu kejelasan mengenai kekuatan dari DREAMSTONE untuk apa saja. Kemudian tanpa disadari Aldo, kakaknya yaitu Melody sudah pulang dan membuyarkan lamunannya dengan menjentikkan jari. Melody: Hey dek, bengong aja. Belum kesambet kan? Aldo: Eh Kakak, kapan pulangnya? Melody: Baru saja, kamu kenapa sih melamun dari tadi? Mikirin siapa, hayo? Aldo: Aku gak mikirin siapa-siapa kok Kak, cuma pelajaran sekolah.

GALLANT IMPACT, Chapter 6

Chapter 6: Infatuation Pukul 8 lewat 19 menit malam di tempat kos-an. Para penghuni kos sudah kembali ke kamar mereka masing-masing, Ricky naik ke atas di lantai 2 dan mengetuk pintu kamarnya Maya. Ketika pintu kamar terbuka, Maya segera bertanya. Maya: Ricky, ada apa? Ricky: Aku mau bicara denganmu, mau nanya sesuatu. Maya: Kamu mau nanya apa pada Maya? Ricky: Emm, kamu jujur deh padaku. Kamu tadi murung bukan karena capek kan? Maya menunduk sebentar, lalu kembali mengangkat kepalanya berbicara pada Ricky. Maya: Kamu benar, Ricky. Maya lagi ada masalah.

GALLANT IMPACT, Chapter 5

Chapter 5: Hidden feelings Mengetahui siapa yang dimaksud Akicha, Ricky pun memperkenalkan Melody pada mereka berdua. Ricky: Oh iya, Akicha, Ayana, kenalkan ini Melody, anak Fakultas Ekonomi semester 3. Melody segera menghentikan makan sejenak, berjabat tangan dengan Akicha lalu Ayana. Ricky: Nah, Melody. Yang berambut coklat terang ini namanya Akicha, teman SMA-ku. Kalau yang rambut hitam kecoklatan namanya Ayana, translator nya Akicha. Melody: Emm Ricky, memangnya Akicha gak pandai bahasa Indonesia?

GALLANT IMPACT, Chapter 4

Chapter 4: Destined meeting Randy yang mulai menyerbu Ricky dengan tinjuan tangan kanannya telak mengenai hidung  Ricky. Lalu Ricky yang kesakitan hidungnya pun langsung berlutut dan menutupi hidungnya dengan kedua tangan, lalu Randy mendepak Ricky dengan kaki kirinya, sehingga Ricky langsung jatuh terbaring sambil masih memegang hidungnya yang perih dan mulai mengeluarkan darah. Randy: Lu udah jatuh sekali, ayo bangun! Gue harus jatuhin lu 4 kali lagi. Lalu Ricky perlahan bangun sambil melumuri kedua telapak tangannya dengan darah dari hidungnya, karena ia tidak ingin darah itu mengenai kemejanya meskipun sudah terlanjur terkena bekas debu dari sol sepatu kiri Randy. Ricky: Beraninya elu ngotorin baju gue, lu akan gue kalahkan!

GALLANT IMPACT, Chapter 3

Chapter 3: Duel with a bet Setelah Randy pergi, Ricky segera berdiri dan menuju motornya. Ia pun meninggalkan kampus dengan memar di pipi kirinya. Ia pulang ke tempat kos dan segera membawa messenger bagnya lalu bergegas ke hotel tempat ia bekerja. Sementara itu, ketika Randy keluar dari parkiran motor ia melihat Melody yang berdiri menghadap ke arahnya. Raut wajah Melody seperti sedang marah. Randy: Hey sayang, apa kabar? PLAK! Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Randy oleh karena tangan kanan Melody.

GALLANT IMPACT, Chapter 2

Chapter 2: Unwilling to have Enemy Jerry: Gue mau nanya Ky, lu ada gak kepikiran untuk berhenti kerja sebagai bellboy? Ngundurin diri gitulah, mungkin mau cari pekerjaan lain? Ricky: Emang kenapa Jer? Gue belum rencana untuk ngundurin diri sih, kan bos gue baik. Jerry: Ya soalnya di tempat kerja gue ada lowongan nih, kalau elu mau gue bisa rekomendasikan ke bos gue. Ricky: Oh gitu Jer, tapi gue masih betah kok kerja di hotel itu. Lumayan gedelah gajinya buat memenuhi kebutuhan gue. Jerry: Yaudah deh, siapa tahu lu mau ngehindarin anaknya bos elu Ky hahaha. Erwin: Hahaha Jer, owe udah tau maksud elu nanya itu tadi. Ricky gak mungkin mau ngehindarin Desy, kan Ricky udah mulai suka sama dia. Bener kan Ky?