GALLANT IMPACT, Chapter 7
Chapter 7: Safeguard
Ricky melihat siapa yang baru
selesai mandi itu, dan ia terkejut karena bukan Marina yang mandi, melainkan
seorang penghuni kos yang lain, yaitu gadis berpakaian seragam sekolah, ia
sekolah kelas 2 SMA dan berteman dengan Jeje walau beda kelas. Gadis itu
hidungnya agak pesek, dan tag name-nya tertulis ‘Elaine’.
Elaine: Pagi kak Ricky.
Ricky: Pagi, eh buset. Aku kira
mbak Marina yang mandi lama, ternyata kamu, Elaine.
Elaine: Hihih, emangnya kak Ricky
gak tahu kalau aku hobi mandi sambil nyanyi?
Ricky: Mana kutahu, lagian kamu
mandinya lama, gimana tuh teman kamu yang satu lagi, siapa tuh namanya?
Elaine: Devi Kinal Putri?
Ricky: Ah, iya itu. Aku lupa nih nama panggilannya apa ya?
Tiba-tiba seorang gadis berambut
pendek segera tergesa-gesa datang dari lantai 2 sambil membawa handuk dan
seragam sekolahnya.
Elaine: Eh, panjang umur. Kinal,
kamu baru bangun? Selamat pagi.
Kinal: Iya, pagi kak Ricky,
Elaine.
Ricky: Pagi, kamu bangun jam
segini, Kinal? Mandinya mau berapa lama tuh?
Kinal: Aku cepat kok mandinya,
kak Ricky. Elaine sudah mandi kan?
Ricky: Tuh, untung dia udah
mandinya. Baru juga selesai.
Elaine hanya cengengesan, Kinal
pun langsung masuk kamar mandi sedangkan Elaine sudah bersiap pergi ke sekolah.
Ia bareng Jeje yang turun dari lantai 2, rambutnya yang basah menunjukkan ia
habis mandi di kamar mandi lantai 2. Jeje pamit pada Ibunya, lalu ia dan Elaine
langsung berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Daerah sekitar tempat kos
itu bisa terbilang aman, sehingga kedua gadis remaja SMA itu berani untuk jalan
kaki ke sekolah. Ricky sendiri sudah kembali ke kamarnya saat Kinal mulai
mandi, kini ia meneruskan komunikasi dengan Akicha lewat HP Ayana. Sejak jadian
2 hari lalu, Ricky menyempatkan diri membeli nomor baru untuk bisa
berkomunikasi dengan Akicha dan melalui HP Ayana, jadi selain nomor pribadinya
yang aktif, nomor baru itu juga aktif di HP Ayana.
Andrew yang baru selesai mandi
terkejut karena rupanya sudah jam 7 lewat 15 menit, ia segera pergi berangkat
kerja dengan motornya yang terparkir di dekat pintu depan kos.
Tak lama setelah Andrew pergi,
Ricky pun dengan santai mulai berangkat ke kampus setelah mengabari Akicha dan
Ayana kalau ia baru akan berangkat.
Tibalah ia di kampus dan waktu
masih menunjukkan pukul 7 lewat 40 menit. Kelasnya dimulai jam 8 jadi ia
berjalan-jalan dulu ke kantin Gedung Utara.
Di kantin ia melihat Randy sedang
duduk sendiri, dan seperti suasana kantin di jam tersebut, bisa dihitung dengan
jari berapa mahasiswa dan mahasiswi yang ada. Randy melihat Ricky berjalan
mendekatinya, ia pun heran ketika Ricky duduk berhadapan dengannya.
Randy: Ada apa lu cari gue?
Ricky: Gue perlu bicara mengenai
sesuatu sama lu.
Randy: Bicara apa? Soal Melody?
Gue udah nerima kok kalau dia putus sama gue, dan elu silahkan deketin dia.
Bukan urusan gue lagi.
Ricky: Bukan soal dia, tapi yang
lain.
Randy: Maksud lu apa?
Ricky: Ini soal pacar lu yang
lain.
Randy: Emang lu tahu siapa dia?
Ricky: Tentu aja gue tahu,
makanya gue perlu bicara sama elu soal dia.
Randy: Coba lu bilang siapa
namanya.
Ricky: Maya kan namanya?
Randy: Hm, benar, tapi lu pasti
tahu dari Melody.
Ricky: Bukan, gue gak pernah
bahas itu ke Melody, gue tahu karena dia tinggal di tempat kos yang sama dengan
gue.
Randy: Apa? Maya ngekos?
Ricky: Iya, dia mulai ngekos
sejak lu mengira dia udah meninggal.
Randy: Maksudnya? Gue makin gak
ngerti.
Ricky: Oke, dengarkan baik-baik.
Maya itu sebenarnya gak pernah bohong soal penyakit dia yang mematikan.
Randy tidak berkata apa-apa, lalu
Ricky lanjut bicara.
Ricky: Maya emang sembuh dari
penyakit itu secara ajaib, jadi elu jangan mengira dia bohongin lu. Karena dia
takut lu akan marah kalau tahu ini, ia memutuskan untuk pindah dari rumahnya ke
tempat kos. Dia juga merasa bersalah udah membuat lu selingkuh dari Melody,
jadi ia memutuskan untuk pergi dari kehidupan elu. Dia juga meminta Ayahnya
berbohong pada elu soal ini.
Randy: Kenapa lu tahu soal ini?
Apa lu pacar barunya Maya?
Ricky: Enggak, Maya gak pernah
pacaran lagi sejak pindah ke tempat kos. Gue tahu ini karena dia sendiri yang
cerita pada gue, karena gue mau membantu dia untuk menjelaskan hal ini pada
elu. Dan gue udah punya pacar, tapi yang pasti bukan Maya.
Randy: Jadi lu udah pacaran
dengan Melody?
Ricky: Bukan, gue dan Melody cuma
temenan. Dan asal lu tahu, Maya sangat mencintai lu. Gue harap sih lu bisa
menerima dia lagi. Oke, itu saja. Kalau begitu gue masuk kelas dulu.
Tak ada respon dari Randy yang
nampaknya memikirkan hal yang baru ia dengar, Ricky segera berjalan keluar
kantin itu dan menuju ke kelasnya di Gedung Timur. Tibalah ia di kelas 3 menit
menjelang jam 8. Ricky mengikuti perkuliahan seperti biasa.
Waktu istirahat pada jam 10 tiba,
Ricky berniat mentraktir Ega dan Veranda, seperti kemarin ia mentraktir Jerry
dan Mita. Dan juga ia sedang duduk sendiri ketika Randy berjalan mendekatinya.
Ricky: Ada apa nih?
Randy: Bro, lu bisa beritahu gue
alamat tempat kosnya elu dan Maya?
Ricky: Gue akan beritahu, tapi lu
nanti ngomong baik-baik sama Maya, bisa kan?
Randy: Oke, gue janji.
Ricky: Maya itu mahasiswi
Fakultas Teknologi semester 3, alamat tempat kos gue adalah...
Randy mencatat alamat tempat kos
itu di smartphone-nya lalu ia mengucapkan terima kasih pada Ricky dan berlalu
dari kantin itu. Sedangkan Ricky masih menunggu pesanannya datang, ia kemudian
melihat Akicha dan Ayana datang ke meja tempat ia duduk.
Akicha: Hi, my boy.
Ricky: Hi too, my girl.
Ayana tertawa melihat cara
pasangan itu saling menyapa.
Ayana: Ricky-kun, teman kamu
mana?
Ricky: Oh, Jonathan, dia sekarang
lebih sering ngapel ke kelas pacarnya, kayaknya sih pacarnya bawa makanan buat
berdua.
Ayana: Jadi, bodyguardnya gimana?
Ricky: Paling juga udah makan
duluan sebelum berangkat ke kampus.
Ayana memberitahu Akicha apa yang
ia bicarakan dengan Ricky barusan, Akicha hanya manggut-manggut. Lalu pesanan
Ricky datang, ia mulai makan. Dalam waktu singkat, ia sudah selesai makan.
Tiba-tiba Akicha mengelap sisi bibir Ricky dengan selembar tisu yang tersedia
di kotak tisu pada meja makan itu, Ayana tertawa melihatnya.
Ayana: Ricky-kun, makannya
terburu-buru banget, sampai belepotan begitu.
Ricky: Arigato, my girl.
Akicha tersenyum, lalu ia
meletakkan tisu itu di meja. Ricky pun tahu kalau dari tadi Akicha dan Ayana
tidak memesan makan ataupun minum. Ia segera bertanya.
Ricky: Akicha, Ayana, kalian gak
makan?
Ayana: Kami sudah makan tadi saat
tiba di kampus, Ricky-kun.
Akicha mengangguk menyetujui
perkataan Ayana, Ricky kembali bertanya.
Ricky: Kalian makannya dimana?
Ayana: Tadi kami makan di kantin
Gedung Selatan, di lantai 4.
Ricky: Oh, begitu. Jadi kalian
sering makan di sana?
Akicha: Correct, my boy.
Mereka lalu mengobrol hal lain,
Ayana bercerita pada pasangan itu ketika dia duduk di bangku SMP dulu dan
alasan dia memanggil Jeje dengan sebutan ‘Mami’.
Di kejauhan, Naomi dan Stella
melihat kedekatan Ricky dengan Akicha dan Ayana.
Naomi: Stel, apakah itu Ricky
yang kamu maksud?
Stella: Iya, kok kamu tahu?
Naomi: Dia kan salah satu
penghuni kos juga, sama sepertiku.
Stella: Oh, pantes. Berarti cewek
yang rambutnya panjang itu pacarnya dia, karena 2 hari lalu Ricky mencium
tangan cewek itu.
Naomi(berpikir): Ricky, aku lihat
sepertinya kamu bahagia dengan cewek itu. Andai saja aku yang ada di posisi
cewek itu.
Stella: Hei, Mi, kenapa kamu
bengong ngelihatin mereka?
Naomi: Eh, enggak kok Stel. Aku
lihat sih sepertinya mereka cocok, ya.
Stella: Iya, aku juga berpikir
begitu. Aku pengen deh kayak mereka, tapi aku gak tahu apakah Jonathan punya
pacar atau belum. Oh iya Mi, kamu bisa tanya Ricky kan?
Naomi: Maksud kamu, tanya pada
Ricky kalau Jonathan punya pacar atau enggak?
Stella: Iya, please ya Mi,
tanyain.
Naomi: Hmm, oke deh. Nanti aku
coba tanya ke Ricky.
Stella: Makasih ya Mi.
Sementara itu, di meja lain yang
berjarak beberapa meter dari mejanya Naomi dan Stella, nampak Melody yang duduk
sendiri sedang memutar-mutar sedotan di minumannya, ia sepertinya baru selesai
makan dan belum sempat minum. Dari pandangan matanya, jelas sekali mengarah
pada mejanya Ricky. Ia menatap dengan sedih ketika Akicha dan Ricky tertawa
bareng mendengar kisah Ayana di SMP, apalagi mereka bergenggaman tangan.
Dan Veranda tampaknya melihat
Melody yang sedih, Ega heran apa yang dilihat oleh Veranda, lalu ia mengikuti
arah matanya Ve, dan juga mengikuti arah matanya Melody. Ia bertanya pada Ve
untuk memastikan hal ini.
Ega: Ve, owe perhatiin dari tadi
kamu melamun, ada apa?
Ve: Eh sayang, itu loh kak Melody
kayaknya cemburu.
Ega: Cemburu kenapa?
Ve: Kak Melody itu sebenarnya
suka pada bang Ricky, tapi bang Ricky malah jadian dengan cewek lain.
Ega: Terus kamu mau bantu Melody,
gitu?
Ve: Enggak kok sayang, aku gak
akan ikut campur, biar ini jadi urusan mereka aja. Kamu jangan kasih tahu bang
Ricky ya.
Ega: Hmm, owe juga gak mau ikut
campur, lagian Ricky kayaknya senang bersama cewek itu jadi owe gak mau membuat
dia kepikiran hal ini.
Ve: Aku harap sih kak Melody bisa
menerima kalau bang Ricky sukanya pada cewek lain, jadi kak Melody bisa move on.
Ega: Iya, dan menurut owe, kalau
Melody dan Ricky berjodoh, akan tiba kok saatnya mereka bisa jadi pasangan.
Untuk sekarang sih, keadaannya memang seperti ini.
Tak lama setelah itu, waktu
istirahat pun berakhir. Ricky berpisah dengan Akicha dan Ayana, ia lalu
membayar pesanannya dan juga pesanan Ve dan Ega. Kemudian Ricky berjalan
kembali ke kelasnya, dan melanjutkan mengikuti perkuliahan.
------------------------------------------------------------
Siang pun tiba, Ricky bergegas
menuju tempat kos untuk berganti tas dan langsung pergi ke kedainya Pak Jono
untuk makan siang, barulah ia mulai bekerja. Tadi di kantin Ricky juga diberitahu
oleh Ayana bahwa Akicha membuka online
shop yang dikelolanya bersama Ayana, dan Ricky semakin senang mengetahui
pacarnya sudah mandiri juga. Akicha dan Ayana jarang keluar apartemen mereka,
hanya sesekali saja mereka pergi untuk jalan-jalan ketika suntuk.
Sementara Ricky bekerja, di
tempat kos rupanya Maya juga bersiap berangkat ke tempat kerjanya di sebuah bank
milik pemerintah, tapi baru saja keluar dari pintu depan kos, Maya melihat ada
Randy yang menunggunya sambil duduk di motornya.
Maya: Ran-Randy, kamu kok disini?
Randy: Aku mau ngomong sama kamu,
Maya.
Maya: Kamu mau ngomong apa?
Randy: Aku ingin kita memulai
lagi hubungan kita. Lagipula belum ada kata putus diantara kita.
Maya: Maaf, Maya gak bisa, Maya
sudah punya pacar baru.
Randy: Kamu gak usah bohong, aku
tahu kok kalau kamu belum punya pacar lagi.
Maya: Da-darimana kamu tahu,
Randy?
Randy: Ricky sudah cerita sama
aku, aku udah ngerti kok kenapa kamu pergi dari kehidupanku.
Maya: Jadi kamu sudah balikan
sama Melody? Maya gak akan ganggu lagi kok.
Randy: Aku udah putus dengan
Melody.
Maya: Kenapa kamu putus dengan
dia? Maya sengaja ninggalin kamu biar kamu balikan lagi sama Melody.
Randy: Tapi aku gak mau, Maya,
karena aku cintanya sama kamu.
Maya: Bukannya kamu cinta pada
Melody?
Randy: Aku udah mulai lupain dia
saat bersama kamu, Maya. Dan setelah kamu pergi, aku tetap gak bisa lupain
kamu, Melody udah lupain aku juga, jadi aku sekarang juga sudah lupain dia.
Maya: Kamu serius dengan itu?
Randy: Aku serius, Maya, aku
lebih cinta pada kamu sejak setahun lalu, dan aku udah gak ada perasaan apa-apa
lagi pada Melody.
Maya: Hmm, maafin Maya ya udah
bohongin kamu.
Randy: Iya, aku ngerti kok, kamu
mau kan mulai lagi hubungan kita?
Maya berjalan mendekati Randy
lalu mereka berpelukan, pertanda dimulainya kembali hubungan mereka. Randy
kemudian mengantar Maya ke tempat kerjanya.
Sementara itu, di dalam sebuah
bank swasta, nampak seorang wanita yang merupakan teller sedang bertukar pesan di smartphone-nya. Rupanya wanita itu
adalah Naomi yang sedang berkomunikasi dengan adiknya Sinka, kebetulan hari itu
belum ada nasabah yang datang ke bank.
Sinka: Kak Omi, nanti pulangnya
jam berapa? Biar aku jemput.
Naomi: Sekitar jam setengah 6
sore, tumben kamu mau jemput Kakak?
Sinka: Hehehe, aku udah lama nih
gak jalan-jalan ke mall, nanti temani aku ya Kak.
Naomi: Hmm, udah Kakak duga, iya
deh. Nanti izin pada Ayah dan Ibu ya.
Sinka: Pasti dong, Kak.
Naomi: Eh, udahan dulu ya, Sinka.
Ada nasabah nih.
Sinka: OK.
Kemudian nasabah yang dimaksud,
seorang ibu-ibu berusia sekitar 30-an dipanggil ke counternya Naomi dan Naomi segera membantu nasabah itu untuk mengurus
kartu kredit.
Di tempat lain, tepatnya
Starlight cafe, Donny yang bekerja sebagai waiter
sedang melayani banyak pengunjung, ia berpindah-pindah mengantarkan pesanan.
Rona menunggunya selesai kerja dengan duduk sendiri di salah satu meja. Ia
hanya memesan satu gelas minuman untuk menemaninya melihat pacarnya yang giat
bekerja. Sore pun tiba, Donny sudah selesai bekerja dan ia duduk di meja tempat
Rona menunggu.
Rona: Kamu capek ya?
Donny: Capek sih, tapi kalau
melihat kamu jadi berkurang capeknya.
Rona: Hmm, mulai deh gombal. Eh,
gimana hari pertama tinggal di kos kemarin?
Donny: Nyaman kok, penghuni
wanitanya cantik-cantik.
Seketika itu Rona melipat kedua
tangannya di meja dan memalingkan pandangan dari Donny sambil cemberut. Donny
terkekeh melihatnya.
Donny: Jangan cemberut gitu dong
sayang, kan aku cuma bercanda. Tetap kamu yang paling cantik di mataku.
Rona: Bener nih?
Donny: Iya, jangan ngambek ya.
Rona kembali memandang Donny, dan
tangannya digenggam tangan Donny. Ia lalu bertanya lagi.
Rona: Jadi, yang tinggal di kos
cuma kamu dan Jeje yang SMA?
Donny: Enggak kok, ada 2 siswi
SMA lain, kelas 2 juga tapi beda kelas dengan Jeje. Juga ada siswa SMA yang
baru kelas 1, namanya Bobi.
Rona: Jadi yang lainnya mahasiswa
dan mahasiswi?
Donny: Yang aku tahu sih, cuma
bang Ricky yang mahasiswa. Ada 3 orang mahasiswi, tapi aku gak nanya nama
mereka, soalnya aku tahu info para penghuni kos dari bang Rama, abang aku.
Rona: Abang kamu yang pergi dari
rumah, lalu ngekos satu setengah tahun lalu?
Donny: Iya, dia sempat bilang mau
ngekos, tapi gak ngasih tahu di mana. Eh kebetulan kita sama tempat kosnya.
Rona: Hmm, jadi abang kamu kerja
apa?
Donny: Katanya sih dia jadi
karyawan jasa delivery sekarang, dan waktu ngekos barengan temannya bang Andrew,
yang juga karyawan jasa delivery.
Rona: Terus penghuni kos yang
wanita selain siswi SMA kerja apa?
Donny: Mana aku tahu, sayang.
Yang pasti sore begini baru para penghuni kos pada pulang semua. Kecuali bang
Ricky yang pulang lebih larut.
Rona: Emangnya bang Ricky kerja
apa?
Donny: Wah, aku gak tahu tuh,
kamu tanya aja Jeje.
Rona: Iya deh, yang penting kamu
jangan berbuat yang aneh-aneh di sana, karena ayahnya Jeje seorang polisi.
Donny: Hahaha, emang aku ada
tampang kriminal, Rona sayang?
Rona: Enggak sih, tapi kamu
jangan godain cewek di tempat kos.
Donny: Iya, kamu tenang aja, kan
ada mata-mata kamu si Jeje.
Rona: Bisa aja kan kamu sogok
dia.
Donny: Heheh, iya juga ya.
Rona langsung mencubit lengan
Donny, yang langsung cengengesan.
Donny: Kamu cemburuan amat sih,
lagian kalau aku sogok Jeje, uang jajanku habis dong.
Rona: Oke deh, aku percaya,
yaudah kamu siap-siap deh untuk pulang.
Kemudian Donny beranjak dan ia
pergi ke toilet mengganti pakaian waiter
nya ke pakaian biasa, kaos warna hijau polos dan celana jeans panjang warna
coklat. Ia pun mengantar Rona yang masih memakai seragam sekolah pulang, karena
Rona tadi diantar ke kafe itu oleh temannya Donny di sekolah.
Malam hari, di hotel tempat Ricky
bekerja. Ricky beserta rekan kerjanya sedang di toilet pria lantai 1, mereka
baru saja selesai jam kerjanya dan tengah berganti pakaian, waktu sudah
menunjukkan pukul 10 malam lewat 14 menit saat rekan kerja Ricky pulang duluan,
tinggal Ricky yang masih diam di toilet itu. Ia ingat kalau 2 hari lagi ulang
tahunnya Akicha. Ricky juga ingat kalau ia belum memberitahu adiknya, Michelle
mengenai dirinya yang sudah mulai menjalin hubungan asmara dengan Akicha. Maka
ia mengeluarkan smartphone-nya dari saku celana, mengirim SMS pada Michelle,
berharap adiknya itu belum tidur. Ia juga mau membicarakan mengenai ulang tahun
Akicha.
Ricky: Lele, udah tidur ya?
Beberapa detik berselang, ada
balasan.
Michelle: Belum, Kak.
Sehabis membaca itu Ricky
langsung menelpon Michelle.
Ricky: Halo, Michelle. Kamu belum
tidur?
Michelle: Halo Kak, aku baru
selesai belajar.
Ricky: Kakak mau beritahu kamu
sesuatu.
Michelle: Apa itu, Kak?
Ricky: Kakak udah jadian dengan
Akicha.
Michelle: Hah? Yang benar, Kak?
Selamat ya!
Ricky: Hehe, thanks Lele.
Michelle: Tapi sejak kapan Kakak jadiannya
dengan Aki-san?
Ricky: Sejak 2 hari yang lalu.
Michelle: Iiihhh, kenapa baru
ngasih tahu aku sekarang?
Ricky: Hehehe, Kakak kelupaan.
Michelle: Hmm, mentang-mentang
punya pacar, adik sendiri dilupain.
Ricky: Enggak gitu kok, lagian
kamu gak ada kabar seminggu ini, jadi Kakak juga lupa.
Michelle: Alasan aja, aku kan
belajar untuk ujian, makanya gak sempat untuk ngabarin Kakak.
Ricky: Heheh, jangan ngambek ya.
Michelle: Tau ah!
Ricky: Iya deh, Kakak yang salah.
Mulai sekarang, Kakak janji akan ngasih kabar ke kamu terus setiap hari.
Michelle: Nah, gitu dong. Oh iya,
Kakak gak lupa kan kalau Aki-san 2 hari lagi...
Ricky: Iya, Kakak ingat dong.
Makanya Kakak nelpon kamu untuk minta bantu.
Michelle: Emang kenapa, Kak? Aku
bisa bantu apa?
Ricky: Kakak mau tanya pada kamu,
alamat toko kue langganan kamu. Kamu sering kan beli kue ulang tahun untuk
teman-teman kamu?
Michelle: Iya, Kak. Nanti aku
SMS-in alamatnya.
Ricky: Sip deh, yaudah Kakak
tutup telponnya ya. Kamu langsung tidur nanti.
Michelle: Oke Kak!
Ricky langsung menutup
pembicaraannya dengan Michelle, belasan detik setelah itu sebuah SMS hinggap di
smartphone Ricky yang berisi sebuah alamat. Dan kemudian beberapa detik
setelahnya ada lagi SMS yang berbunyi ‘Kakak juga segera istirahat’. Ricky
tidak membalasnya, ia tersenyum membacanya dan langsung memasukkan smartphone
kembali ke saku celananya.
------------------------------------------------------------
Ricky pun sampai di tempat kos,
ia langsung beristirahat, waktu menunjukkan pukul 11 malam ketika ia berbaring
di kasurnya.
Paginya, Ricky sudah pergi dari
tempat kos saat waktu baru menunjukkan pukul 7 pagi, ia berniat pergi ke toko
kue untuk memesan kue ulang tahunnya Akicha.
Beberapa penghuni kos yang
melihat itu heran. Di ruang tamu...
Andrew: Ram, you lihat kan tadi si Ricky buru-buru.
Rama: Iya Drew, gue lihat dia
udah mulai mandi dari sekitar jam setengah 7 tadi.
Di dekat kamar mandi lantai 1,
sembari menunggu Marina selesai mandi, 3 orang gadis SMA membahas mengenai
Ricky.
Elaine: Je, kamu tahu gak kenapa
kak Ricky hari ini pergi lebih cepat?
Jeje: Aku gak tahu, mungkin
kelasnya lebih cepat dimulai kali.
Kinal: Tapi, tetap aja gak kayak
biasanya. Minggu lalu gak secepat ini berangkatnya.
Elaine: Oh, mungkin kak Ricky mau
jemput pacarnya!
Jeje: Nah, bisa jadi itu.
Kinal: Eh, emangnya kak Ricky
udah punya pacar?
Jeje: Kata Bobi sih begitu.
Kemudian Marina keluar dari kamar
mandi.
Marina: Hey, kalian lagi bicara
tentang apa?
Kinal: Itu loh mbak, kak Ricky
udah pergi jam segini.
Marina: Benar juga ya, mas Ricky
gak biasanya kelihatan buru-buru.
Elaine langsung masuk kamar
mandi, Jeje dan Kinal yang melihat pintu kamar mandi sudah terkunci pun
terkejut.
Jeje: Eh, Elaine, kan giliranku
dulu.
Kinal: Iya nih, Elaine. Kamu
mandinya lama.
Marina tertawa melihat 3 gadis
SMA itu, ia lalu naik ke lantai atas dan Kinal serta Jeje masih menggedor-gedor
pintu kamar mandi itu, suara senandung Elaine sudah terdengar.
Ricky telah tiba di toko kue dari
alamat yang diberikan Michelle, ia langsung memesan kue ulang tahun untuk hari
esok, dan Ricky ditanyai kue ulang tahun untuk siapa. Dan pegawai toko
menjelaskan padanya kalau kue ulang tahun yang mereka buat berbeda tergantung
untuk siapa kue itu. Ricky lalu memberitahu kalau kue itu untuk pacarnya, dan
ia dipersilahkan memilih dari 3 bentuk kue, ada yang memakai lilin berbentuk
angka untuk menunjukkan umur, ada yang cuma memakai 1 lilin, dan ada yang
memakai banyak lilin kecil. Bentuknya pun berbeda-beda, Ricky lalu memutuskan
memilih kue yang memakai banyak lilin kecil, karena menurutnya bentuknya paling
bagus dengan 2 buah ceri, lilinnya warna-warni.
Pagi hari itu di sebuah sekolah
yang terletak beberapa km dari universitas Patmangin, terjadi ‘paduan suara’
karena tak ada guru di kelasnya Michelle, dan dia sedang memberitahu
teman-teman terdekatnya mengenai kakaknya yang sudah punya pacar.
Shani: Jadi, benar itu Chel?
Michelle: Iya, kak Ricky baru
beritahu aku semalam.
Shania: Chel, abang kamu juga
beritahu nama pacarnya?
Yupi: Iya Chel, siapa pacarnya?
Michelle: Pacarnya kak Ricky
adalah Aki-san.
Shania: Oh, yang waktu itu makan
bareng kita kan?
Michelle: Iya, kata kak Ricky sih
2 hari yang lalu jadiannya.
Yupi: Jadi aku gak ada kesempatan
lagi dong?
Shani: Sama, aku juga ya Chel.
Yupi: Iiih, Shani, kamu kan punya
pacar. Wuuuu, masa mau gaet cowok lain.
Shani: Hihihi, habis cowok aku
kalah ganteng dengan abangnya Michelle.
Michelle dan Shania hanya
geleng-geleng mendengar apa yang dikatakan Shani. Yupi malah langsung
menggelitiki pinggang Shani karena geram akan sikapnya.
Sementara itu, di rumahnya
Veranda. Ega sedang menunggu di ruang tamu, ia diminta Ve untuk mengantarnya
hari ini ke kampus, karena Ve sedikit tidak enak badan. Seorang gadis berpipi chubby mengajaknya bicara sejenak sambil
menunggu Ve selesai berbenah diri. Gadis itu memberitahu Ega kalau Ve
sepertinya kecapekan sehabis kerja kemarin, dan tidak mungkin bisa menyetir
mobil sendiri tapi ia tidak mau absen. Ega merasa pernah melihat gadis ini,
meskipun mereka tidak saling kenal. Tak lama berselang, Veranda sudah selesai
dan siap berangkat ke kampus. Selama perjalanan dengan motornya, Ega sempatkan
bertanya pada Ve siapa gadis itu, Ve hanya menjawab ‘sepupu’nya.
Ricky tiba di kampus pada pukul 7
lewat 50 menit, ia bergegas masuk kelasnya dan mengikuti perkuliahan. Selama
perkuliahan berlangsung, Ricky curi kesempatan bertukar pesan dengan Akicha,
meskipun hanya sekedar memberitahu bahwa ia sudah ada di kelasnya. Akicha juga
memberitahu dia kalau ia dan Ayana sudah makan di apartemen tadi, jadi mereka
tidak ke kantin nanti. Ternyata tak hanya Ricky, Jerry juga curi kesempatan
bertukar pesan dengan Mita, tapi lengannya disenggol oleh Ricky karena dosen
yang mengajar mulai melihat mengitari kelas itu. Ega menahan tawa melihat raut
muka Jerry yang sepertinya berusaha terlihat memperhatikan ke depan.
Waktu istirahat pun tiba, sebelum
pergi ke kantin Gedung Utara, terjadi percakapan antara ketiga mahasiswa itu.
Ega: Owe perhatiin tadi lu berdua
curi-curi waktu dengan handphone, ckckckck.
Ricky: Hahaha, benar Ga, gue cuma
sekedar ngabarin pacar gue, kalau Jerry sih lebih lama, sampai ketawa sendiri
tanpa suara.
Jerry: Habis si Mita bilang hal
yang lucu sih, jadinya gue keterusan deh nanya detailnya.
Ega: Emangnya apa yang lucu?
Jerry: Mita tadi ngasih tahu gue
kalau di kelasnya ada mahasiswa yang ketahuan tidur.
Ricky: Tidurnya gimana?
Membenamkan kepala di meja?
Jerry: Enggak, posisinya sih
tetap duduk tegak tapi mulutnya nganga.
Ega: Hmm, terus-terus?
Jerry: Nah, karena dosennya heran
jadi mahasiswa itu dilihatnya dari dekat. Eh ternyata mahasiswa itu pakai mata
palsu, ditempel di kelopak matanya yang udah merem.
Ricky dan Ega tertawa
terbahak-bahak mendengar penjelasan Jerry barusan. Jerry pun ikut tertawa
karena sepertinya dari tadi ia sudah menahan tawa.
Ricky: Hahaha, parah banget tuh.
Jadi dihukum apaan mahasiswa itu?
Jerry: Gue gak tahu deh, Mita gak
sempat beritahu karena gue bilang ke dia ‘udahan dulu’.
Dan mereka bertiga menuju kantin
Gedung Utara sehabis itu, saat tiba di sana. Ega dan Jerry menghampiri pacar
mereka yang duduk sendiri di sebuah meja untuk 2 orang. Ricky langsung mencari
tempat duduk, dan dilihatnya Jonathan bersama Agus duduk berdampingan. Ia
segera memesan makanan dan bergabung dengan Jonathan yang sedang makan. Ricky
dan Jonathan pun selesai makan bersamaan, Agus yang melihatnya pun takjub.
Agus: Wah, den Ricky cepat banget
makannya.
Jonathan: Udah biasa itu, bang
Agus.
Agus: Hah? Udah biasa, tapi saya
baru kali ini lihatnya.
Jonathan: Hahaha, bang Agus,
kadang-kadang sih Ricky mau ‘lomba makan’. Dulu waktu SMA tuh sering begitu.
Agus: Lomba makan beneran?
Ricky: Bukan kok bang, saya kan
emang cepat kalau makan, jadi kadang kalau lihat orang lain makan tinggal
setengah, saya langsung makan dengan cepat dari awal. Biar orang itu terkejut
deh.
Lalu Melody datang dan duduk di
samping Ricky.
Ricky: Hai Mel, kok kamu makannya
bukan yang biasa?
Melody: Emm, aku mau coba makan
spaghetti di kantin ini, Ky.
Ricky: Oh, yaudah kamu silahkan
makan. Aku tungguin, hehehe.
Melody tersenyum pada Ricky dan
mulai makan. Ricky lalu mengeluarkan smartphone-nya untuk memberitahu Akicha,
lewat pesan LINE pada Ayana.
Jonathan: Ky, lu chatting dengan
siapa?
Ricky: Kepo deh lu, Jo.
Agus: Den Jo, siapa lagi kalau
bukan pacarnya den Ricky.
Jonathan: Oh, Akicha. Bener gak
Ky?
Ricky: Ya iyalah, masa lu kalah
dengan bang Agus yang bisa langsung tahu.
Jonathan: Kan bisa aja lu
chattingnya dengan cewek lain, misalnya penghuni kos. Atau adik elu si Lele.
Ricky: Hmm, benar juga lu Jo,
tapi gue gak pernah tuh chatting dengan penghuni kos yang cewek, gue juga
jarang chatting dengan adik gue, lebih sering SMS.
Agus: Den Ricky, emang adiknya
den Ricky seekor ikan?
Jonathan dan Ricky pun menertawai
pertanyaan Agus, Agus hanya bingung. Melody yang sedang makan tertawa di dalam
hati.
Ricky: Haha, ya enggaklah bang.
Kalau adik saya ikan, berarti saya siluman ikan.
Agus: Terus nama ‘Lele’ itu?
Jonathan: Bang Agus, itu cuma
nama panggilan, Ricky manggil begitu karena adiknya itu suka makan ikan lele.
Agus: Oh, gitu. Hahaha, jadi namanya
yang bener apa, den Ricky?
Ricky: Namanya Michelle,
M-I-C-H-E-L-L-E.
Agus: Gak usah dieja kali den,
saya tahu kok.
Jonathan: Siapa tahu bang Agus
ngiranya M-I-S-Y-E-L.
Agus: Yaelah den Jo, saya gak
seudik itu kali.
Ricky: Hehehe, kali aja gitu
bang.
Jonathan(berpikir): Gue makin
yakin nih dari sikapnya Melody kalau dia emang suka pada Ricky. Hahaha Ky, lu
tinggal tunggu tanggal mainnya ketika harus push up 80 kali dengan gue dudukin.
Ricky melihat Jonathan melamun
sambil tersenyum jahil dan melihat Melody yang sedang makan sambil menunduk. Ia
pun menjentikkan jari di hadapan Jonathan.
Ricky: Woi Jo, ngapain elu
senyum-senyum lihatin Melody?
Jonathan: Habis gue lihat
kayaknya enak tuh, kan gue udah lama gak makan begituan.
Agus: Yaudah den Jo, tinggal pesan
aja.
Ricky: Bang Agus, Jo gak mungkin
bisa makan lagi, tuh perutnya udah hampir kembung.
Jonathan: Sok tahu lu Ky, gue
bisa kok makannya.
Ricky: Lu lupa ya Jo, kan elu
alergi mie.
Agus: Hah? Pantes saya gak pernah
lihat den Jo makan mie.
Jonathan: Iya bang Agus, saya
memang alergi tapi entah kenapa saya jadi pengen makan mie deh.
Ricky: Woi, mending jangan Jo. Lu
ingat kan kapan lu makan mie terakhir kalinya? Apa yang terjadi?
Lalu Jonathan memandang langit
kantin itu, Agus melihat sepertinya Jonathan seperti sedang mengingat kembali hal yang
dikatakan Ricky, padahal Jonathan berpikiran hal lain.
Jonathan(berpikir): Hehehe,
untung aja Ricky bisa gue tipu, jadi gue gak ketahuan deh tadi mikirin dia yang
bakalan push up 80 kali sambil gue dudukin.
Kembali ia tersenyum, dan lamunan
Jonathan terhenti saat Ricky menyentil pelan lengannya.
Ricky: Malah melamun lagi lu,
ingat kan?
Jonathan: Ingat dong Ky, ahahaha.
Agus: Emangnya den Jo kenapa
sehabis makan mie?
Ricky: Tanya aja deh orangnya,
bang Agus.
Setelah itu bel berbunyi,
pertanda waktu istirahat berakhir. Melody yang sudah selesai makan lalu duluan
ke kelasnya setelah membayar, sementara Ricky berdebat dengan Jonathan siapa
yang harus membayar pesanan mereka bertiga. Jonathan ingin Ricky mentraktirnya
sebagai PJ atau Pajak Jadian, sementara Ricky malah ingin Jonathan yang
mentraktir sebagai PM(Pajak Melamun). Agus juga ingin Ricky yang mentraktir,
dengan alasan ia baru mendengar yang namanya PM. Ricky mengalah dan mentraktir
mereka berdua. Ega mengantarkan Veranda kembali ke kelasnya di lantai 3 Gedung
Selatan, barulah ia balik ke kelasnya.
Jerry yang sudah duluan tiba di
kelas langsung menanyai Ricky dan Ega yang baru kembali ke tempat duduk mereka.
Jerry: Woi, elu berdua pada kemana
sih tadi? Untung aja dosen belum masuk.
Ricky: Gue tadi habis berdebat
sama Jo siapa yang harus bayar pesanan, dan setelah itu gue traktir dia sebagai
PJ.
Ega: Kalau owe sih habis ngantar
Veranda kembali ke kelasnya.
Jerry: Heheh, pakai debat segala
Ky. So sweet banget lu Ga, ngantar pacar sampai kelas.
Ega: Ve lagi gak enak badan
makanya owe antarin, daripada dia pingsan kalau jalan sendiri. Oh iya Ky, owe mau minta tolong pada elu.
Ricky: Minta tolong apa, Ga?
Ega: Lu bisa gak antarin Veranda
ke kantornya nanti? Owe jam kerjanya lebih cepat hari ini.
Ricky: Hmm, gue sih bisa aja,
tapi nanti gue harus bicarakan dengan Akicha dulu.
Jerry: Kenapa gak minta tolong
gue aja Ga?
Ricky: Lu bukannya biasa ngantar
Mita ke tempat kerjanya, Jer?
Ega: Tahu nih, lagian owe lihat
muka lu mesum Jer, entar Ve elu apa-apain lagi.
Jerry: Hahaha, monyong lu Ga,
benar juga ya, lagian Mita gak mungkin bolehin gue.
Ricky: Nanti makan siang coba deh
gue bicarakan dengan Akicha.
Ega: Oke, tolong ya Ky, owe
takutnya Ve gak aman kalau naik taksi. Ketika pulang baru owe jemput dia.
Dosen pun masuk ke kelas itu,
perkuliahan kembali berlangsung. Siang hari tiba, Ricky beserta Jerry dan Ega
makan siang di kantin Gedung Utara. Karena kebetulan Akicha dan Ayana hendak
makan siang di sana sebelum pulang, Ricky meminta mereka menemuinya. Ega sudah
duduk semeja dengan Veranda sambil menunggu pesanan mereka datang, Jerry juga
duduk semeja dengan Mita. Hanya Ricky yang duduk di meja untuk 4 orang. Saat
Ricky sedang duduk sendiri, Melody duduk di sampingnya membawa makanan dan
minumannya.
Ricky: Hai Mel, kamu gak makan
spaghetti lagi nih?
Melody: Enggak, tadi kan aku cuma
mau nyobain, gak terlalu suka kok. Aku makan dulu ya Ky.
Ricky hanya mengangguk, tak lama
kemudian Akicha dan Ayana pun datang, mereka sedikit heran karena Ricky
duduknya bareng Melody.
Ayana: Ricky-kun, apa yang mau
kamu bicarakan?
Ricky: Begini, Akicha, Ayana, aku
nanti mau ngantar pacar teman aku ke kantor tempat kerjanya. Soalnya dia sedang
gak enak badan, teman aku gak mau dia naik taksi sendiri, takutnya gak aman.
Ayana lalu mengatakannya pada
Akicha, dan wanita itu pun bertanya pada kekasihnya.
Akicha: Who is she?
Ricky: Her name is Veranda, there
she is.
Ricky lalu menunjuk meja tempat
Ega dan Ve, Akicha dan Ayana melihat Ega yang mulai menyuapi Ve bubur ayam.
Mereka lalu kembali menatap Ricky.
Ricky: Gimana? Boleh kan?
Akicha pun mengangguk, Ricky
tersenyum karena ia senang pacarnya sangat pengertian.
Mereka bertiga lalu
memesan makanan, dan selagi menunggu rupanya Melody sudah selesai makan, dan ia
berbicara pada Ricky.
Melody: Ricky, tadi aku lihat sih
Ve juga mukanya agak pucat di kelas, terus pas aku tanya dia cuma bilang
sedikit gak enak badan.
Ricky: Iya, jadi Ega minta tolong
padaku untuk ngantar dia karena jam kerja Ega lebih cepat hari ini. Nanti
pulangnya Ega jemput dia.
Melody: Aku bisa kok ngantar Ve.
Ricky: Eh, enggak usah Mel,
emangnya kamu gak ada kegiatan lagi sehabis ini?
Melody: Ada sih, kerjaan...
Ricky: Nah, biar aku aja yang
ngantar, karena kebetulan kantornya Ve searah dengan tempat kos-ku.
Melody hanya memanggutkan kepala,
Ayana terus mengatakan apa yang mereka bicarakan pada Akicha, lalu makanan pesanan
mereka bertiga datang. Melody lalu pamit duluan, karena jemputannya sudah
datang. Saat mau meninggalkan kantin, ia melihat Ve belum selesai makan, dan
tersenyum karena dari raut wajahnya, Ve nampak senang walau sedang tidak enak
badan.
TO BE CONTINUED...
By: E.D.
Komentar
Posting Komentar