GALLANT IMPACT, Chapter 24
Chapter 24: Look Like a Twin
DRAGON resto, pukul 11 siang.
Setelah memarkirkan motor
berjejer dengan beberapa motor di luar restoran itu, Ricky mengajak Melody
untuk masuk ke dalam restoran bernama unik itu. Mereka memilih salah satu meja
yang rapat dinding, dan hanya untuk 2 orang. Setelah mereka berdua duduk
berhadapan barulah Ricky buka suara.
Ricky: Mel, kamu mau tahu gak apa
kepanjangan dari DRAGON?
Melody: Eh, memangnya itu ada
kepanjangannya ya? Lalu apa itu?
Ricky: Iya, memang ada. DRAGON
adalah singkatan dari Delectable, Ribbon, Awesome, Garlic, Oatmeal, dan Nice.
Masing-masing kata mewakili ciri khas restoran ini, dari segi pelayanannya,
jenis makanannya, juga pelayan-pelayannya yang berpita.
Melody: Hmm, gitu ya, kamu sering
ke restoran ini?
Ricky: Baru dua kali, yang
pertama kalinya ketika SMA, dan yang kedua kali ketika si Apel ngajak aku ke
sini untuk traktir aku makan, dan supaya aku bisa ingat ketika pertama kali
datang kesini bersama teman-teman sekelas buat perayaan ultah Jonathan.
Melody memanggut-manggut,
kemudian Ricky bicara lagi.
Ricky: Mel, aku mau curhat soal
asmara nih, boleh kan?
Melody: Hihi, boleh dong.
Memangnya kamu masih cinta pada Akicha?
Ricky: Justru itu, Mel. Aku
sebenarnya sudah berhasil menghapus rasa cinta itu sebelum aku kecelakaan.
Karena aku yakin Akicha bisa bahagia bersama Edo-san. Dan kemudian ketika aku
lupa ingatan, aku mulai jatuh cinta lagi.
Mendengar kalimat terakhir itu,
Melody merasa kecewa, ia kemarin malam sudah senang karena Ricky memilihnya
sebagai teman curhat, dan mengira hal lain yang Ricky ingin curhat namun
ternyata soal asmara. Melody berniat menanyakan pada Ricky untuk mengetahui
siapa wanita yang berhasil dicintai Ricky, tanpa menyadari dirinya-lah yang
dimaksud pria di hadapannya ini.
Melody: Hmm, benarkah? Tapi kalau
kamu jatuh cinta lagi selama amnesia, kenapa kamu tidak langsung ungkapkan pada
perempuan itu?
Ricky: Soalnya aku takut, Mel.
Aku takut kalau ingatanku sudah pulih seperti sekarang, aku jadi lupa tentang
rasa cinta itu. Tapi ternyata ketika minggu lalu setelah aku siuman dari
pingsan dan semua ingatanku kembali, aku masih merasakannya pada perempuan itu.
Melody sudah mulai menunjukkan
ekspresi terkejut sekaligus kecewa, namun ia berusaha menyembunyikannya
meskipun Ricky dapat menyadari perubahan raut wajah wanita di hadapannya ini.
Melody: Kalau begitu, apa hal
yang membuatmu bisa jatuh cinta lagi pada perempuan lain setelah kamu melupakan
rasa cintamu pada Akicha?
Ricky: Begini, Mel. Aku jatuh
cinta pada perempuan itu karena dia adalah perempuan yang perhatian padaku, aku
dekat dengannya sejak putus dengan Akicha dan beberapa hari setelah ingatanku
pulih, aku dan dia berciuman.
Melody merasakan sesak di
hatinya, tak disangkanya kalau akan sejauh ini ‘kedekatan’ Ricky dengan wanita
itu yang tanpa dia ketahui adalah dirinya sendiri, tapi ia segera bertanya
lebih lanjut.
Melody: Jadi, kamu dan dia sudah
berpacaran?
Ricky: Belum, Melon. Aku belum
berpacaran dengan dia, karena aku dan dia juga berciuman secara tidak sengaja.
Kamu kenal perempuan itu, Mel.
Melody: Eh, aku kenal dengan dia?
Siapa dia? Apakah dia salah satu teman SMA-mu?
Ricky: Bukan, Mel. Perempuan itu
bukan teman SMA-ku.
Melody: Jadi, dia adalah Fita?
Berarti kamu sudah bisa membalas rasa cinta itu pada dia?
Ricky: Bukan Fita juga, Mel. Kamu
penasaran kan siapa perempuan itu?
Melody hanya mengangguk, ia
sangat penasaran akan sosok ‘perempuan misterius’ yang sanggup mendapatkan
cinta dari Ricky. Kemudian Ricky tersenyum dan melanjutkan perkataannya.
Ricky: Perempuan itu... adalah
kamu, Melon.
Melody(terkejut): Eh... kamu
bercanda kan, Ricky.
Ricky: Aku tidak sedang bercanda,
Melon. Tadi aku bilang kalau kamu mengenalnya, bukankah kamu mengenal dirimu
sendiri? Aku mencintai kamu sejak masa amnesiaku, perasaanku padamu membesar hari
demi hari setelah semua ingatanku kembali. Maukah kamu menjadi kekasihku,
Melody Laksani?
Melody: Emm, kalau kamu tidak
bercanda, kenapa kamu bilang kalau kita pernah... berciuman? Seingatku kita
tidak pernah berciuman, apakah maksud kamu di dalam mimpimu?
Ricky: Bukan, Mel. Aku dan kamu
pernah berciuman, bukan di dalam mimpi. Tapi cara ciuman kita juga secara tidak
langsung. Aku akan menjelaskan padamu, tapi sebelum itu kamu jawab dulu, apakah
kamu mau jadi kekasihku atau tidak.
Melody: Aku mau jadi kekasihmu,
Ricky Kusnadi.
Ricky: Kamu sungguh-sungguh mau?
Meskipun aku hanya seorang bellboy?
Melody: Ih, aku sungguh-sungguh,
Ricky. Aku juga punya rasa cinta pada kamu, makanya aku mau menerima kamu jadi
kekasih.
Ricky tersenyum senang, ia meraih
kedua tangan Melody dan menciumnya dengan tulus, Melody juga tersenyum bahagia
menatapnya. Mereka saling berpandangan dan kedua tangan masih saling
menggenggam.
Ricky: Terima kasih, Melon sayang.
Aku senang kamu mau jadi kekasihku.
Melody: Iya sayang, aku
mencintaimu dengan tulus, karena aku bukanlah gold digger.
Ricky: Wow, kamu tahu istilah itu
juga, sayang?
Melody: Tahu dong, memangnya kamu
juga tahu?
Ricky: Ya tahulah, aku tahu dari
beberapa video di youtube yang kutonton sekitar setahun lalu. Tapi menurut aku
sih istilah itu tidak hanya berlaku pada cewek, karena aku juga bisa dianggap
seperti itu.
Melody: Hmm, aku gak anggap kamu
begitu kok, dan aku yakin kalau orang lain gak akan menganggapmu begitu juga,
karena kamu bisa menghidupi diri kamu sendiri. Eh, kenapa jadi bahas itu? Ayo,
beritahu aku tadi apa maksud kamu.
Ricky: Beritahu apa, sayang?
Melody: Ih, yang tadi itu... soal
kita pernah berciuman secara tidak langsung, maksud kamu bagaimana?
Ricky: Oh, itu. Jadi gini ya,
kamu ingat kan waktu kita tukaran makanan?
Melody: Iya, aku ingat. Memangnya
kenapa?
Ricky: Waktu itu kan kita tidak
tukaran sendoknya, jadi air liur kita pasti ada yang menyatu, dan itulah ciuman
kita secara gak langsung.
Melody melepaskan genggaman
tangan pada Ricky, raut wajahnya mulai memerah. Ricky pun lanjut bicara.
Ricky: Kenapa, kamu baru sadar
ya, haha.
Melody: Eh, itu ya rupanya, aku
baru sadar.
Ricky: Haha, sama dong. Aku baru
sadar ketika Ega dan Jerry menanyai aku soal kita gak tukaran sendok.
Melody: Hihi, tapi kan kita juga
minum dari sedotan yang sama, Fruit tea kamu dan teh botol SOSRO punyaku.
Ricky: Benar juga ya, hahaha.
Masing-masing setengah isinya kan?
Melody mengangguk sambil tertawa
kecil, Ricky juga tertawa ringan. Mereka terdiam sebentar setelah berhenti
tertawa, dan saling tersenyum.
Ricky: Jadi, kamu menerima aku
apa adanya kan?
Melody: Iya, Ricky. Kalau kamu,
juga menerima aku apa adanya kan?
Ricky: Tentu, Melon sayang. Tapi
aku mungkin akan jarang memanggil kamu ‘Imel’.
Melody: Kenapa? Aku senang kalau
kamu mau manggil aku dengan nama itu. Jangan-jangan kamu masih menganggap nama
itu seperti nama pembantu?
Ricky: Eh, bukan-bukan. Ada
alasannya, sebentar ya.
Melody menunjukkan raut wajah cemberut,
Ricky menekan nomor PIN pada smartphone dari saku celananya, ia menjalankan
internet browser dan mencari sebuah nama di internet. Ia menemukan nama artis
yang mirip dengan nama panggilan pacar barunya beberapa hari lalu, dan sekarang
Ricky menunjukkan hasil pencarian di Google pada Melody.
Melody: Hmm, jadi artis yang
cantik ini namanya juga Imel, dan bukan nama panggilan melainkan nama asli.
Ricky kembali menyimpan
smartphone-nya di saku celana, dan merespon perkataan pacarnya.
Ricky: Iya, Melon sayang. Itu
alasanku, jadi kalau aku manggil kamu ‘Imel’ nantinya aku merasa janggal karena
ada artis yang namanya juga seperti itu. Kamu mengerti kan maksudku?
Melody: Oke, aku mengerti Ricky.
Tapi kalau kamu bilang jarang, bukan berarti kamu tidak akan pernah manggil aku
seperti itu kan?
Ricky: Iya, Imel sayang. Daripada
aku membayangkan wajah kamu adalah wajah artis itu, benar gak?
Melody: Hihi, iya. Kalau begitu
sekarang kamu mau ngajak aku kemana, hari ini kan malam minggu.
Ricky: Wah, benar juga. Gimana
kalau kita ke mall aja, makan siang biasa di food court.
Melody: Boleh, aku yang traktir
ya.
Ricky: Eh jangan, biar aku aja
yang traktir.
Melody: Gak mau ah, kalau kamu
yang traktir berarti posisiku seperti gold
digger dong?
Ricky: Sama, posisiku juga bisa
seperti itu, gini aja deh. Kita bayar masing-masing, setuju?
Melody: Hmm, yaudah deh. Yuk kita
jalan.
Ricky: Ayo, sebelum restoran ini
menetapkan ‘tarif nongkrong’.
Melody dan Ricky tertawa ringan,
mereka berdua beranjak dari tempat duduknya dan bergandengan tangan keluar dari
restoran unik itu. Beberapa pengunjung lain yang dari tadi ada di restoran itu
bersama mereka tidak memperhatikan pasangan itu karena mereka juga asyik dengan
obrolan. Ricky menjalankan motornya dengan dipeluk pacarnya, dengan riang ia
menuju mall yang sering ia datangi dan di hari raya masih buka.
Kini Ricky sudah sampai di mall
yang biasa ia datangi, dimana ada food court tempat Amelia mentraktirnya makan.
Melody juga pernah makan di food court itu. Sesampainya di dalam food court,
Jonathan memanggil mereka sehingga mereka menghampiri pria yang duduk sendiri
itu.
Ricky: Eh Jo, elu kok disini
sendiri? Mana bang Agus? Mana cewek elu?
Jonathan: Haha, kayak wartawan
aja lu Ky, itu bang Agus disana.
Jonathan menunjuk meja dimana
Agus sedang makan dengan lahapnya, Ricky dan Melody memanggut-manggut kemudian
kembali menatap Jonathan. Mereka masih bergandengan tangan.
Jonathan: Kalau cewek gue, ya
lagi-lagi dia PMS jadi malas keluar rumah.
Ricky: Hahah, kayak jomblo aja lu
Jo.
Jonathan: Biarin, yang penting
status gue bukan jomblo. Makanya biar gue gak didekatin cewek-cewek lain,
kalian duduk bareng gue. Sekalian ini sudah mau jam makan siang, biar gue
traktir kalian deh.
Ricky: Hahaha, boleh deh. Tumben
lu mau traktir gue Jo.
Jonathan: Iya, gue yang traktir,
tapi elu yang pesenin Ky. Soalnya gue mau nanya sesuatu pada cewek elu.
Ricky: Jo, awas ya lu, jangan
godain cewek gue.
Jonathan: Iya, gak bakalan,
tenang aja. Makanannya gak usah yang aneh-aneh, biasa saja. Sono pesan, kan gue
yang traktir.
Ricky: Melon sayang, aku pesan
makan dulu ya.
Melody tersenyum dan mengangguk
pada Ricky, kemudian Ricky melangkah ke stand makanan untuk memesan makanan
mereka bertiga sementara Melody duduk berhadapan dengan Jonathan. Kini Jonathan
berniat menanyakan sesuatu pada Melody.
Jonathan: Mel, aku boleh nanya
sesuatu gak?
Melody: Nanya apa? Jangan yang
aneh-aneh ya, misalnya ‘Kamu mau gak selingkuh dengan aku?’. Soalnya jawabanku
sudah pasti enggak!
Jonathan: Wooo, enak saja. Aku
mana mungkin ‘makan’ temen sendiri.
Melody: Hihi, bercanda Jo. Kamu
mau nanya apa?
Jonathan: Gini loh, aku mau tahu
nih, kamu sejak kapan suka pada Ricky?
Melody: Hmm... kenapa kamu mau
tahu?
Jonathan: Ada alasannya, nanti
aku beritahu, tapi kamu jawab dulu pertanyaan itu.
Melody: Oke deh, jadi... aku suka
pada Ricky sejak beberapa hari sebelum dia pacaran dengan Akicha.
Jonathan: Tepatnya tanggal
berapa, Mel?
Melody: Ih, kepo deh. Aku sudah
agak lupa, pastinya sebelum tanggal 24 September. Itu kalau enggak salah ya.
Jonathan(berpikir): Haha, berarti
Ricky bakalan bisa gue dudukin sambil dia push up. Waktu itu taruhannya tanggal
25, dan ini Melody bilang sebelum tanggal 24 dia sudah mulai suka pada Ricky.
Melihat Jonathan yang
cengar-cengir sambil menatap langit-langit, Melody menjentikkan jari di
hadapannya.
Melody: Hey Jo, kok kamu melamun?
Jonathan: Haha, enggak kok Mel,
aku cuma lagi senang aja.
Melody: Senang kenapa?
Jonathan: Aku barusan menang
‘lotere’, hehehe.
Melody(heran): Hah? Maksud kamu?
Jonathan: Aku gak perlu jelasin
sekarang deh arti ‘lotere’. Hehe, kamu dengar aja nanti apa yang aku mau
omongin dengan Ricky.
Melody tidak bertanya lagi,
kemudian Ricky kembali duduk di samping pacar barunya itu.
Ricky: Hei, kalian bicara soal
apa? Kok aku dengar bawa namaku?
Melody: Ini loh sayang, Jo tadi
barusan bilang kalau dia menang lotere.
Ricky: Lotere apaan Jo?
Jonathan: Hahaha, kena lu Ky,
persiapin badan elu untuk push up 80 kali.
Ricky: Lu ngomong apaan sih, Jo?
Kenapa gue harus push up?
Jonathan: Itu loh, soal taruhan
kita waktu sebelum elu jadian dengan Akicha. Coba lu ingat-ingat deh.
Ricky perlahan mengingat
pembicaraannya dengan Jonathan ketika belum pacaran dengan Akicha. Ia terkejut
dan mulai bersandiwara yaitu memegangi kepala dengan kedua tangan.
Ricky: Aduh, gue amnesia lagi,
elu siapa ya?
Jonathan yang memasang muka masam
dan mendengar perkataan Ricky yang jelas-jelas berpura-pura langsung
melayangkan sebuah tabokan pada masing-masing pipi Ricky. Melody hanya tertawa
meskipun tidak mengerti apa yang mereka pertaruhkan.
Ricky: Adududuh Jo, kenapa sih
elu nabok gue?
Jonathan: Biar elu gak amnesia
lagi, kunyuk.
Ricky: Yaelah, itu kan udah
expired, Jo.
Jonathan: Enak aja expired, tadi
gue barusan nanya Melody, rupanya gue menang taruhan, dan itu belum expired
kalau belum sampai satu tahun, standard expired barang-barang manufaktur kan
kebanyakan begitu.
Ricky: Tapi itu kan bukan barang
manufaktur, Jo, jadi sudah expired dong.
Jonathan: Ah, mengelak aja deh
elu. Jadi maksud elu mau mengingkari janji, ckckck cemen.
Ricky: Grrr, iya deh gue tepatin,
puas kan elu.
Jonathan: Hahaha, bagus-bagus.
Makan yang banyak, biar elu ada tenaga. Gue juga mau makan yang banyak mungkin.
Ricky: Kampret lu, kenapa elu
juga ikut makan banyak, nanti elu makin berat dong.
Jonathan: Hahaha, biarin.
Melody: Ini ada apa sih? Kalian
taruhan apa, kok aku dengar kayak melibatkan aku?
Jonathan kemudian menjelaskan
taruhannya dengan Ricky pada Melody, dan setelah mengerti mahasiswi itu
menertawai pacarnya.
Melody: Hihi, kasihan yang kalah
taruhan, nanti aku ikut duduk ya.
Ricky: Eh, jangan dong, nanti
makin susah aku push up.
Melody: Haha, bercanda sayang.
Lagian kamu gak peka sih, aku nunggu sampai setengah tahun baru kamu sadar.
Ricky: Iya, maafkan aku yang gak
peka ya, sayang.
Melody: Hihi, gak apa-apa. Teman
aku nunggu lebih lama kok, hampir setahun.
Ricky: Siapa? Veranda ya? Dia
nunggu Ega nembak dia hampir setahun kan?
Melody: Hehe, iya kamu benar.
Jadi kamu nanti semangat ya push up-nya.
Ricky: Iya sayang. Oh iya Jo,
nanti push up di mana?
Jonathan: Di rumah gue aja, kan
ada ruang khusus untuk olahraga.
Ricky: Hhh, yaudah deh. Eh, itu
dia makanan pesanan kita datang.
Seorang pegawai food court
membawa nampan berisi makanan dan minuman pesanan mereka bertiga, setelah itu
mereka bertiga hendak memulai makan siang. Agus di mejanya sudah terlihat
memegangi perut karena kekenyangan. Ricky dan Melody sudah mulai makan sedangkan
Jonathan bertukar SMS dengan seseorang.
Jonathan: Jef, elu sibuk gak?
Jeffrey: Enggak, kan hari ini
hari raya, elu pikun ya Jo?
Jonathan: Hahah, bukan, gue cuma
mau minta elu bawa handycam kepunyaan elu dan sekarang buruan ke rumah gue.
Jeffrey: Loh, kenapa?
Jonathan: Nanti Ricky mau push
up, jadi elu rekam ya. Sebelum itu, elu sembunyi dulu di salah satu toilet
rumah gue jadi ketika nanti gue pulang ke rumah gue bersama Ricky dan pacarnya,
elu mulai rekam saat gue duduk di pinggang Ricky.
Jeffrey: Wow, jadi Ricky akhirnya
kalah taruhan ya?
Jonathan: Haha, iya, gue tanya
pada pacarnya alias Melody ketika dia pergi memesan makanan, sekarang kami lagi
di food court. Elu buruan datang duluan ke rumah gue.
Jeffrey: Sip deh Jo, sekarang gue
siap-siap dulu, nanti kalau gue udah sampai baru elu pulang ya.
Jonathan: Oke Jef, sekarang gue
akan tahan dia selama mungkin.
Tidak ada balasan lagi dari
Jeffrey, Jonathan memasukkan smartphone ke saku kemejanya, kemudian Ricky
bicara padanya.
Ricky: Woi Jo, bukannya langsung
makan, malah SMS-an dengan pacar, itu makanan elu sudah dingin.
Jonathan: Haha Ky, gue barusan
bukan SMS-an dengan pacar gue kok.
Ricky: Jadi siapa? Selingkuhan
elu?
Jonathan: Bukan, tidak terlalu
penting deh buat elu Ky, yang jelas gue tidak selingkuh.
Ricky hanya memanggut-manggut, ia
tidak bertanya lebih lanjut lagi. Setelah selesai makan, Ricky menunggui Melody
dan Jonathan yang melanjutkan makan, ia meminum jus melon yang tadi dipesannya.
Melody yang sudah selesai makan pun menanyai pacarnya yang tidak biasanya
meminum jus itu.
Melody: Sayang, kok kamu bukan
minum jus jeruk seperti biasanya?
Ricky: Wow, bener kan kamu
perhatian padaku, hehe. Kamu hapal minuman yang sering aku pesan di kantin.
Melody: Ahaha, apaan sih, ini jus
apa yang kamu minum?
Ricky: Ini kan jus ‘kamu’, ehehe.
Melody: Eh, ‘aku’? Jus melon ya?
Ricky: Nah iya, hehehe. Kenapa?
Kamu merasa seperti aku menghisap darah kamu ya?
Melody: Ih, enggak kok hihi.
Lagian darah aku kan warna merah.
Ricky: Ya... siapa tahu darah
kamu berubah warna karena jadi kekasihku dan kujuluki seperti buah, hehe.
Melody tertawa lepas, Ricky juga
tertawa ringan. Jonathan yang sudah selesai makan kemudian berdehem.
Ricky: Eh, kenapa elu Jo?
Tenggorokan gak enak ya, berarti gak jadi dong gue push up.
Jonathan: Enak aja lu, pasti jadi
lah. Tenggorokan gue baik-baik aja, kan gue cuma mengingatkan pada elu biar gue
tidak jadi obat nyamuk.
Ricky: Haha, yasudah kan elu
sudah selesai makan, langsung aja kita ke rumah elu.
Jonathan: Entar dulu Ky, karena
gue baru selesai makan jadi jangan langsung bergerak dong.
Ricky: Ckck, yaudah deh.
Ricky mengelus lembut kepala
Melody yang bersandar pada pundak kanannya, Jonathan tidak melihat kemesraan
mereka karena sedang SMS-an dengan Jeffrey lagi.
Jonathan: Gimana Jef? Elu udah
sampai di rumah gue?
Jeffrey: Udah sampai sih, tapi
gue gak tahu nih toilet yang mana harus menjadi tempat gue sembunyi.
Jonathan: Gampang itu, tapi gue
tanya elu dulu deh, handycam-nya elu bawa kan?
Jeffrey: Bawa lah, jadi dimana
nih? Toilet dirumah elu kan ada 5.
Jonathan: Ya terserah elu deh,
kalau gue sarankan sih di toilet yang dekat dengan ruang khusus olahraga aja.
Jeffrey: Oke deh, nanti kalau elu
udah ada di ruangan itu SMS gue ya.
Jonathan: Sip, sekarang gue akan
kesana, oh iya elu suruh satpam sembunyikan motor elu di garasi atau dimana aja
deh, biar gak ketahuan Ricky.
Jeffrey: OK.
Jonathan menyimpan smartphone-nya
di saku celana, ia mengajak Ricky ke rumahnya.
Jonathan: Ky, ayo buruan ke rumah
gue, untuk push up 80 kali.
Ricky: Oke, tapi gue ajak Melody
ya, kan tadi gue bareng dia.
Jonathan: Yaudah ajak aja, biar
ada penonton tambahan selain bang Agus, hahaha.
Ricky: Satu lagi, awas ya kalau
elu rekam.
Jonathan: Gimana caranya coba gue
rekam, kan gue dudukin elu.
Ricky: Ya... kan bisa aja elu
suruh bang Agus rekam dengan handycam punya abang elu.
Jonathan: Kagak bakalan, elu
tenang saja. Siapin fisik dan mental elu, karena sepertinya berat badan gue
naik akhir-akhir ini.
Ricky memasang muka masam pada
Jonathan, Melody dan Jonathan menertawainya. Setelah Jonathan membayar makanan
dan minuman pesanan di food court itu, ia juga mengajak Agus pulang ke
rumahnya. Mereka berempat berangkat ke rumah Jonathan, Ricky bersama Melody
menaiki motor Ricky meskipun tadi Jonathan sempat iseng menawari agar Melody
naik ke mobilnya namun Melody memilih bareng dengan Ricky. Di tengah perjalanan
rupanya hujan gerimis mulai turun, maka Ricky memberhentikan motor sejenak dan
ditunggui mobil Jonathan. Ricky melepas jaketnya dan memakaikan untuk menutupi
kepala pacarnya. Setelah itu mereka buru-buru melanjutkan perjalanan ke rumah
Jonathan dan saat sampai hujan mulai deras.
Ricky dan Melody sudah duluan
sampai di depan pintu rumah Jonathan sehingga mereka tidak terlalu banyak kena
air hujan. Jonathan telah selesai memarkirkan mobilnya di dalam garasi dengan
posisi menutupi motor Jeffrey agar tidak akan terlihat Ricky dari depan pintu
rumah, ia berpikir untung saja Ricky tidak memperhatikan ke arah garasi karena
perhatian Ricky tidak terlepas dari pacarnya, Melody.
Agus sudah terkekeh ketika
melihat motor Jeffrey, dan Jonathan memberitahu bodyguard-nya kalau rencana
waktu itu jadi dijalankan, yaitu Jeffrey yang merekam aksi push up Ricky.
Mereka berdua kemudian berjalan ke pintu depan untuk menemui Ricky dan Melody
yang melihat derasnya hujan. Jonathan membuka pintu depannya dan Agus masuk
terlebih dulu.
Jonathan: Yuk, masuk Ky, Mel.
Pasangan itu mengangguk, dan
masuk ke dalam rumah Jonathan. Kemudian Jonathan menutup pintu, dan buka suara
melihat ekspresi Ricky yang terkejut karena meja-meja hidangan acara tadi malam
masih seperti posisinya masing-masing.
Jonathan: Kenapa Ky, kok elu
kayak terkejut sih?
Ricky: Ini kok meja-meja hidangan
semalam belum dipindahkan?
Jonathan: Ya maklumlah Ky, kan
acaranya baru semalam, jadi kami sekeluarga cuma sempat mindahin makanan dan
minuman yang tersisa, biar sekeliling rumah gak bau. Itu pun sudah dibantu para
pembantu.
Ricky: Oh iya, sekali lagi maaf
ya Jo, elu sampai buat acara besar gara-gara gue.
Jonathan: Udahlah Ky, gue ikhlas
kok. Lagian acaranya gak sia-sia, kan banyak teman-teman sekelas kita yang bisa
nostalgia.
Ricky: Hmm, baguslah kalau
acaranya gak sia-sia, soalnya seingat gue kan reuni direncanakan 9 tahun lagi
kan?
Jonathan: Haha, bagus Ky kalau
elu masih ingat, jadi acara semalam juga sekaligus mengingatkan mereka semua
juga, siapa tahu nanti ada diantara mereka yang ganti nomor HP. Semalam aja ada
Bagas dan Aristyo yang rupanya udah ganti nomor HP.
Ricky: Kalau ada diantara mereka
yang ganti HP, menurut gue sih gak masalah asalkan facebook mereka aktif terus.
Jonathan: Iya, tapi kalau
facebook mereka di-hack dan digunakan orang lain, kan jadi susah kalau nomor HP
juga sudah ganti.
Ricky: Nah, ini nih. Elu lupa ya
Jo, kan elu bisa mengambil balik lagi, percuma dong elu kuliah di Fakultas
Teknologi.
Jonathan: Oh iya, baru ingat gue,
ahahah. Sekarang ayo elu siap-siap push up 80 kali sambil gue dudukin.
Ricky: Yaaaahh..... ternyata elu
ingat Jo, gue pikir dengan obrolan barusan elu bisa lupa.
Jonathan: Enak aja, mau lolos aja
lu. Ckck tidak bisa, tidak bisa.
Kalimat terakhir Jonathan
diucapkannya sambil membuat angka 1 dengan tangan kanan dan menggoyangkan jari
telunjuknya ke kanan dan ke kiri. Ricky memasang muka menderita berharap
Jonathan membatalkan ‘hukuman’ padanya, tapi Jonathan malah menertawai muka
menderita yang dibuat-buatnya begitu juga Melody.
Mereka berjalan ke ruangan di
rumah itu yang khusus untuk olahraga, ruangan itu ada di sisi samping kiri
rumah dengan adanya jendela yang bisa melihat derasnya hujan di luar. Agus
sudah menunggu mereka sambil tersenyum usil.
Ricky: Elu gak rekam kan Jo?
Jonathan: Enggak akan, tenang
aja.
Ricky: Bang Agus gak bawa
handycam kan?
Agus: Den Ricky coba lihat,
tangan saya kosong kan? Heheh.
Ricky: Ya siapa tahu aja ada
kamera CCTV di ruangan ini dan bang Agus pegang remote-nya.
Ricky melihat sekeliling ruangan
itu, ia memeriksa setiap sudut dan tidak menemukan ada kamera tersembunyi.
Jonathan: Yaelah Ky, kurang
kerjaan banget gue masang kamera CCTV di ruangan ini, kalau cuma untuk rekam
elu yang mau push up.
Ricky: Hmm, oke gue percaya.
Bentar gue persiapan dulu.
Setelah meregangkan badan
sejenak, Ricky mengambil posisi untuk push up. Melody yang masih mengenakan
jaket milik Ricky pun buka suara.
Melody: Ayo sayang, kamu pasti
bisa.
Ricky menoleh pada pacarnya dan
mendongak, ia tersenyum dan dibalas senyuman penyemangat dari Melody. Tiba-tiba
senyuman Ricky berganti menjadi suara mengaduh karena Jonathan mulai menduduki pinggangnya.
Jonathan: Ayo Ky, mulai. Terserah
elu mau cepat atau pelan.
Jonathan menyuruhnya mulai karena
dibalik pintu ruangan itu yang terbuka sudah ada Jeffrey yang bersiap merekam.
Jonathan mengetahuinya karena ia melihat ada lampu warna merah yang menyala di
dekat lensa handycam yang dipegang Jeffrey.
Ricky mengambil nafas sejenak dan
menghembuskannya, ia memulai push up dengan pelan. Sekali... Dua kali... hingga
sepuluh kali ia belum merasa berat, tapi ketika melakukan push up ke-40 kali ia
mulai merasa lelah.
Jonathan: Kenapa, Ky? Baru 40
kali nih, ayo 40 kali lagi.
Ricky: Istirahat semenit Jo.
Jonathan: Oh, oke deh.
Jonathan beranjak dari ‘tempat
duduknya’ dan Ricky berbaring telungkup di lantai ruangan itu. Melody berlutut
di sampingnya dan mengelap keringat di wajah pacarnya dengan beberapa lembar
tisu yang ia bawa di tas warna merahnya. Mereka saling tersenyum sampai waktu
semenit itu habis.
Ricky kembali push up setelah
Jonathan mendudukinya lagi, Jeffrey mulai kembali merekam aksinya tanpa
diketahui Melody dan Ricky. Agus terkekeh dan menahan tawa melihat Jeffrey yang
cengar-cengir sambil merekam.
Setelah selesai push up 40 kali
lagi, Ricky nafasnya sudah ngos-ngosan, ia ‘tumbang’ yaitu berbaring telungkup
lagi di lantai ruangan itu. Jonathan yang sudah beranjak dari pinggang Ricky
kemudian membuka pembicaraan.
Jonathan: Ah, payah lu Ky, kalau
elu capek gue juga capek ngitungin dari tadi.
Ricky: Haaah... Haaah... elu
capeknya dikit aja Jo, gue lebih capek.
Jonathan: Eitss, sebenarnya
selain ngitungin gue juga capek di kaki, soalnya harus menyeimbangkan badan gue
agar gak jatuh karena gerakan push up elu Ky.
Ricky: Haaah... Haaah, benar juga
sih. Makanya elu jangan terlalu berat, jadinya susah kan menyeimbangkan diri
kalau duduk seperti tadi.
Jonathan: Ah, enggak kok, itu gak
ada pengaruhnya keles. Elu silahkan istirahat, gue mau keluar bentar. Bang
Agus, awasin mereka biar gak macam-macam, takutnya mereka aneh-aneh sebagai
pasangan kekasih.
Agus: Siap den Jo!
Ricky: Enak aja lu, nuduh gue.
Lagian gue masih capek seperti ini mau berbuat macam apa coba?
Jonathan hanya tertawa mendengar
keluhan temannya yang tidak menoleh ke belakang yaitu ke arahnya, ia memberi
kode agar Jeffrey segera pergi dari balik pintu ruangan itu yang masih terbuka,
sebelum Melody menyadari keberadaan Jeffrey dan memberitahu pacarnya yang masih
ngos-ngosan.
Agus dari tadi menahan tawa, ia
membayangkan bagaimana jadinya kalau video yang tadi direkam oleh Jeffrey
disebar ke facebook karena memang itu rencana Jonathan akibat dikatain ‘sok
tahu’ oleh Ricky.
Agus: Den Ricky, kapan jadiannya
dengan non cantik ini?
Karena Ricky masih ngos-ngosan,
Melody yang menjawab pertanyaan Agus.
Melody: Bang Agus, kami baru hari
ini jadian kok.
Agus tentu terkejut, dan ia
buru-buru bertanya lagi.
Agus: Loh, tapi kok kemarin
katanya kalian sudah pacaran?
Ricky: Kalau kemarin cuma
bohongan, bang Agus. Biar Jonathan gak nagih PJ pada saya, soalnya kan menurut
dia PJ ditagih pada saat temannya jadian. Dulu Bagas dan Aristyo lolos dari PJ
karena itu, diam-diam pacaran tanpa memberitahu Jonathan dan yang lain.
Agus: Oh, pantesan hehehe.
Agus lalu menanyai mata kuliah
yang ada di Fakultas Psikologi, Ricky menyebutkan beberapa yang membuat Agus
sedikit takjub karena terdengar susah menurutnya, tapi Ricky mengatakan kalau
sebenarnya mata kuliah yang disebutkannya tak terlalu susah, ia juga kemudian
menyebutkan beberapa mata kuliah lain yang susah di semester 5 dan semester 4
lalu.
Setelah sekitar 10 menit hujan
pun reda, Ricky juga sudah tidak capek lagi, ia berdiri sambil memegangi
pinggangnya ketika Jonathan sudah kembali masuk ke ruangan yang pintunya masih
terbuka itu.
Jonathan: Gimana Ky, udah hilang
kan capeknya?
Ricky: Iya, gak capek lagi, tapi
encok gue kumat.
Jonathan: Hahaha, bohong aja lu,
sejak kapan elu pernah encok. Mau gue tambahin push up-nya biar beneran encok?
Ricky: Ya enggaklah, gila lu Jo.
Jonathan dan Agus kembali
menertawai Ricky yang masih memegangi pinggang belakangnya sambil memasang muka
masam, Melody menahan tawa dan menganggap tindakan Ricky tadi yaitu menyanggupi
push up 80 kali sebagai salah satu ‘bukti cinta’ Ricky kepadanya.
Tak lama setelah itu, Ricky pamit
pada Jonathan untuk pulang ke tempat kos, terlebih dulu ia hendak mengantarkan
pacar barunya untuk pulang.
Setelah beberapa menit di jalanan
yang tidak terlalu ramai, Ricky menghentikan motornya tiba-tiba. Pacar barunya
kemudian bertanya kepadanya.
Melody: Kenapa, sayang? Kamu
ketinggalan sesuatu di rumah Jonathan?
Ricky: Enggak kok Melon, aku baru
ingat hari ini aku janji pada Michelle kalau aku akan ke rumah ketika sore
hari.
Melody: Hmm, yaudah, aku ikut ya,
biar sekalian adik kamu tahu kalau kamu punya pacar baru.
Ricky mengangguk, ia kemudian
mengeluarkan smartphone dan SMS sebentar dengan seseorang, yaitu detektif yang
ditugaskan menjaga Michelle. Setelah selesai Melody yang bingung pun bertanya
padanya.
Melody: Ricky, kamu barusan
SMS-an dengan siapa? Kok kayaknya bukan Michelle.
Ricky: Memang bukan Michelle,
sayang. Aku barusan memberitahu detektif yang jadi bodyguard-nya Michelle agar dia
mengizinkan aku ke rumah, kamu tahu kan kalau aku dulu diusir oleh Ayahku.
Melody: Hmm, gitu ya. Jadi
bagaimana, detektif itu mengizinkan?
Ricky: Iya, dia mengizinkan, kata
dia kemarin Michelle sudah bilang kalau aku mau datang ke rumah sore hari ini,
untuk ketemu Richard, soalnya kemarin Richard gak mau makan kalau aku gak janji
untuk datang hari ini.
Melody: Oh, sampai segitunya ya
Richard kangen dengan kamu.
Ricky: Iya, aku nanti mau kenalin
kamu pada Richard juga sebagai kekasihku, seperti ketika aku pernah kenalin
Akicha padanya sebagai kekasihku.
Melody tersenyum, ia menyandar
pada punggung Ricky yang sudah kembali menjalankan motor menuju rumah orang
tuanya untuk bertemu Richard.
Setelah sampai di depan gerbang
rumah, Ricky memberhentikan motor sejenak. Ia kemudian membuka gerbang dan
mendorong motor ke dalam kawasan rumahnya. Tidak dilihatnya ada Richard yang
biasanya sore hari bermain di luar. Setelah menutup kembali gerbang rumah,
Ricky menggandeng pacar barunya sampai ke pintu depan rumah itu. Diketuknya
perlahan dan tiba-tiba pintu itu terbuka, rupanya Richard yang membuka pintu
dari dalam. Richard menggonggong senang ketika bertemu Ricky. Ricky mengelus
kepalanya dan memeluk anjing husky
itu sejenak, ia iseng menanyai apakah Richard sudah mandi atau belum yang tentu
dijawab Richard dengan gonggongan yang seolah mengatakan ‘Udah dong, Ricky’.
Melody tersenyum melihat keakraban pacar barunya dengan anjing peliharaan yang
jarang ditemuinya. Ricky kemudian mengenalkan Melody sebagai pacar barunya,
namun ekspresi wajah Richard seolah mengatakan ‘Ricky, bukannya pacar kamu
adalah Akicha?’ lalu Ricky membisikkan sesuatu untuk menjawabnya. Melody
terheran, dan ia langsung bertanya pada Ricky karena merasa dibicarakan.
Melody: Ricky, kamu barusan
bisikin apa pada Richard?
Ricky: Aku cuma menjawab
pertanyaan Richard kok, sayang.
Melody: Eh, memangnya Richard
bisa bertanya padamu? Dan kamu bisa mengerti?
Richard menggonggong seolah
mengatakan ‘Tentu dong, aku mengerti’. Melody terkejut mendengar gonggongan
anjing itu yang seperti mengatakan sesuatu.
Ricky: Tuh kan, barusan Richard
bilang ‘Tentu dong, aku mengerti’.
Melody: Ih hahah, sok tahu kamu,
lalu tadi Richard nanya apa?
Ricky: Tadi Richard nanya padaku
begini, “Ricky, bukannya pacar kamu adalah Akicha?”
Melody: Hahaha, masa sih?
Ricky: Iya, memang dia tanya
begitu, jadi aku bisikin untuk menjelaskan pada dia, kalau aku sudah putus
dengan Akicha sebelum tahun baru dan baru tadi jadian dengan kamu. Gini-gini
Richard tahu loh kalau biasanya manusia punya 1 pacar aja. Aku pernah
memberitahu dia ketika aku mulai masuk SMA kelas 1, soalnya ketika itu ada
beberapa teman sekelas aku yang datang dengan pacarnya ke rumah ini untuk
mengerjakan tugas kelompok.
Melody: Hihi, hebat dong Richard.
Bisa mengerti banyak bahasa manusia.
Richard lagi-lagi menggonggong,
seolah mengatakan ‘Iya dong, aku kan memang hebat’.
Ricky: Tuh kan, Richard barusan
bilang, “Iya dong, aku kan memang hebat”.
Melody: Ih, jangan-jangan kamu
punya telepati, tapi telepati yang tidak biasa yaitu berkomunikasi dengan hewan
hihihi.
Ricky: Hahaha, kan aku dari dulu
sudah bersama Richard, sejak awal kelas 6 SD ketika Richard belum berusia 2
bulan.
Melody memanggut-manggut,
kemudian Ricky menanyakan apakah Richard kemarin makan dan dijawab Richard
dengan gonggongan yang mengatakan ‘Aku kemarin makan kok, Ricky, karena kamu
mau datang’. Di ruang tamu terdapat Michelle yang asyik menonton TV bersama
Shani, Yupi, Shania, dan Hanna. Ricky mulai bicara pada mereka.
Ricky: Oh, pantesan gak ada yang
bukain pintu, rupanya pada asyik nonton TV toh.
Kelima gadis SMA yang mengenakan
pakaian biasa itu menoleh pada Ricky, dan Michelle buka suara.
Michelle: Eh, kak Ricky, kapan
datangnya?
Ricky: Barusan, untung aja
Richard bukain pintu.
Michelle beranjak dan menghampiri
Ricky, ia memeluk abang satu-satunya itu.
Michelle: Kak Ricky, aku kangen.
Ricky: Lah, katanya kemarin gak
kangen.
Michelle: Ih, kan jadi kak Ricky
datang cuma buat nemuin Richard nih?
Ricky: Ya enggak dong Lele
sayang, kalau Kakak cuma mau nemuin Richard gak mungkin kan Kakak masuk sampai
sini, paling cuma di dekat pintu depan.
Michelle melepaskan pelukan, ia
menatap abangnya yang tersenyum padanya, ia pun balas tersenyum pada Ricky.
Kemudian pandangannya beralih pada wanita disamping Ricky yang juga sedang
tersenyum, yaitu Melody.
Michelle: Eh, ada kak Melody.
Pasti kak Ricky minta temanin ke sini kan, maklum deh jomblo yang pernah
amnesia.
Mendengar itu Ricky langsung
mengacak-acak rambut Michelle, Melody bersama empat gadis SMA yang lain
menertawainya, begitu juga Richard. Michelle cemberut sambil merapikan
rambutnya.
Michelle: Kak Ricky kenapa sih?
Benar kan yang aku bilang, kak Melody dimintai menemani Kakak.
Melody: Kamu salah Chel, hihihi.
Michelle: Eh, maksudnya apa ya?
Ricky: Melody pacar baru Kakak,
Lele yang tidak kusayangi lagi.
Michelle: Ih, aku kan cuma
bercanda Kak. Aku juga tadi mikirnya Kakak sudah pacaran dengan kak Melody kok.
Ricky: Haha, makanya jangan
ngejek Kakak terus.
Ricky mengenalkan Melody sebagai
kekasih barunya pada teman-teman Michelle, kini pasangan baru itu ikut duduk di
sofa untuk menonton TV. Mereka terus bergenggaman tangan sambil sesekali bicara
dengan Richard.
Sekitar satu jam setelah itu,
Ricky permisi duluan pada kelima gadis SMA itu, dan ia juga mengatakan pada
Richard agar jangan mogok makan karena kangen padanya. Richard mengiyakan
nasehat Ricky, ia mengantar tuannya ke luar rumah sampai di gerbang bersama
Michelle. Setelah mulai menjalankan motornya, Ricky dan Melody melambaikan
tangan pada Richard dan Michelle yang juga melambaikan tangan,
Tibalah Ricky di depan rumah
Melody sekitar 20 menit kemudian, dan mereka membuka pembicaraan di pintu
depan.
Melody: Ricky, kalau seandainya
aku tidak punya waktu luang untuk mendengar kamu curhat, berarti kamu tidak
akan menjadikan aku kekasihmu?
Ricky: Tentu saja tetap, sayang.
Aku hanya perlu meminta kamu di lain hari sampai kamu ada waktu luang, hehe.
Melody tersenyum, Ricky juga
tersenyum tulus pada kekasih barunya. Mereka berpandangan selama beberapa
detik, kemudian mulai mendekatkan wajah dan akhirnya berciuman. Suara pintu
rumah yang terbuka menghentikan ciuman mereka, rupanya Nabilah yang muncul dari
dalam rumah.
Nabilah: Kak Imel baru pulang?
Eh, ada kak Ricky juga.
Ricky: Hai Nabilah, bagaimana?
Kamu tiap hari belajar untuk UN ya?
Nabilah: Iya, kak Ricky, aku
nunggu kak Imel pulang biar bisa ngajarin aku soal matematika yang kak Frieska
tidak bisa.
Ricky: Oh gitu, maaf ya aku udah
membuat kamu jadi terhambat belajarnya.
Nabilah: Eh, gak apa-apa kok Kak.
Tadi pagi kak Imel sempat ngajarin aku caranya tapi aku lupa lagi pas mau
ngerjain soal lain yang bentuknya seperti itu.
Melody: Sayang, kamu mau gak
ajarin Nabilah soal matematika?
Ricky: Eh, tapi aku udah agak
lupa pelajaran matematika SMP.
Nabilah: Kak Ricky coba lihat
aja, soalnya mengenai persamaan garis singgung lingkaran.
Ricky: Oh, kalau itu sih aku
masih ingat. Oke deh, aku akan ajarin kamu.
Nabilah mengajak Ricky masuk ke
dalam rumah, Melody menutup pintu rumah itu sambil mengikuti adik bungsunya
yang sudah duduk di sofa ruang tamu dan ada beberapa buku pelajaran matematika
serta buku tulis.
Ricky mulai mengajari soal
matematika tingkat SMP dengan topik ‘Persamaan Garis Singgung Lingkaran’.
Nabilah nampaknya dapat mencermati dan bisa mengerjakan beberapa soal yang ada
di buku pelajarannya. Melody tersenyum bahagia melihat Ricky bisa akrab dengan
adik bungsunya. Tak lama kemudian Frieska membawakan minuman berupa air dingin
biasa, Ricky berterima kasih pada adik pacarnya itu yang menyuguhkan minuman
disaat ia merasa sedikit haus.
Sejam kemudian Ricky sudah
selesai mengajari Nabilah mengenai topik pelajaran itu, Melody bicara dengan
pacar barunya itu di depan pintu rumah.
Melody: Makasih ya Ricky, kamu
mau mengajari Nabilah, soalnya topik garis singgung itu aku tidak paham
semuanya.
Ricky: Iya sama-sama, aku juga
senang kalau Nabilah sudah menguasai topik itu. Ngomong-ngomong tadi kita
ciuman terputus ya, mau disambung lagi.
Melody: Ihihih, kapan-kapan aja
deh, nanti kamu gak bisa berhenti.
Ricky: Haha, yaudah deh. Aku
pulang dulu ya sayang.
Melody: Iya, hati-hati sayang.
Ricky berjalan menuju motornya,
ia sudah kembali memakai jaketnya sehabis tadi pulang dari rumah Michelle dan
melaju ke rumah Melody. Pasangan baru itu saling melambaikan tangan dan
tersenyum, Ricky mulai menjalankan motornya pulang ke tempat kos.
Malam hari di tempat kos, sehabis
Ricky selesai makan malam bersama para penghuni kos lainnya, ia langsung duduk
bersandar di sofa kamarnya. Kini ia mengirim pesan LINE pada pacar barunya.
Ricky: Hai Melon sayang, kamu
sudah makan malam?
Melody: Sudah dong sayang, kamu
sendiri?
Ricky: Aku baru aja selesai, dan
sekarang aku lagi duduk sandaran di sofa kamarku.
Melody: Eh, kamar kamu ada sofa?
Ricky: Iya, kamar penghuni kos
yang lain juga ada kok. Kamu kan pernah datang ke tempat kos, memangnya kamu
gak lihat ‘contoh kamar’nya.
Melody: Hihi, enggak sayang,
soalnya tujuan utama aku kan buat ngasih kamu coklat.
Ricky: Wow, kasih lagi dong.
Melody: Iya, nanti Valentine
tahun depan aja ya, hihihi.
Ricky: Haha, iya deh, lagian
coklat itu memang manis, tapi...
Melody: Tapi aku lebih manis,
kamu mau bilang itu kan?
Ricky: Haha, bukan, GR deh kamu.
Aku cuma mau bilang fakta sih, kalau mengonsumsi makanan atau minuman manis
setiap hari tidak baik untuk kesehatan, kamu tahu kan yang aku maksud?
Melody: Iya, aku tahu kok sayang.
Hmm, aku mau nanya sesuatu nih sayang, tapi kamu jangan tersinggung ya?
Ricky: Kamu mau nanya soal apa?
Aku janji gak akan tersinggung.
Melody: Sebenarnya aku udah mau
nanya ini sejak pertama kali aku tahu pekerjaan kamu, yaitu soal motor kamu.
Kalau aku lihat motor kamu keren dan pastinya mahal, kamu dapat darimana?
Ricky: Oh, itu, hahah. Kamu bukan
orang pertama yang nanyain itu kok, sayang. Yakin nih kamu mau tahu darimana
aku dapat motor itu?
Melody: Emm, aku gak mau
berpikiran negatif tentang kamu, makanya aku menanyakan ini.
Ricky: Aku ngerti kok Imel, jadi
sebenarnya... motor itu diberikan oleh Bos tempat aku bekerja.
Melody: Eh, Bos kamu? Berarti
pemilik SKYPILLAR HOTEL dong?
Ricky: Nah, kamu benar. Aku
diberikan motor itu saat mulai bekerja sebagai bellboy, biar aku ada kendaraan untuk pergi ke tempat kerja dan
kuliah.
Melody: Wah, tapi kok Bos kamu
sebaik itu? Memangnya Anthony tidak iri?
Ricky: Iri kenapa? Karena Anthony
gak diberikan motor juga?
Melody: Iya, soalnya aku lihat
motornya Anthony biasa saja, tidak terlihat mahal.
Ricky: Haha, itu sebenarnya
Anthony punya motor yang keren, tapi punya abangnya dan kadang-kadang mereka
tukaran motor, karena motornya Anthony kecepatannya lebih tinggi dan asapnya
lebih sedikit dari motor keren abangnya.
Melody: Oh, terus kamu yakin
kalau Anthony tidak iri?
Ricky: Tenang aja sayang, aku
pernah bicara pada Anthony kok soal ini, dan dia bilang wajar karena aku kan
diusir orang tuaku sedangkan Anthony tidak.
Melody: Eh, maaf ya sayang, aku
jadi buat kamu sedih.
Ricky: Iya enggak apa-apa, jangan
dibahas lagi ya. Oh iya, kamu tahu gak kalau hari Senin tanggal 23 universitas
Patmangin libur dalam rangka hari ultah ke-10.
Melody: Eh iya, aku baru ingat,
aku sempat kepikiran kalau hari Senin akan kembali menghadapi mata kuliah yang
materinya rumit. Rupanya gak jadi, hihi.
Ricky: Haha, yaudah deh kamu
sudah mau istirahat atau belum?
Melody: Oh iya, udah jam 9
rupanya. Aku mau istirahat dulu ya sayang.
Ricky: Ya, selamat istirahat.
Good Night, I Love You.
Melody: Good Evening, I Love You
too.
Ricky tersenyum membaca pesan
terakhir pacarnya, Melody membalas seperti itu karena ia tahu Ricky tidak
langsung tidur setelah chat mereka. Dan benar saja, Ricky menonton pertandingan
sepakbola siaran langsung karena klub favoritnya bertanding bersama Rama dan
Andrew yang habis menjelang pukul 12 malam. Ricky langsung tidur setelah
pertandingan itu selesai ditontonnya, ia berniat pergi ke gereja menemani
Michelle esok paginya.
~---------------------0-O-0---------------------~
Tanggal 23 Maret 2015, ulang
tahun ke-10 universitas Patmangin. Kegiatan proses belajar-mengajar di semua
gedung perkuliahan libur, dengan kata lain mahasiswa dan mahasiswi semua
Fakultas libur. Namun, para panitia yang mempersiapkan perayaan ultah kampus
tidak libur. Mereka diberi hadiah dengan menjadi panitia, apalagi kalau banyak
mahasiswa dan mahasiswi yang hadir untuk memeriahkan acara itu. Hadiahnya
berupa penambahan nilai 2 mata kuliah yang ada di semester yang sedang mereka
jalani, sehingga mata kuliah semester ganjil tidak termasuk.
Ricky menghadiri acara itu
bersama Melody, ia mengetahui info dari Edric kalau akan ada artis ibukota perform di panggung musik Gedung Utara
lantai 3. Karena pasangan itu datang ketika sudah banyak penonton menempati
kursi-kursi di aula itu, maka terpaksa mereka menonton dari bangku barisan
paling belakang. Baik Ricky maupun Melody terheran melihat artis yang perform, karena ramai. Ricky menanyakan
pada Edric, dan dia mendapat info tambahan kalau yang perform adalah JKT48, sebuah idol group dari Jakarta sebagai
ibukota negara Indonesia.
Setelah 3 lagu, para member JKT48
mengucapkan terima kasih dan disambut tepuk tangan yang meriah oleh semua
penonton yang sekitar 60% adalah mahasiswa sedangkan sekitar 40% sisanya
mahasiswi dan para dosen yang hadir. Tepuk tangan seadanya juga diberikan oleh
Ricky dan Melody, karena mereka tidak bisa mendengar jelas lagu yang
dinyanyikan, juga tidak jelas melihat wajah-wajah 16 member itu. Setelah para
member JKT48 pergi ke belakang panggung bersiap untuk undur diri, Melody hendak
membeli minuman di kantin. Ricky menitipkan agar pacarnya membelikan POCARI SWEAT.
Setelah sekitar 10 menit, Melody
tidak kunjung kembali sehingga membuat Ricky khawatir. Ricky pergi memeriksa ke
toilet di lantai itu karena samar-samar ia melihat pacarnya masuk ke dalam
toilet. Setelah menunggu di luar toilet sebentar, Ricky melihat Melody keluar
dari toilet itu dan terheran karena pakaian Melody seperti seifuku member JKT48. (Seifuku yang dikenakan adalah di single
Flying Get dengan baju putih dan rok kuning.)
(Member yang mirip dengan tokoh
dalam cerita diberi tanda ‘?’ setelah nama mereka)
Ricky: Hei sayang, kamu tadi
kemana aja?
Ricky menggenggam tangan ‘Melody’
tapi langsung dilepaskan oleh ‘pacarnya’ itu.
Melody?: Kamu siapa? Kok manggil
aku ‘sayang’?
Ricky: Loh, kamu kan pacarku,
Melody.
Melody?: Kamu salah orang, namaku
bukan Melody. Namaku Delomy, aku member JKT48.
Ricky terkejut, mereka berdua
kemudian dihampiri 15 orang gadis lain yang banyak diantara mereka mirip dengan
gadis-gadis yang dikenal Ricky, ada yang mirip Nabilah, Frieska, dan
sebagainya.
Nabilah?: Hei, kamu siapa? Kok
dekat-dekat kak Delomy?
Merasa mendapat tatapan dari
member JKT48, Ricky berkeringat dingin, ia kemudian ditepuk oleh seseorang dari
belakang. Saat Ricky menoleh, ia lega karena orang itu adalah Melody yang
‘asli’ yaitu pacarnya yang mengenakan kemeja warna orange serta rok selutut
warna hitam.
Melody maupun member-member JKT48
juga sama-sama terkejut, mereka kini tahu kalau tadi ada kesalahpahaman karena
Melody dan Delomy bak pinang dibelah dua.
Setelah kesalahpahaman
diluruskan, para member JKT48 memberitahu Ricky dan Melody kalau idol group itu
punya website khusus dengan nama-nama mereka tercantum. Kemudian para member
JKT48 berlalu meninggalkan pasangan itu yang melihat website yang dimaksud
dengan smartphone Ricky.
Mereka mulai membaca pelan nama
member-member JKT48 yang mirip dengan Melody, Veranda, Nabilah, Naomi, Ayana,
Yupi, Rona, Jeje, Shania, Frieska, Sinka, Haruka.
Ricky & Melody: Delomy
Nurramdhani, Ravenad Tanumihardja, Balinah Ratna Azalia, Shanti Maoni, Anaya
Maeno, Dea Ivayu, Nora Anggreani, Viana Widjaja, Crescentia Nashia, Kefrisa
Anastasia, Kanis Juliani, Maeda Kahura...
Ricky tiba-tiba menutup layar
smartphone-nya sehingga internet browser otomatis berhenti jalan.
Melody: Eh, kenapa sayang?
Ricky: Udah, aku pusing baca
nama-nama mereka, kamu pasti juga pusing kan?
Melody hanya mengangguk, kemudian
ia mendapat SMS dari Ve yang menyuruhnya untuk ke rumahnya Ve sekarang juga.
Pasangan itu segera menuju rumah
Veranda karena Ega juga menelpon Ricky dan menyuruhnya datang, Ega hanya bilang
kalau ada ‘kejutan’ saat Ricky menanyakan kenapa mereka berdua harus datang.
TO BE CONTINUED...
By: E.D.
Komentar
Posting Komentar