GALLANT IMPACT, Chapter 5
Chapter 5: Hidden feelings
Mengetahui siapa yang dimaksud
Akicha, Ricky pun memperkenalkan Melody pada mereka berdua.
Ricky: Oh iya, Akicha, Ayana,
kenalkan ini Melody, anak Fakultas Ekonomi semester 3.
Melody segera menghentikan makan
sejenak, berjabat tangan dengan Akicha lalu Ayana.
Ricky: Nah, Melody. Yang berambut
coklat terang ini namanya Akicha, teman SMA-ku. Kalau yang rambut hitam
kecoklatan namanya Ayana, translatornya
Akicha.
Melody: Emm Ricky, memangnya Akicha gak pandai
bahasa Indonesia?
Ricky: Bisa tapi sedikit banget,
makanya dia ngambil kuliah Fakultas Sastra Inggris, Ayana ini juga sekelas
dengannya tapi sebenarnya sih terlalu cepat lulus SMA. Sekarang sih harusnya
dia kelas 2 SMA. Karena job-nya ini maka dia diluluskan lebih cepat, ayahnya
Akicha yang meminta. Lagipula Ayana selalu rangking 1 semasa SMP makanya dia baru
beberapa minggu sekolah SMA 1 langsung didaftarkan kuliah semester 1.
Melody: Hmm, jadi waktu kamu dan
Akicha SMA, gimana cara dia berkomunikasi dengan teman-teman sekelas, Ky?
Ricky: Dulu translatornya Akicha
bernama Edo, sekarang kira-kira umurnya 24 tahun dan pastinya udah lulus kuliah
karena pas aku dan Akicha SMA kelas 1 dia udah kuliah semester 3 di universitas
ini. Dan Edo-san juga merangkap jadi bodyguard-nya Akicha biar dia gak dibully
atau diganggu murid-murid lain.
Melody manggut-manggut, lalu
melanjutkan makan. Ayana sedari tadi membisikkan apa yang diomongkan Ricky pada
Melody ke Akicha.
Ricky: Akicha, gimana kabarnya
Edo-san?
Akicha mulai bicara dalam bahasa
Jepang, dan Ayana menerjemahkannya.
Ayana: Kata Aki-san, Edo-san
sudah kembali ke Jepang dan bekerja di perusahaan milik Ayahnya Aki-san.
Ricky: Oh, jadi dia gak balik
lagi ke sini? Aku dan Jonathan udah kayak saudara loh sama dia, jadi kami
merasa kehilangan kalau dia udah gak tinggal di Indonesia lagi.
Kembali Akicha dibisikkan pertanyaan Ricky barusan oleh
Ayana, dan Akicha segera menjawab yang lagi-lagi diterjemahkan
Ayana.
Ayana: Kata Aki-san, Edo-san
mungkin akan ke Indonesia lagi waktu liburan tahun baru nanti. Karena Ibunya
tetap tinggal di Indonesia, tidak ikut dia ke Jepang.
Ricky: Wah, bagus deh kalau
begitu. Nanti aku dan Jonathan akan menyambut dia di bandara.
Melody: Emm, Ricky, Akicha,
Ayana, aku balik ke kelas dulu ya, udah mau selesai nih waktu istirahatnya.
Mereka bertiga hanya mengangguk,
lalu Melody sudah menjauhi area kantin ketika Ricky mulai beranjak dari tempat
duduknya.
Ricky: Eh, kita masuk kelas yuk.
Udah hampir habis nih waktu istirahat.
Akicha dan Ayana pun ikut beranjak
dari tempat duduknya, mereka berjalan berdampingan keluar dari kantin.
-----------------------------------------------------------
Keesokan harinya di hari Jumat,
Jonathan tidak makan ke kantin karena sudah makan di rumah, ia memberitahu
Ricky lewat SMS kalau ia pergi ke kelas pacarnya untuk ngapel. Ricky yang baru
masuk ke kantin melihat di meja dekat pojok kantin, dan tampak Ega makin mesra
dengan Veranda. Ia segera menghampiri meja mereka dan ikut duduk.
Ricky: Woi, Ga. Udah jadian lu?
Ve: Sayang, jangan
ditutup-tutupin ya.
Ega: Iya Ky, kenalin pacar owe
yang baru. Jessica Veranda.
Ricky: Gue udah tahu keles, yang
gue belum tahu adalah kapan kalian jadian?
Ega: 2 hari yang lalu. Owe tahu
kok apa mau lu habis ini, Ky.
Ve: Sayang, emangnya apa maunya
bang Ricky?
Ega(terkekeh pelan): Paling juga
minta traktir, bener kan Ky?
Ricky(cengengesan): Nah itu lu
tahu, traktir gue ya Ga, sebagai PJ.
Ega: Oke, lu pesan aja Ky. Kalau
perlu ajak Jerry sekalian.
Ricky: Kayaknya sih gak usah Ga,
karena lu lihat aja deh Jerry lagi ngapain.
Ricky menunjuk meja dimana Jerry
dan Mita pacarnya duduk yang agak jauh dari tempat mereka. Terlihat oleh Ega
dan Ve kalau Jerry sedang menghapus noda makanan di dekat mulut Mita dengan
tisu. Mereka berdua lalu tertawa ringan.
Ega: Yaudah Ky, owe traktir lu
aja. Jerry gak usah, nanti kalau dia tagih PJ ke owe, owe tinggal bilang aja
udah expired hahaha.
Ve: Hihi, ada-ada aja kamu,
sayang.
Ricky: Oke, Ga. Gue pesan dulu
ya.
Dan Ricky pun pergi memesan
makanan, Ega serta Ve melanjutkan makan mereka. Lalu datang Melody bergabung
dengan mereka.
Melody: Ve, aku boleh ikut duduk
kan?
Ega: Kamu temannya Ve kan, silahkan
duduk. Kenalin nama owe Ega, pacar barunya Ve.
Melody(sambil duduk berhadapan
dengan Ve): Ve, apa benar itu?
Ve: Iya, kak Melody. Baru 2 hari
sih.
Melody: Wah, selamat ya. Oh iya,
bang Ega, nama aku Melody.
Ega: Haha, gak usah panggil owe
‘bang’. Langsung nama aja, owe agak janggal dengarnya.
Melody: Hmm, baik. Ega, aku makan
ya.
Ega hanya mengangguk, lalu
melanjutkan makannya. Semenit kemudian Ricky kembali duduk berhadapan dengan
Ega.
Ricky: Eh Mel, kamu baru datang
ya?
Melody mengangguk lalu
melanjutkan makannya.
Ricky: Selamat makan ya,
semuanya.
Tak ada jawaban dari Ega, Ve
maupun Melody karena mereka bertiga juga sedang makan. Ricky pun mulai makan
karena sudah lapar dari sejam yang lalu ketika kuliah masih berlangsung.
Selesai mereka makan, Ega
membayar makanan dan minuman yang mereka pesan. Lalu mereka berempat kembali ke
kelasnya masing-masing, Jerry masih di kantin menemani pacarnya Mita.
Sampai di kelas, Ricky segera
bertanya ke Ega.
Ricky: Ga, gue mau tahu dong
gimana ceritanya 2 hari lalu itu.
Ega: Oke Ky, jadi gini...
Flashback start...
Tanggal 24 September, waktu istirahat pagi di kantin Gedung Utara.
Di meja tempat Ega dan Ve duduk,
terlihat Ve makan dengan lahapnya, sedangkan Ega belum memakan sedikitpun dari
piring makanan yang dia pesan. Dia hanya sesekali minum jus jeruknya sambil
melihat Ve makan. Karena Ve menyadari Ega belum mulai makan, ia pun berhenti
makan untuk bertanya.
Ve: Bang Ega, kenapa gak makan?
Ega: Ve, owe mau ngomong sesuatu
yang penting nih.
Ve: Ngomong aja bang, aku
dengarkan.
(Anggap saja lagu Kibouteki Refrain/Refrain Penuh Harapan dari JKT48 mengiringi dimulainya scene ini hehehehe)
Ega menarik nafas sejenak dan menunduk sambil menghembuskannya, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya yang kanan. Ve melihat Ega menggenggam sebuah kalung dengan kristal berwarna biru kehijauan. Ega lalu menyodorkan kalung itu pada Ve.
Ve: Ini buat aku, bang Ega?
Ega: Kamu pegang dulu sambil
dengar apa yang mau owe omongin selanjutnya.
Ve hanya mengangguk lalu meraih
kalung itu dari tangan Ega, dan Ega kembali bicara.
Ega: Ve, gak tahu kenapa owe
merasa jantung owe berdetak lebih kencang setiap kali bersama kamu. Owe mulai
sayang dengan kamu sejak sebulan ini, kamu mau gak jadi pacar owe? Kalau kamu
nerima owe, pakailah kalung itu. Tapi kalau kamu tolak, celupkan kalung itu ke
jus jeruknya owe.
Ve tersenyum pada Ega, dan Ega
makin deg-degan menunggu reaksinya Ve. Terlihat oleh Ega, Ve mulai memakai
kalung itu. Ega mulai sumringah(senang).
Ve: Bang Ega, aku sebenarnya udah
lama suka sama kamu, dari pertengahan semester 1. Aku nunggu kamu nembak, dan
akhirnya harapan aku terkabul hari ini. Kalung ini bagus juga, bang Ega sayangku.
Ega: Ja-jadi, owe diterima nih
jadi pacar kamu?
Ve mengangguk lalu Ega memeluknya
sejenak.
Ega: Maafin owe ya, tidak peka
selama ini. Owe jadi bikin kamu nunggu hampir setahun.
Ve: Enggak apa-apa kok, ganteng.
Hihihi, memangnya kamu gak malu pacaran sama cewek berkacamata?
Ega: Ngapain owe mesti malu, kan
owe sayang sama kamu, Ve.
Ve: Hmm, cuma sayang nih. Gak
cinta? Kalau cuma sayang, jangan-jangan sayangnya sebagai teman.
Ega: Tentu saja, owe cinta kamu,
Ve. Sayang owe ke kamu juga sebagai kekasih dong, mana mungkin sebagai teman.
Ve: Oke, aku juga cinta pada bang
Ega.
Ega: Emm, Ve. Kan kita udah
pacaran, kamu jangan manggil aku ‘bang’ lagi ya.
Ve: Terus panggil apa dong?
Ega: Terserah kamu, asal jangan
ada ‘bang’ nya. Owe ngerasa janggal doang kalau dipanggil ‘bang’ oleh cewek apalagi
sama pacar sendiri.
Ve: Yaudah deh, sayang. Kamu
makan dulu, dari tadi belum makan loh kamu. Aku udah mau selesai.
Ega mengangguk lalu mulai makan
dengan sumringah, Ve tersenyum melihatnya dan melanjutkan makannya. Ketika
mereka berdua sudah selesai makan, Ega yang membayar makanan dan minuman
mereka. Ve sempat menolak, tapi Ega tetap membayar untuk Ve. Ega bilang pada Ve
untuk sekali ini saja, karena Ve memang tipe cewek yang tidak suka ditraktir.
Flashback end. (Lagu
pun selesai hehehe)
Dan selesai Ega bercerita pada
Ricky, Jerry baru datang kembali ke kelas.
Jerry: Woi, ada apa nih Ky, Ga?
Ricky: Ini Jer, si Ega baru saja
cerita ke gue ketika dia mulai pacaran dengan Ve 2 hari lalu.
Jerry: Waw, beneran Ga? Cerita
lagi dong, gue kan belum tahu.
Ega: Owe malas ngulanginnya, lu
sih kelamaan di kantin.
Jerry: Yaudah, lu siapkan PJnya.
Ega: Ckckck, tidak bisa. PJ buat
lu udah expired, Jer. Owe tadi udah bayar PJ ke Ricky. Siapa suruh lu tadi gak
ikut makan dengan owe hahaha.
Ricky: Bener Jer, gue tadi mau
ngasih tahu lu tapi takut ganggu waktu lu dengan Mita hehehe.
Jerry: Hm, yaudah deh. Tapi Ky,
kalau lu nanti punya pacar. Gue tagih PJ-nya duluan ya.
Ricky: Beres deh itu, kalau gue
gak bokek ya hahaha.
Ega juga tertawa, sedangkan Jerry
memiringkan bibirnya.
Di kelasnya Melody dan Ve,
ternyata Ve juga baru selesai bercerita mengenai 2 hari yang lalu saat dia
mulai jadi pacarnya Ega.
Melody: Waahhh, sekali lagi
selamat ya Ve. Aku gak nyadar loh dari kemarin kamu udah pakai kalung ini.
Ve: Hihihi, terimakasih kak
Melody. Emm, jadi gimana nih kak Melody sama bang Ricky?
Melody: Gimana apanya?
Ve: Jangan pura-pura, kak Melody.
Aku tahu kok kalau kak Melody suka kan sama bang Ricky? Soalnya aku perhatiin
sih kak Melody setiap makan di kantin seringnya duduk bareng bang Ricky.
Melody: Err, aku cuma gak mau
ganggu kamu sama Ega.
Ve: Aku gak masalah kok kalau kak
Melody mau duduk bareng aku dan bang Ega tiap kali makan di kantin. Udah, jujur
aja Kak sama aku. Benar kan yang tadi aku bilang?
Melody menghela nafasnya sejenak,
baru kembali berbicara.
Melody: Iya, kamu benar, Ve. Aku
mulai bisa move on dari Randy dan mulai suka pada Ricky.
Ve: Benar kan kata aku, kak
Melody suka dengan bang Ricky. Tapi bang Ricky gimana? Kok dia malah dekat
dengan 2 cewek lain?
Melody: Itu cewek rambut panjang
yang kemarin adalah teman SMA-nya, dan dia gak pandai ngomong bahasa Indonesia
jadi pakai penerjemah yaitu teman ceweknya itu.
Ve: Oh, jadi cuma teman? Tapi aku
lihat kayaknya sih cewek itu naksir sama bang Ricky.
Melody: Aku gak tahu deh Ve, tapi
yang aku lihat sih Ricky yang suka dengan cewek itu.
Ve: Hmm, sabar ya kak Melody.
Jangan putus asa kalau kak Melody emang suka pada bang Ricky. Kalau perlu aku
bantuin deh dengan bilang ke pacar aku, kan bang Ega teman dekatnya bang Ricky.
Melody: Eh, jangan Ve. Jangan
kasih tahu siapa-siapa, aku mau Ricky sendiri yang nyadar kalau aku suka sama
dia. Aku takut kalau sekarang Ricky tahu, nanti aku gak bisa temenan sama dia
lagi.
Ve: Yaudah, aku akan jaga rahasia
ini, tapi kak Melody akan berusaha terus kan deketin bang Ricky?
Melody hanya mengangguk lalu
perkuliahan kembali berlanjut setelah masuknya dosen.
-----------------------------------------------------------
Sepulang kuliah, Ricky segera
berangkat ke tempat kerja setelah mampir ke tempat kos untuk berganti tas. Ia
pun bekerja seperti biasa, dan ketika pulangnya di malam hari, ia disambut
Maya, mahasiswi yang merupakan salah satu penghuni kos.
Maya: Hai Ricky, baru pulang nih?
Ricky: Iya, kamu belum tidur,
Maya?
Maya: Tadi Maya habis nonton TV,
ada film kesukaan Maya sih.
Ricky menoleh sejenak ke TV,
nampak sekali baru dimatikan. Ia kembali menghadap Maya.
Ricky: Hmm, kamu sebaiknya
langsung tidur deh. Nanti lampu ruang tamu ini aku yang matikan aja.
Maya mengangguk lalu berjalan
menuju tangga ke lantai atas. Setelah itu Ricky duduk sejenak di sofa sambil
menghidupkan kembali TV. Ia menggonta-ganti channel tapi tidak ada tayangan
yang menarik, lalu ia segera mematikan TV lagi. Ricky juga mematikan lampu
ruang tamu dan berjalan masuk ke kamarnya melalui penerangan cahaya dari
smartphone-nya.
Hari Sabtu pun tiba, dan Ricky
hampir telat bangun kalau Naomi tidak mengetuk pintu kamarnya untuk meminta
bareng ke kampus karena dia sendiri akan telat kalau naik bis. Ketika Ricky
sudah naik motornya dan membonceng Naomi yang duduk menyamping, ia memberitahu
sesuatu pada Naomi.
Ricky: Mi, sekarang aku mau
ngebut nih, daripada kamu nanti telat. Pegangan yang erat.
Naomi: Ricky, bukannya motto kamu
adalah ‘biar lambat asal selamat’ ?
Ricky: Sekali ini doang, lagian aku
mau coba ngebut, mumpung jalanan sepi di hari Sabtu.
Naomi: Oke deh, aku pegangan yang
erat.
Tapi bukannya pegangan pada
pundak Ricky, Naomi malah melingkarkan kedua tangannya ke perut Ricky. Ricky
agak canggung dipeluk, namun segera menstarter motornya dan fokus untuk mulai
mengebut.
Selama perjalanan, Naomi
menyandarkan kepalanya di punggung Ricky. Dan ia nampak melamun.
Naomi(berpikir): Ricky, andai
saja kamu tahu perasaanku padamu. Aku ingin sekali menjalin hubungan cinta
denganmu, tapi sepertinya kamu menganggapku hanya sebagai saudara, tak lebih.
Tanpa terasa, mereka sudah tiba
di parkiran kampus Gedung Timur. Naomi sadar dari lamunannya saat motor Ricky
berhenti, ia segera melepaskan pelukannya dan turun dari motornya Ricky.
Naomi: Ricky, aku masuk kelas
dulu ya.
Ricky mengangguk, Naomi segera
berjalan cepat untuk ke kelasnya di Gedung Selatan. Lalu setelah Naomi pergi,
Ricky baru membuka helmnya dan merapikan rambutnya yang sedikit kusut dengan
bercermin lewat kaca spion motornya. Tanpa disadari oleh Naomi dan Ricky, dari
tadi saat motor Ricky memasuki parkiran itu ada seseorang yang melihat mereka.
Rupanya Melody menunggu Ricky datang, dan ia sedikit terkejut melihat Ricky
membonceng seorang cewek.
Melody(berpikir): Ricky, siapa
cewek itu? Apakah dia pacar kamu?
Ricky sudah turun dari motornya
dan perlahan berjalan menuju pintu masuk ke Gedung Timur dari parkiran. Melody
segera pergi dari situ saat melihat Ricky mendekat, dan ia bersembunyi di
toilet wanita dekat pintu itu.
Ricky melalui tempat
persembunyian Melody sambil bersiul-siul, dan ia langsung menuju kelasnya.
Melody yang mendengar langkah kaki Ricky sudah menjauh lalu keluar dari toilet
itu.
Melody(berpikir): Aku harus tanya
pada Ricky siapa cewek itu.
Setelah itu Melody berjalan ke
Gedung Selatan dan menuju kelasnya. Waktu istirahat pun tiba, dan Melody
seperti biasa sudah mencari Ricky di kantin Gedung Utara. Ia menemukan Ricky
sedang makan di meja yang hanya untuk 2 orang, dan ketika ia mendekat ke
mejanya...
Ricky: Eh Mel, ayo duduk.
Kebetulan Jo udah pulang duluan.
Melody pun langsung duduk
berhadapan dengan Ricky, dan Ricky langsung melanjutkan makannya, setelah
selesai ia meminum jus jeruknya sampai setengah. Dan heran karena rupanya
Melody dari tadi tidak makan.
Ricky: Mel, kamu gak makan?
Melody: Aku udah makan di rumah
tadi. Boleh aku nanya sesuatu?
Ricky: Oh pantesan, mau nanya
apaan Mel?
Melody: Kamu biasanya berangkat
ke kampus bareng siapa? Pacar kamu?
Ricky: Biasanya sih aku sendiri,
tapi tadi aku boncengin Naomi, salah satu penghuni tempat kosku. Lagian aku
belum punya pacar, Mel.
Melody: Cantik gak orangnya?
Ricky: Cantik dong, hehehe.
Apalagi tadi dia meluk aku.
Melody: Meluk kamu, kenapa?
Ricky: Soalnya tadi sebelum
berangkat dari tempat kos, aku bilang ke dia kalau aku mau ngebut. Terus aku
suruh dia pegangan biar gak jatuh.
Melody: Hahaha, kamu pintar
banget modusnya.
Ricky: Heheh, sebenarnya maksud
aku pegangan ke pundakku, tapi dia mungkin ngiranya meluk. Yaudah deh, lagian
enak juga.
Melody: Huuuh, dasar kamu. Emm,
aku mau ngomong sesuatu sama kamu.
Ricky(mengernyitkan alis):
Ngomong apaan?
Melody: Pertama-tama, aku minta
maaf ya kalau aku judes ke kamu pas awal kita ketemu. Aku juga berterima kasih
buat kamu yang udah nolong aku 2 kali.
Ricky: Oh, aku kira apaan. Tenang
aja, aku gak nyalahin kamu. Aku tahu kok kenapa kamu judes begitu. Pasti karena
mantan kamu si Randy selingkuh kan? Tapi, kapan aku nolong kamu 2 kali?
Seingatku gak pernah deh.
Melody: Yang waktu itu, pas kamu
nahan aku biar gak jatuh. Terus waktu kaki kanan aku terkilir, kamu benerin.
Ricky: Ah, rupanya itu. Hmm aku
ingat. Lagian emang kaki kamu benda, pake istilah ‘benerin’ segala hehehe.
Melody: Dan aku berterimakasih
banget kamu udah mau jadi teman aku.
Ricky: Hehehe, sama-sama deh. Aku
senang kok berteman sama kamu, biar nambah teman dari Fakultas lain.
Melody(berpikir): Iya, untuk
sekarang aku sudah nyaman berteman denganmu, Ricky. Aku harap suatu hari nanti
kamu bisa membalas perasaanku padamu. Aku senang mengetahui cewek yang tadi
kamu bonceng ternyata bukan pacar kamu.
Setelah itu Ricky pamit pada
Melody untuk berangkat ke tempat kerjanya, Melody sendiri masih ada kelas
setelah itu. Baru saja Ricky mendekati motornya hendak naik, smartphone-nya
bergetar tanda SMS masuk. Ia segera membalasnya.
Ayana: Ricky-kun, kamu masih ada
kelas?
Ricky: Gak ada lagi, sekarang aku
lagi mau balik ke kos terus berangkat ke tempat kerja. Kenapa, Ayana?
Ayana: Aki-san dan aku sudah gak
ada kelas, kami bingung mau jalan-jalan kemana. Gimana kalau kami ngantar kamu
ke tempat kos lalu ke tempat kerja? Biar kami bisa tahu tempat tinggalmu
dimana.
Ricky: Eh, terus motorku gimana?
Ayana: Kamu titipkan aja di
parkiran, minta tolong seseorang jagain sampai nanti kamu balik. Soalnya
Aki-san juga mau tahu tempat kerjamu dimana, dan kami akan ngantar kamu lagi ke
kampus sehabis kamu selesai bekerja nanti.
Ricky: Okelah, kalian ada dimana?
Ayana: Kami nunggu kamu di
parkiran mobil Gedung Utara ya. Nanti aku berdiri di luarnya mobil Aki-san.
Ricky: OK lah, aku kesana
sekarang.
Tak ada balasan lagi dari Ayana,
Ricky lalu meminta satpam di parkiran motor Gedung Timur itu untuk menjaga
motornya sampai sore dan ia segera berjalan menuju parkiran mobil di Gedung
Utara. Sesampainya di sana ia melihat Ayana berdiri di samping pintu depan
sebuah mobil Honda Brio warna abu-abu(bukan maksud promosi loh hehehehe).
Ayana: Ricky-kun, ayo naik. Kamu
duduk di depan aja bareng Aki-san, aku di belakang.
Ricky mengangguk, lalu masuk ke
mobil dan duduk di samping Akicha yang menyetir. Ayana duduk tepat di belakang
Akicha. Mobil pun melaju menuju tempat kosnya Ricky dengan Ayana menerjemahkan
arah yang dikatakan Ricky, setibanya di sana Ayana tampak heran karena merasa
pernah ke sini sebelumnya.
Ricky: Kalian tunggu di sini ya,
aku mau ambil pakaian kerjaku dulu.
Ayana segera menyampaikan apa
yang dikatakan Ricky pada Akicha. Akicha pun mengangguk. Ricky keluar dari
mobil itu dan berjalan cepat masuk ke tempat kosnya, tak sampai semenit
kemudian ia kembali masuk mobilnya Akicha.
Pada saat yang sama, di kantin
Gedung Selatan saat menjelang akhir waktu istirahat. Kepadatannya tidak membuat
Randy berhenti mencari makanan. Belum menemukan makanan yang cocok untuk
mengganjal perut, ia melihat sesosok gadis yang dikenalinya di kerumunan. Saat
sudah mendekat ke meja gadis itu, dari belakang ia menepuk pundak gadis itu,
dan terkejut melihatnya.
Maya: Ran-Randy, kamu kenapa di
sini?
Randy: Maya? Kamu Maya kan, jadi
kamu belum meninggal? Kenapa kamu bohong sama aku?
Maya yang melihat raut muka Randy
sangat marah lalu berbicara dengan terbata-bata.
Maya: Randy, Ma-Maya bisa
jelasin, tapi lain kali aja. Kamu bikin Maya takut, Maya belum siap bicara.
Lalu Maya berdiri dari tempat
duduknya, segera berjalan cepat meninggalkan kantin itu tanpa dicegah oleh
Randy yang masih sedikit marah. Tak lama setelah Maya pergi, Randy mulai tenang
dan dia langsung mencari makanan pengganjal perut, karena masih ada kelas
sehabis istirahat.
-----------------------------------------------------------
Ricky tiba di hotel tempat ia
bekerja, dan ia segera berterima kasih pada Akicha, lalu ia mengajak Akicha dan
Ayana masuk untuk sekedar melihat-lihat. Akicha memarkirkan mobilnya di
parkiran hotel itu. Saat mereka bertiga masuk pintu depan hotel, mendapat
perhatian dari si resepsionis Sally, juga Desy yang mampir seperti biasa.
Desy: Bang Ricky, mereka berdua
siapa?
Sally: Iya Ricky, kamu jangan
bilang kalau dua-duanya pacar kamu.
Ricky: Huss, Mbak. Asal ngomong
aja. Desy, mbak Sally, kenalin ini yang rambutnya lebih panjang namanya Akicha,
teman SMA-ku dulu. Yang satu lagi namanya Ayana, penerjemahnya Akicha sekaligus
teman kampusnya.
Ayana segera membisikkan hal itu
pada Akicha, dan Akicha pun mengajak Desy dan Sally bersalaman. Mereka saling
berkenalan, lalu Desy bertanya.
Desy: Bang Ricky, mereka
memangnya mau menginap disini?
Ayana: Enggak kok, aku dan
Aki-san sudah tinggal di apartemen. Kami tadi habis mengantar Ricky-kun ke
sini, dan nanti ngantar dia ke kampus lagi untuk ngambil motornya. Tapi kami
boleh kan menunggu disini? Sambil melihat-lihat juga.
Sally: Boleh kok, iya kan Des?
Desy: Boleh dong, huss mbak.
Kenapa tanya aku?
Sally: Kamu kan anak bos, hihihi.
Ayana dan Akicha hanya tertawa
ringan, karena tadi mereka sudah diceritakan oleh Ricky mengenai siapa nama
anak dari bosnya Ricky, juga siswi SMP yang ditolong Ricky lebih dari 2 tahun
lalu.
Ricky: Kalau begitu, semuanya,
aku mulai kerja dulu ya.
Mereka semua pun mengangguk,
Ricky lalu berjalan memasuki toilet pria untuk berganti pakaian. Dan mulai
bekerja seperti biasa, selagi itu Akicha dan Ayana ngobrol akrab dengan Desy di
sofa dekat resepsionis itu. Sang resepsionis melanjutkan kerjaannya sambil
sesekali berpikir.
Sally(berpikir): Ricky, jadi kamu
naksir pada gadis itu? Akicha, namanya unik. Aku harap Desy tidak sakit hati
kalau tahu kamu ternyata naksir pada teman barunya.
Sore pun tiba, dan Ricky segera
berganti pakaian lagi sehabis jam kerjanya. Ia lalu berpamitan pada Desy dan
Sally, diikuti Ayana dan Akicha. Mereka bertiga lalu menuju parkiran mobil, dan
Akicha pun mengantarkan Ricky balik ke kampus di dekat pintu masuk parkiran
Gedung Timur. Ricky yang sudah turun dari mobil pun langsung ditanyai oleh
Ayana.
Ayana: Ricky-kun, aku mau nanya
sesuatu. Tadi kayaknya pas lihat tempat kos kamu, aku teringat pernah ke sana
deh. Tapi lupa kapan terakhir ke sana.
Ricky: Hm, aku sih gak tahu ya
soal itu. Mungkin kenalan kamu pernah tinggal di sana, penghuni kos kan ada 4
pria dan 6 wanita. Terus keluarganya pemilik kos juga tinggal di 2 kamar yang
lebih besar di lantai 1.
Ayana: Emm, Ricky-kun, lain kali
aku boleh mampir ke sana lagi kan? Untuk memastikan apa memang aku pernah
mengenal salah satu penghuni kosnya.
Ricky: Boleh kok, aku gak ada hak
untuk melarang hehehe. Yaudah, kalian segera pulang ke apartemen deh. Aku juga
mau pulang nih.
Ayana mengangguk, lalu pindah
duduk ke depan mobil. Sekarang gantian dia yang menyetir, Akicha juga pindah
duduk di sampingnya yaitu tempat Ricky duduk tadi.
Ayana: Kami pulang dulu,
Ricky-kun. Sayonara.
Ricky: Sayonara.
Kedua gadis itu melambai pada
Ricky, yang juga dibalas Ricky dengan lambaian sambil perlahan mobil itu melaju
meninggalkan area kampus.
Ricky segera menuju pos satpam
dan berterimakasih pada satpam yang tadi menjaga motornya. Satpam itu bernama
bang Joko, biasanya memanggil Ricky ‘den’.
Joko: Eh, den Ricky. Udah balik
nih? Kenapa tadi nitip motor?
Ricky: Bang Joko gak lihat, tadi
saya balik ke sini dengan mobil. Kan saya diantarin 2 cewek cantik itu, tadi
berangkat kerja juga begitu.
Joko: Wah, hebat den.
Jangan-jangan pacar ente ya dua-duanya?
Ricky: Ckckck, mana mungkin saya
pacarin dua-duanya, bang. Dompet saya gak cukup kalau harus macarin dua-duanya
hahaha.
Joko: Wahahaha, ente bisa aja
kalau ngomong. Ane mau tuh kalau bisa pacaran dengan dua-duanya, habis
dua-duanya cantik banget.
Ricky: Maaf ya bang, bukannya ngejek
nih, tapi sadar umur dong bang.
Joko: Iya, hehehe. Ane cuma
ngomong doang kok, lagian ane masih ingat almarhum istri ane.
Ricky: Yang sabar ya bang, tapi
bang Joko kan masih bisa nikah lagi. Belum umur 40 kan?
Joko: Benar den, umur ane masih
36. Ane bisa aja nyari bini lagi, tapi modal nikahnya gak ada. Dan juga ane
belum bisa membuka hati buat wanita lain.
Ricky: Hmm, yaudah, saya doain ya
bang biar abang bisa dapat jodoh lagi.
Joko: Amin, terimakasih den.
Ricky: Sama-sama, saya ucapin
terimakasih sekali lagi deh bang udah jagain motor saya tadi.
Joko: Hahah, itu emang tugas ane
den Ricky. Lagipula ane juga enak ngelihatin motor ente, paling keren di
parkiran ini. Boleh nanya gak den itu dapat darimana? Gak mungkin dari orang
tua ente kan?
Ricky: Benar, bang Joko. Motor
itu diberikan oleh bos tempat saya bekerja, biar saya punya kendaraan pribadi
untuk berangkat ke kampus dan juga ke tempat kerja. Tau sendiri kan bang, saya
diusir Ayah saya, mana mungkin dikasih kendaraan. Ibu saya juga gak berani
menentang perintah Ayah saya untuk tidak membantu kehidupan saya.
Joko: Oh, ane salut deh sama
ente. Ente bisa menghadapi masalah itu dengan tegar.
Ricky: Kalau begitu, saya pulang
dulu ya bang.
Joko: Iya, sering-sering aje ya
ente nitip motor lain kali. Hehehe.
Ricky terkekeh lalu berjalan
menuju motornya yang satu-satunya terparkir di sana, ia melajukannya keluar
parkiran dan melewati sebuah halte bis dekat Gedung Timur universitas itu.
Terlihat olehnya seorang mahasiswi berdiri menunggu sendiri di halte itu, dan
saat mendekat barulah Ricky mengenali sosoknya, yaitu Melody. Ia berhenti di
depan Melody, yang nampak kaget melihatnya.
Ricky: Mel, kamu belum pulang?
Melody: Ricky, belum nih. Aku
nunggu bis dari tadi tapi gak ada yang lewat.
Dan Ricky segera melihat
sekeliling jalanan, sepi tanpa ada kendaraan lain yang berlalu lalang.
Ricky: Gimana kalau aku antarin
pulang?
Melody: Emm, gak merepotkan kamu?
Ricky: Enggak kok, lagian udah
sore nih, jarang ada kendaraan yang lewat, yuk naik.
Melody tersenyum dan mengangguk,
lalu segera naik menyamping di motornya Ricky. Ia berpegangan pada kedua
pundaknya Ricky. Dan motornya Ricky kembali melaju, Melody memberitahu pada
Ricky arah menuju rumahnya, dan tanpa mereka sadari langit mulai menunjukkan
awan-awan hitam. Suara gemuruh terdengar sekali, lalu tiba-tiba hujan turun.
Mula-mula gerimis, lama-kelamaan jadi deras.
Ricky(setengah berteriak): Waduh,
hujan lagi. Eh Mel, rumah kamu sudah dekat atau belum? Kalau masih jauh, kita
berteduh dulu.
Melody(setengah berteriak juga):
Udah mau sampai kok, itu udah kelihatan.
Melody menunjuk sebuah rumah
bertingkat 3 yang tidak terlalu besar, dan Ricky segera menambah sedikit
kecepatan motornya hingga sampai di depan rumah itu. Mereka berdua sudah basah
kuyup saat Ricky memberhentikan motornya belasan meter dari pintu depan
rumahnya Melody. Mereka berdua turun dari motornya Ricky. Melihat Melody
menggigil sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya, Ricky segera mengambil
jaket kulit berwarna hitam yang mengkilat dari messenger bagnya dan memakaikannya pada Melody, ia lalu menuntun
wanita itu sampai ke pintu depan rumahnya yang tiba-tiba terbuka sendiri. Ricky
terkejut melihat orang yang membuka pintu dari dalam rumah itu, sedangkan Melody masih menggigil.
Seorang gadis remaja, melihat
Melody dirangkul oleh Ricky langsung wajahnya menunjukkan ekspresi marah, ia masuk sebentar
mengambil sesuatu lalu kembali dengan memutar-mutar sesuatu tersebut. Ricky
terkejut melihat apa yang dipegang gadis itu, sebuah tongkat hitam yang mirip
dengan pentungan satpam.
Gadis(berteriak): Hey, kamu
kenapa peluk-peluk kakak aku? Dasar mesum!
Ricky yang mendengar suara
nyaring gadis itu bersahutan dengan suara hujan segera melepaskan rangkulannya
pada Melody. Memang Ricky tidak sengaja merangkulnya saat ingin menuntun Melody
sampai ke depan pintu rumahnya, namun kulit mereka tidak bersentuhan.
Melihat gadis itu mulai mendekat
sambil memutar-mutar pentungan satpam, Ricky panik dan segera berlari menembus
hujan menuju motornya, ia langsung saja pergi dari sana sebelum terkena
hantaman dari gadis itu. Setelah Ricky pergi, gadis itu berjalan mendekati
kakaknya yaitu Melody.
Gadis: Kak Melody, tadi tidak
diapa-apain kan? Cowok mesum itu siapa?
Melody: Nabilah, itu tadi bukan
cowok mesum. Dia teman kampus Kakak, tadi dia yang ngantar Kakak soalnya gak
ada bis yang lewat.
Nabilah: Oh, tapi masa pakai
megang-megang segala.
Melody: Dia kan mau bantu Kakak
jalan, tadi kami kehujanan, kamu lihat deh dia minjamin jaketnya.
Nabilah: Hmm, aku kira entah
siapa. Rupanya teman kampus Kakak ya.
Melody: Iya, makanya lain kali
jangan gitu dek Ayu. Kamu gak lihat tadi dia ketakutan karena kamu megang
pentungan.
Nabilah: Hihihi, oke deh Kak.
Tapi lucu juga aku lihat dia panik gitu.
Melody: Jangankan dia, orang lain
juga pasti takut kalau lihat kamu mutar-mutar pentungan. Dasar kamu, hihihi.
Nabilah cengengesan, lalu
menuntun Melody masuk ke dalam rumah. Malam tiba, dan Melody sudah mengeringkan
badannya sehabis mandi. Ia bergabung dengan Nabilah di ruang tamu yang sedang
mengobrol dengan seorang gadis lain.
Gadis: Kak Melody, tadi cowoknya ganteng
gak?
Nabilah: Ya ampun kak Frieska,
kepo banget deh.
Melody: Iya nih Mpris, kamu tanya
aja deh sama Nabilah. Soalnya rata-rata cowok yang Kakak bilang ganteng,
Nabilah bilang jelek.
Frieska: Jadi gimana Bil, ganteng
gak?
Nabilah: Hmm, lumayan sih. Soalnya menurutku lucu banget ekspresi mukanya pas dia ngelihat aku mutar-mutar pentungan.
Frieska: Hihihi, kamu bikin anak
orang takut aja. Udah berapa orang nih kamu takutin kayak gitu?
Melody: Mpris, kalau enggak salah
sih cowok yang tadi orang ke-80 hihihi.
Nabilah cemberut karena
ditertawai Frieska dan Melody, sementara itu Ricky sudah sampai di tempat
kosnya saat jam menunjukkan pukul 6 sore, ia langsung mengeringkan badan dengan
handuk di kamarnya, lalu bergegas mandi dan baru saja ia keluar dari kamar
mandi, nampak seorang gadis menunggu di dekat pintunya.
Ricky: Emm, kamu siapa ya?
Kayaknya bukan penghuni kos deh.
Gadis: Namaku Andela, kak Ricky.
Ricky: Eh, kamu kok tahu namaku?
Andela: Aku kan teman sekelasnya
kak Jeje.
Ricky: Oh, ibu kos cilik itu.
Tapi kenapa kamu manggil dia ‘Kak’?
Andela: Soalnya kak Jeje setahun
lebih tua dariku, dan dia jadi ketua kelas.
Ricky: Oh hahahaha, btw kamu
kenapa ke sini? Mau ngekos?
Andela: Tadi aku habis
jalan-jalan bareng kak Jeje, dan kak Jeje ngajak aku nginap disini semalam,
mumpung besok hari Minggu. Kedua orang tuaku dan kakakku keluar kota, jadi aku
izin pada mereka untuk nginap di rumah teman.
Ricky: Hmm, tadi kamu kalian
kesini naik apa?
Andela: Naik mobilku.
Ricky: Lah, kok aku gak ngelihat
ada mobil terparkir di depan?
Andela: Aku tadi nyuruh supirku
langsung pulang aja.
Ricky memanggut-manggut, lalu datanglah
Jeje dari dapur menggenggam handphone-nya, sepertinya ia tadi baru selesai bertelepon.
Jeje: Andela, nanti Sonia katanya
mau nginap juga, jadi kita tidurnya bertiga. Eh kak Ricky, udah pulang rupanya.
Ricky: Hai ibu kos cilik, emangnya siapa Sonia? Teman sekelas kalian juga?
Jeje: Iya kak Ricky, dia mau
nginap juga soalnya takut sendirian di rumah, kedua orang tuanya dan kakaknya
juga keluar kota.
Andela: Hihihi, bisa samaan ya
dengan aku.
Ricky: Oh iya, kalian kan
bertiga. Daripada sempit, salah satu dari kalian tidur bareng aku di kamarku aja.
Hehehehe.
Jeje langsung mencubit lengan
Ricky dengan geram, Andela tertawa melihatnya.
Ricky: Aduh, sakit Je, aku kan cuma
bercanda.
Jeje: Dasar kak Ricky, efek
jomblo nih bercandanya.
Ricky cengengesan sambil
mengusap-usap lengannya, dan setelah itu Andela masuk ke kamar mandi, Ricky
kembali ke kamarnya dan mengeringkan tasnya yang ditaruhnya di lantai kamarnya.
Pukul 7 malam, seorang gadis berponi datang dan disambut oleh Jeje dan Andela
di depan pintu tempat kos-an.
Andela: Hai Sonia, aku juga
nginap di sini loh.
Sonia: Andela, kamu nginap juga?
Kak Jeje, apakah...
Jeje: Iya, benar, kedua orang tua
dan kakaknya Andela juga keluar kota. Emang kalian kompakan terus hihihi.
Ketiga gadis itu tertawa ringan,
lalu masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ayahnya Jeje pulang dan menyapa
kedua teman anaknya, lalu menuju kamarnya. Makan malam di malam Minggu itu
semakin ramai dan para penghuni di tempat kos itu nampak ceria, Ricky sesekali
mengobrol dengan Andrew di sebelahnya, Marina mengobrol dengan Naomi. Hanya
seseorang yang nampak murung, yaitu Maya. Ketika ditanyai Ibu kos, ia hanya
beralasan capek karena pekerjaan. Namun Ricky sebagai mahasiswa Psikologi bisa
merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh Maya. Dan Ricky berniat menanyakan
itu sehabis makan malam.
TO BE CONTINUED...
By: E.D.
Komentar
Posting Komentar