Between Dream And Reality, Part 18
Part 18: Young Couple
Lamunan Aldo dihentikan oleh
tepukan seorang siswi yang baru datang dan duduk di sampingnya. Ia pun menoleh
dan mendapati Sinka duduk sebangku dengannya.
Aldo: Eh, Sinka, kamu sejak kapan
disini?
Sinka: Dari semenit yang lalu,
Aldo. Kamu kenapa sih tadi melamun? Bukan mikirin cewek lain selain kak Naomi
kan?
Aldo: Aku tadi mikirin kak
Melody, dia tidak seperti biasanya mau bareng aku ke sekolah, tadi aku diantar
pakai mobilnya.
Sinka: Oh gitu, memangnya kamu
jarang bareng kakak kamu kalau berangkat ke sekolah?
Aldo: Dulu sih selalu, ketika kak
Melody kelas 12 dan aku kelas 10 sekelas dengan Naomi. Kadang dengan motorku,
kadang dengan mobilnya kak Melody. Tapi sejak aku masuk kelas 10 IPA 3, kami
gak pernah bareng lagi, baru tadi pagi berangkat bareng, kak Melody ke kampus.
Sinka: Emm, jadi itu apakah kakak
kamu marah padamu karena kamu tinggal kelas? Terus kenapa kakak kamu ke kampus
hari ini? Bukannya belum mulai kuliah ya? Kak Naomi aja baru mau daftar di
ORACLE university besok.
Aldo: Kak Melody gak marah padaku
kok waktu itu, hanya saja kan aku lebih cepat berangkat ke sekolah, sedangkan
dia sekitar jam 8 pagi baru kuliahnya dimulai. Dia ke kampus hari ini karena
mau lihat papan pengumuman, untuk mencari kelas Psikologi di ruangan yang mana.
Sinka: Hmm, gitu rupanya. Kamu
besok mau temani kak Naomi ke kampus kan?
Aldo: Iya, pasti dong. Aku
beritahu dia dulu ya.
Sinka mengangguk, ia mengeluarkan
buku kimia dari dalam tasnya dan mulai membaca bab pertama. Sedangkan Aldo
mengeluarkan smartphone dari saku celana abu-abu sebelah kanan, ia memulai
percakapan LINE dengan tunangannya.
Aldo: Hai sayang, udah bangun?
Naomi: Udah dong, kan aku juru
masak di rumah, jadi harus bangun cepat. Awas, jangan ngeledek ya!
Aldo: Hahah, untuk apa aku
meledek, kan aku udah tahu soal itu sejak kita kelas 10 bareng. Kamu besok mau
ke kampus ya? Aku yang antar ya.
Naomi: Oke, besok siang jam 12.30
sehabis makan siang ya. Oh iya, aku mau nanya, kamu duduk sebangku dengan cowok
atau cewek?
Aldo: Aku duduk sebangku dengan
Sinka, honey. Lagian kalau aku duduk
sebangku dengan cewek lain, kamu gak usah khawatir, hati aku kan sudah kamu
curi jadi cewek lain gak akan punya kesempatan hehehe.
Naomi: Hihi, bisa aja deh kamu,
pagi-pagi sudah gombal. Aku mau ingatin, kamu kan udah tunangan dengan aku,
jadi awas ya kalau kamu gombalin cewek lain!
Aldo: Iya, enggak bakalan, sejak
kita pacaran aku sudah gak gombal ke cewek lain.
Naomi: Hmm, yakin nih? Aku pernah
diberitahu Frieska dan Rona kalau kamu gombal ke cewek lain, kalau Frieska
bilang kamu gombalin teman sekelasnya, cewek bernama Manda, kalau Rona bilang
kamu gombalin dia.
Aldo: Eh, itu...
Naomi: AYO ngaku, hemmm ! Kalau
enggak ngaku, aku nanti ‘aniaya’ kamu.
Aldo: Aduh, iya Omi sayang, aku
ngaku emang pernah gombalin mereka, maafin aku ya, please.
Naomi: Aku maafin kamu, tapi
kalau kamu gombal ke cewek lain lagi, aku hukum kamu!
Aldo: Oke, aku janji gak akan
gombal ke cewek lain lagi sayang. Sekali lagi maaf ya.
Naomi: Yasudah, kamu simak
pelajaran yang benar. Aku tunggu kamu besok ya. I Love You.
Aldo: I Love You too, Omi.
Sehabis itu, Aldo juga mengirim
SMS pada Frieska membicarakan hal tadi.
Aldo: Dedek Mpris, kamu dimana?
Frieska: Ih, kak Aldo. Ngagetin
aja, aku lagi ada di dalam kelas dong, lagi ngobrol sama teman-teman. Kenapa?
Aldo: Kamu beritahu Naomi ya soal
Kakak gombalin Manda waktu itu?
Frieska: Hihi, iya kak Aldo, aku
keceplosan soalnya waktu itu kak Naomi nanyain. Maaf ya.
Aldo: Hhh, yasudah deh. Ngomong-ngomong
kamu dan teman-teman kamu gak digangguin Fredi dan Joe lagi kan?
Frieska: Hmm, enggak tuh, tapi
aku gak tahu deh apakah mereka masih ‘hobi’ begitu karena aku jarang ke kantin
di akhir semester lalu.
Aldo: Oke, Kakak akan pantau
sendiri soal Fredi, kalau Joe kan gak bisa lagi karena dia sudah lulus. Udah
ya, kamu lanjut aja ngobrol sama teman-teman kamu.
Tidak ada balasan lagi dari
Frieska, Aldo sekarang melihat kalau kelasnya sudah banyak murid berdatangan,
dan sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai.
Ketika jam pelajaran pertama
dimulai, seorang guru datang ke kelas itu dan rupanya adalah Pak Salihin, guru
pelajaran Sejarah.
Pak Salihin: Anak-anak, Bapak
adalah wali kelas kalian. Sekarang Bapak akan menunjuk beberapa calon ketua
kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, dan bendahara. Kalian yang voting dan
tidak boleh vote 2 kali, juga tidak boleh ‘golput’. Mengerti?
Semua murid: Mengerti, Pak!
Voting itu dilaksanakan dengan
unik, yaitu seorang calon tidak boleh memilih dirinya sendiri. Dari hasil
voting ketua dan wakil ketua kelas, Aldo menjadi pemenang dengan 18 suara,
karena Indra hanya dapat 12 suara dan Derry 10 suara. Dan otomatis wakil ketua
kelas adalah Indra. Dari hasil voting sekretaris, Jeje menjadi pemenang karena
memperoleh 21 suara, mengalahkan Sinka yang dapat 10 suara, dan mantan
sekretaris tahun ajaran lalu Shania dengan 9 suara sisanya. Sedangkan di hasil
pemilihan bendahara, Sonya jadi pemenang dengan 16 suara, unggul dari Vania dan
mantan bendahara tahun ajaran lalu yaitu Marsya yang sama-sama memperoleh 12
suara.
Pak Salihin: Oke anak-anak, Bapak
bacakan sekali lagi hasilnya: ketua kelas untuk tahun ajaran ini adalah Aldo,
sedangkan Indra jadi wakilnya, sekretaris kelas adalah Jeje, dan bendahara
kelas Sonya. Sekarang mari kita mulai pelajaran pertama hari ini.
Pelajaran pertama di kelas IPA
itu dimulai, yaitu pelajaran Sejarah. Di tahun ajaran ini lagi-lagi upacara
sekolah ditiadakan, karena itulah murid-murid banyak yang merasa senang, ada
beberapa juga yang merasa kecewa karena harus menjalani jam pelajaran lebih
cepat.
~---------------------0-O-0---------------------~
Waktu istirahat pertama, Aldo
diajak kumpul di barisan belakang, kerumunan murid cowok kelas itu. Indra yang
memang duduk di barisan belakang memanggilnya untuk bergabung.
Aldo: Ada apa nih Dra?
Indra: Ini loh Do, si William mau
tanya sesuatu pada elu.
Aldo: Mau nanya apa Wil?
William: Ckckck, memang gue yang mau
nanya, tapi juga mewakili mereka semua, jadi elu jangan marah ya Do.
Aldo: Ya tergantung apa yang elu
mau tanyain lah, lagian elu semua jahil banget deh ‘mengumpani’ William untuk
gue marahi, hahaha.
Para murid cowok tertawa, kecuali
William yang memiringkan bibir, barulah ia buka suara lagi.
William: Do, gue mau nanya nih,
elu tinggal di rumah cuma dengan kakak elu ya?
Aldo: Iya, kenapa emangnya?
William: Jadi berarti yang
bersih-bersih rumah kakak elu ya?
Aldo: Enggak juga, gue setiap
hari Sabtu dan Minggu juga bantu kakak gue bersih-bersih, misalkan kakak gue
nyapu jadi gue yang ngepel.
William: Oh gitu, terus kakak elu
yang masak makanan?
Aldo: Ya iyalah, gue kan gak bisa
masak kecuali mie instan.
William: Berarti...
Aldo: Berarti apaan Wil?
William: Kalau memang begitu,
berarti elu seperti punya istri dong, yaitu kakak elu.
Aldo terlihat melamun, mereka
semua menunggu reaksinya terutama William yang was-was karena melontarkan
pertanyaan yang selama ini ingin dihindari Aldo, mengenai dirinya yang hanya
tinggal berdua dengan kakaknya yaitu Melody. Tak lama kemudian Aldo tertawa
ringan, William dan yang lain terheran.
Aldo: Ahahah, bener juga sih,
tapi gue dan kakak gue gak bersikap aneh-aneh kok, meskipun kami cuma tinggal
berdua. Kecuali...
Derry: Kecuali apa, Do?
Aldo: Kecuali kalau ada iblis
penghasut, kayak si William hahaha.
Mereka semua menertawai William,
dan William menoyor pelan kepala Aldo sambil bersungut-sungut.
William: Kampret, kok malah gue
dijadikan iblis.
Aldo: Ahahaha, habisnya elu Wil
yang tanya soal itu.
William: Ckckck, nyesel gue nanya
itu tadi, kalian semua sih desak gue untuk nanyain.
Yudha: Hahaha, Wil, kan elu cocok
jadi umpannya, elu berpredikat ‘master kemesuman’. Toh daritadi gue yakin kalau
Aldo gak akan marah.
Aldo: Iya Yud, tapi gue bisa
pinjam tangan Indra buat geplak elu kan?
Indra: Dengan senang hati, Do,
jadi mau digeplak di mana nih Yud? Jidat atau pipi?
Yudha: Yaelah, gitu amat Do,
nanti gue masuk UKS kalau digeplak Indra.
Mereka kini menertawai Yudha yang
mengeluh, kemudian Tejo buka suara.
Tejo: Do, gue pernah mimpi kalau
elu sudah tunangan dengan Shania.
Mereka semua terkejut, terutama
Aldo, dan Derry juga ikut bicara.
Derry: Wah, gue juga Do, beberapa
kali gue mimpi elu pacaran dengan Shania terus tunangan sebelum kelas 12.
Kini satu persatu dari murid cowok
di kelas itu mengatakan ‘Gue juga pernah mimpi begitu, Do’ sehingga Aldo makin
terheran, ia segera bertanya.
Aldo: Kalian mimpinya kapan?
Heru: Kalau gue sih terakhir
mimpi tentang elu dengan Shania 2 hari lalu.
Bagus: Gue sih terakhir kali
mimpi begitu kalau gak salah 5 hari yang lalu.
Aldo mendapat informasi mengenai
teman-temannya yang masuk ke kehidupan mimpinya, selama liburan atau bahkan
setelah malam pertunangannya dengan Naomi. Ia berpikir mungkin saja itu
penyebab ia tidak melanjutkan kehidupan mimpi itu karena ada teman-temannya
yang bermimpi atau bisa dikatakan ‘mengunjungi’ kehidupan mimpinya Aldo.
Mereka mengakhiri pembicaraan itu
ketika Bagus mulai mengalihkan topik obrolan ke pelajaran Sejarah tadi, karena
mereka banyak yang diam-diam menguap di pelajaran wali kelas mereka. Aldo
permisi pada teman-temannya untuk ke kantin, sekedar jalan-jalan. Ia juga
sebenarnya ingin memantau kantin untuk memastikan Fredi tidak ‘mencari korban’.
Sesampainya di kantin, Aldo duduk
di meja untuk 4 orang yang rapat dengan dinding, dilihatnya sekeliling dan
belum menemukan sosok Fredi, tiba-tiba ada 2 siswi SMA yang duduk di
hadapannya, yaitu Gre dan Violet.
Gre: Kak Aldo, boleh kan kami
duduk disini?
Aldo: Silahkan aja, toh kalian
udah terlanjur duduk, hahaha.
Violet: Kak Aldo, kami makan dulu
ya.
Aldo mengangguk, dan kedua gadis
itu mulai menyantap makanannya. Aldo celingak-celinguk di sekeliling kantin itu
tapi tetap tidak menemukan sosok Fredi. Ia lalu mengirim SMS pada tunangannya.
Aldo: Omi sayang, aku lagi di
kantin nih, ditemani adik-adiknya kak Ve.
Naomi: Hah? Maksud kamu honey, Gre dan Violet?
Aldo: Iya, mereka berdua, siapa
lagi. Aku sekarang memberitahu kamu biar kamu gak cemburu, daripada kamu tahu
dari orang lain setelah ini, kalau aku duduk bersama mereka, nanti kamu salah
paham dan cemburu, terus gak mau ketemu aku, jadinya hari-hariku nanti bisa
terasa hampa.
Naomi: Oh... so sweet deh, iya
aku gak cemburu kok, hihi. Memangnya Violet sekolah disana, honey?
Aldo: Aku dengar dari kak Rendy
sih, Violet memang berencana pindah kesini setelah lulus SMP, kak Ve yang minta
sendiri pada Vio agar dia ada yang jagain, yaitu Gre. Tapi kak Rendy juga minta
aku jagain Vio dari cowok-cowok di sekolah ini.
Naomi: Oh, gitu. Lalu kamu dapat gaji
berapa sebagai bodyguard-nya Vio, hihi.
Aldo: Ckckck Omi, ya enggak
sepeserpun lah, aku kan ‘bodyguard tak resmi’.
Naomi: Hahaha, iya juga sih.
Aldo: Yasudah, itu aja yang aku
mau beritahu pada kamu. Oh iya, satu lagi, I Love You.
Naomi: I Love You too. Oke,
silahkan lanjutkan ‘selingkuh’nya hihi.
Pesan balasan Naomi yang terakhir
itu disertai emoticon memberi ciuman, Aldo tidak membalas lagi, ia tertawa
ringan terhadap candaan yang sering dilakukan tunangannya itu ketika ia bersama
cewek lain selain Sinka dan Melody.
Gre: Kak Aldo kenapa tertawa?
SMS-an dengan siapa?
Aldo: Aku habis SMS-an dengan
tunanganku, Gre.
Gre: Oh, kak Naomi rupanya, cieee
senang banget kayaknya.
Aldo: Hahaha, bukan kayaknya kok,
emang senang banget. Oh iya, Vio, aku mau nanya nih, kamu kelas IPA atau IPS?
Violet: Aku awalnya sih mau masuk
IPS, tapi kak Ve menyarankan aku masuk jurusan IPA, ehe.
Aldo: Oh, jadi kamu sudah punya
teman di kelasmu?
Violet: Ya... aku sudah punya
beberapa teman, Kak. Tapi tadi yang ngajak aku kenalan lebih banyak cowok
daripada cewek.
Aldo: Hmm, wajar sih, kata kak
Rendy kamu cantik jadi pasti akan diajak kenalan oleh cowok-cowok, eh ternyata
benar, ahaha.
Violet sedikit tersipu, sedangkan
Gre cemberut.
Gre: Ih, kak Aldo udah tunangan
masih aja gombal.
Aldo: Tadi kan aku bilang kata
kak Rendy, Gre. Berarti bukan aku yang gombal.
Gre: Hihi, ngeles aja.
Setelah mengobrol sebentar, waktu
istirahat ternyata habis, Gre dan Violet duluan ke kelas masing-masing
sementara Aldo berjalan dengan pelan ke kelasnya karena ia masih memikirkan
sikap aneh yang tadi pagi ditunjukkan kakaknya.
~---------------------0-O-0---------------------~
Sepulang sekolah, Aldo menerima
SMS dari kakaknya yang ternyata menunggu di parkiran mobil sekolah itu sejak
pukul 9 pagi. Aldo heran kenapa kakaknya mau menunggu berjam-jam di parkiran,
tidak langsung pulang. Ketika sudah sampai di samping mobil Melody, Aldo
melihat kakaknya duduk di samping kursi pengemudi sambil memainkan smartphone,
yang artinya Aldo diminta untuk menyetir. Ia mulai berbicara pada Melody
sehabis duduk di kursi pengemudi dan menutup pintu mobil.
Aldo: Kakak gak bosan nunggu
berjam-jam disini?
Melody: Enggak dek, Kakak dari
tadi beberapa kali disapa murid-murid di sekolah ini, dan Kakak juga mencari
lagu-lagu favorit di internet. Kalau Kakak pulang, kamu nanti gak ada yang
jemput.
Aldo: Aku kan bisa nebeng teman,
Kak.
Melody: Aldo, Kakak juga malas
bolak-balik karena Kakak mau belanja kebutuhan kita nanti di minimarket
langganan. Jadi Kakak nungguin kamu aja deh tadi. Pasang sabuk pengamanmu, dek.
Lalu kita jalan ke sana sebelum pulang.
Aldo menuruti perkataan Melody,
ia memasang sabuk pengaman sebelum mulai menjalankan mobil keluar parkiran dan
melaju menuju minimarket yang biasa mereka datangi, sesampainya disana ia
memarkirkan mobil di parkiran dekat minimarket tersebut, lalu Melody
mengajaknya ke dalam minimarket.
Aldo agak canggung karena Melody
menggandengnya erat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang
keranjang belanjaan dan pandangannya mengitari rak-rak setinggi 2 meter di
dalam minimarket itu. Beberapa pengunjung melihat mereka berdua dan mengira
mereka adalah pasangan kekasih, karena terlihat seperti seorang mahasiswi yang
pacaran dengan seorang siswa SMA.
Seperti biasa, Melody yang
memilih barang-barang kebutuhan mereka sehari-hari. Aldo bisa mencium aroma
parfum kakaknya, karena itulah dia sedikit grogi menyadari pandangan para
pengunjung lain mengarah pada mereka.
Di tempat lain, Harris sedang
melajukan motornya untuk pulang sehabis mendaftar di ORACLE university, ia
memasuki sebuah komplek perumahan dengan lebar jalan hanya 5 meter, dan melihat
jelas ada sebuah mobil terparkir di tengah jalan, dengan 2 orang gadis
berseragam SMA terlihat kebingungan. Harris memberhentikan motornya di dekat
mereka.
Harris: Emm, permisi, kalian
kenapa gak pulang ke rumah?
Gadis 1: Eh, mas. Boleh kami
minta tolong?
Harris: Minta tolong apa?
Gadis 2: Ini loh mas, mobil teman
saya mogok tiba-tiba, kami jadinya gak bisa pulang deh. Tolong periksa dong,
baru kali ini mobilnya mogok.
Harris: Oh, sebentar ya, coba aku
periksa.
Harris turun dari motornya, ia
berjalan menuju depan mobil itu dan membuka kap mobilnya. Setelah melihat
beberapa bagian mesin, ia lalu mengutak-atik sedikit dan menutup kembali kap
mobil itu.
Harris: Coba distart mobilnya, untuk
lihat bisa nyala atau enggak.
Gadis pemilik mobil itu lalu
mencoba menyalakan mobil dan ternyata bisa, kedua gadis itu tentu senang.
Gadis 2: Wah, makasih ya mas. Oh
iya, perkenalkan namaku Nadhifa Salsabila, sering dipanggil Nadse.
Harris menyambut uluran tangan
Nadse, kemudian gadis pemilik mobil juga ikut mengulurkan tangannya untuk
berkenalan.
Gadis 1: Mas, kalau namaku
Kamelia Rica Haddy, biasa dipanggil Kamel atau Melia. Nama mas siapa ya?
Harris: Namaku Harris, aku alumni
sekolah Velidan 01. Kalian sekolah dimana?
Nadse: Kami sekolah di SMA
Velidan 02, Kak Harris.
Kamel: Iya Kak, kami sekarang
kelas 3 SMA. Kak Harris sudah semester berapa kuliahnya?
Harris: Oh, aku baru tadi daftar
kok, jadi nanti bulan September baru mulai kuliah semester 1.
Nadse dan Kamel
memanggut-manggut, mereka mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Harris,
kemudian permisi untuk pulang terlebih dahulu. Setelah mobil Kamel menjauh,
Harris kembali duduk di motornya dan melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.
Di sebuah jalan raya ketika lampu
merah, Melody sedang menguap, lalu Aldo menanyainya.
Aldo: Kakak ngantuk ya?
Melody: Hmm, sedikit sih. Kakak
mau tidur dulu ya, nanti kalau sudah sampai rumah kamu bangunin.
Aldo mengangguk, beberapa detik
kemudian ia melihat Melody sudah memejamkan mata dan sepertinya mulai tertidur.
Ia menjalankan mobilnya perlahan setelah lampu hijau jalan raya menyala, dan
dengan laju pelan mereka pun sampai di depan rumah sekitar 10 menit kemudian.
Aldo melihat waktu di smartphone-nya, dan ternyata sudah jam 3:19 sore. Ia
berniat membangunkan Melody, tapi tidak sanggup karena mendengar dengkuran
kecil dari kakaknya.
Pria remaja itu membawa 2 kantong
plastik belanjaan di kursi belakang mobil ke dalam rumah, dan meletakkannya di
sofa ruang tamu. Setelah itu ia kembali ke luar rumah dan membuka pintu mobil
di samping Melody yang tertidur pulas. Aldo dengan perlahan menggendong
kakaknya dari mobil menuju kamar kakaknya di lantai 1. Di kehidupan nyata
memang kamar kakaknya ada di lantai 1, hanya di kehidupan mimpi kamar Melody
ada di lantai 2.
Aldo mengingat kejadian ini,
yaitu ketika ia menggendong Melody di dalam mimpi, hanya saja waktu dan
keadaannya berbeda. Ia menyelimuti kakaknya sehabis membaringkan wanita yang
pernah dicintainya di kehidupan mimpi ke kasur springbed di kamar lantai 1 itu.
Terlihat jelas oleh Aldo kalau Melody lelah, mungkin karena tadi berkeliling di
dalam minimarket yang beraneka ragam produknya.
Setelah memandangi wajah kakaknya
sebentar, Aldo keluar dari kamar Melody dan menutup pelan pintunya, ia pergi ke
kamarnya di lantai 2 untuk berganti baju, hidungnya menangkap sedikit aroma
parfum kakaknya yang menempel ketika tadi menggendong Melody.
Aldo menelpon Naomi sehabis
berganti pakaian, ia memberitahu tentang aktivitasnya sepulang sekolah,
termasuk juga menggendong Melody ke kamar.
Naomi: Hmm, kalau kamu tadi
gendong kak Melody, kamu kapan mau gendong aku?
Aldo: Hahaha, kapanpun kamu mau,
aku bisa kok, Omi sayang. Tapi situasi dan kondisi harus tepat, daripada kita
jadi pusat perhatian banyak orang, iya gak?
Naomi: Iya, hihihi, kapan-kapan
ya honey.
Perbincangan di telepon itu pun
berakhir beberapa menit kemudian, Aldo pergi ke bawah dan menonton TV dengan
duduk di samping kantong plastik belanjaan tadi.
Tak lama kemudian, Melody keluar
dari kamarnya dan mengucek-ucek mata sebentar, kemudian menghampiri Aldo di
ruang tamu.
Melody: Dek, kamu tadi kok gak
bangunin Kakak?
Aldo: Habisnya aku lihat Kakak sepertinya
capek sekali, jadi aku gak tega deh.
Melody tersenyum pada pria remaja
itu, ia mencium pipi kanan Aldo kemudian menenteng 2 kantong plastik belanjaan
ke dapur. Aldo melongo karena terkejut akan perlakuan Melody, pertama kalinya
ia dicium di pipi oleh kakaknya.
~---------------------0-O-0---------------------~
Keesokan harinya sepulang sekolah,
selagi menunggu Naomi di parkiran motor, Aldo memberitahu Melody tentang
rencananya mengantar Naomi untuk pendaftaran kampus dan juga ajakan Naomi untuk
makan siang bersama Naomi dan Sinka. Setelah selesai memberitahu kakaknya, Aldo
disapa tunangannya.
Naomi: Hai honey, Sinka sudah di mobil. Kamu langsung ke rumahku ya.
Aldo hanya mengangguk sambil
tersenyum. Naomi kemudian pergi ke parkiran mobil sedangkan Aldo memakai
helm-nya, dan menyalakan motor. Ia melajukan motornya mengikuti mobil Naomi
menuju rumah tunangannya itu.
Mereka makan siang dengan masakan
Naomi, Aldo memuji masakan tunangannya yang membuat Naomi tersenyum penuh
sukacita, Sinka juga senang karena Aldo tidak menggombal untuk memuji masakan
kakaknya.
Seusai makan siang, Aldo dan
Naomi berangkat ke ORACLE university dengan motornya Aldo, dan mereka tiba
sekitar 18 menit kemudian. Naomi masuk ke dalam kawasan kampus itu sedangkan
Aldo menunggu di dekat gerbang yang terbuka. Ia memang diperbolehkan masuk,
tapi ia memilih menunggu untuk melihat-lihat suasana kampus.
Sekitar 10 menit kemudian, Aldo
melihat di dekat tangga kampus ada 2 orang yang berpakaian layaknya mahasiswa
sedang berbicara dengan Naomi yang memasang wajah judes.
Mahasiswa 1: Hai cantik, kamu
baru daftar ya tadi?
Mahasiswa 2: Senyum dong cantik,
jangan judes begitu.
Naomi: Maaf, aku mau pulang,
pacarku udah nunggu.
Mahasiswa 1: Kenalan dulu dong
sayang, namaku Umar, aku mahasiswa semester 3 jurusan kedokteran bulan
September nanti.
Mahasiswa 2: Kalau namaku Rahman,
cantik. Aku juga semester 3, sama jurusan dengan Umar. Kalau kamu memang punya
pacar, dimana dia? Kok gak menemani kamu untuk daftar?
Naomi: Itu bukan urusan kalian,
tolong minggir.
Akan tetapi Umar dan Rahman tetap
tidak membiarkan Naomi lewat, Naomi mulai merasa risih tapi ia melihat sosok
Aldo di belakang 2 seniornya ini.
Aldo: Woi, biarkan cewek gue
lewat.
Rahman dan Umar menoleh, mereka
berdua memandang heran pada seorang siswa SMA yang matanya melotot pada mereka.
Naomi berjalan sampai di samping kanan Aldo.
Naomi: Ini pacarku, jadi kalian
jangan ganggu aku.
Rahman: Kamu gak salah, pacaran
dengan anak SMA?
Naomi: Dia seumuran dengan aku,
sudahlah ini bukan urusan kalian. Yuk sayang, kita pergi aja.
Aldo hanya mengikuti langkah
Naomi yang menggandengnya untuk pergi. Rahman dan Umar kembali bicara.
Rahman: Kalau dia seumuran
denganmu, berarti dia tinggal kelas kan makanya masih SMA.
Umar: Atau kamu bohong, cantik.
Jangan-jangan kamu suka pacaran dengan berondong, hahaha.
Aldo menghentikan langkahnya
sehingga langkah Naomi ikut berhenti. Mereka kini berjarak beberapa anak tangga
dari kedua mahasiswa itu.
Naomi: Kenapa, honey?
Aldo: Kamu tunggu bentar ya.
Aldo melepaskan gandengan tangan
Naomi, ia berbalik naik tangga dan langsung mencengkeram kerah baju Umar.
Aldo: Maksud lu apa tadi, hmm?
Umar: Lu budek ya, gue barusan
bilang elu adalah berondong, gue gak nyangka cewek secantik pacar elu rupanya
lebih memilih pacaran dengan berondong seperti elu.
Aldo langsung meninju pipi kiri
Umar, yang membuat mahasiswa itu tumbang, Rahman membantunya berdiri dan Umar
hendak membalas pukulan Aldo tetapi tidak jadi karena mendengar suara seseorang
dari belakangnya, seorang mahasiswa lain.
Mahasiswa 3: Ada apa ini?
Rahman: Eh, bang Kris, ini loh
ada murid SMA yang mukul Umar.
Umar: Iya nih bang Kris, dia
mukul gue barusan.
Kris: Eh, Aldo, elu rupanya. Apa
kabar?
Aldo: Hmm, kabarku baik, bang
Kris. Aku mukul dia tadi karena dia bilang cewekku doyan pacaran dengan
berondong, padahal jelas-jelas kami seumuran.
Kris: Oh, masalahnya itu rupanya.
Naomi sudah menghampiri Aldo dan
berada di sampingnya.
Aldo: Bang Kris, kenalin ini
tunanganku, Naomi.
Kris: Wah, ini rupanya tunangan
elu Do. Maaf ya, gue gak datang waktu acara itu.
Kris dan Naomi berjabat tangan
sejenak sambil menyebut nama masing-masing.
Rahman: Bang Kris, elu kenal
dengan siswa SMA yang gak naik kelas ini?
Kris: Elu diam aja, gak usah
ngejek dia karena gak naik kelas.
Rahman dan Umar merasakan ada
nada marah dari ucapan Kris, mahasiswa senior mereka sehingga mereka tidak
bicara lagi.
Aldo: Bang Kris sekarang semester
berapa? Kuliah di jurusan apa?
Kris: Gue kuliah ngambil jurusan
Arsitektur, Do. Bulan September nanti semester 5. Gue minta maaf ya kalau pacar
elu, eh tunangan elu tadi digangguin mereka berdua.
Kris menadahkan kepala pada
Rahman dan Umar yang masih bungkam, Aldo melihat mereka kemudian kembali
memandang Kris.
Aldo: Oh, aku udah gak marah kok
bang, karena tadi aku sudah mukul salah satu dari mereka.
Kris: Hmm, maaf ya Do, mereka
emang suka godain calon mahasiswi, kemarin juga ada beberapa calon mahasiswi
yang mereka godain.
Aldo: Oke gak apa-apa kok bang,
aku pamit mau pulang dulu ya, tunanganku udah merengek minta pulang karena
cuaca panas, heheh.
Naomi yang dari tadi diam
kemudian mencubit pinggang Aldo, Kris tertawa melihat Aldo mengaduh.
Aldo: Aduh Omi, kenapa sih?
Naomi: Kamu barusan bilang aku
merengek, enak aja, siapa yang merengek.
Aldo: Hehe, bercanda sayang.
Pasangan itu berpamitan untuk
pulang, Aldo menggandeng Naomi menuruni tangga kampus dan mereka melangkah
keluar gerbang kampus, Kris melambaikan tangan pada Aldo yang sudah mengenakan
helm dan dipeluk Naomi di motornya. Setelah motor Aldo tidak terlihat, barulah
Kris bicara pada Rahman dan Umar.
Kris: Hei, kalian berdua,
sebaiknya jangan usik cewek yang tadi.
Rahman: Bang Kris kok kenal cowok
tadi?
Kris: Gue kenal Aldo ketika dia
SMP kelas 1, kami belajar kungfu di tempat yang sama, dan pelatih kami selalu
dibuat takjub oleh dia.
Umar: Takjub bagaimana, bang?
Kris: Karena dia bisa meniru cara
berantem Bruce Lee, kalian pasti tahu kan maksud gue. Dan gerakannya lincah
sehingga para murid di tempat latihan juga terkagum-kagum dengan dia. Tapi dia
sudah tidak latihan kungfu lagi sejak masuk kelas 1 SMA, dan dia tinggal kelas
di akhir kelas 1 ketika itu.
Rahman: Hah, yang benar nih bang
Kris? Jadi kok dia bisa tinggal kelas?
Kris: Penyebabnya adalah karena dia
gak mengikuti ujian akhir semester ketika itu.
Umar: Kenapa dia gak ikut ujian,
bang?
Kris: Karena ada tragedi beberapa
minggu sebelum ujian waktu itu. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan
pesawat, sehingga ia sangat sedih dan tidak keluar rumah dalam kurun waktu itu.
Rahman dan Umar memikirkannya,
mereka merasa iba, dan merenungkan andai mereka ada di posisi Aldo.
Di sebuah jalan raya tak jauh
dari rumah Naomi, Aldo sedang menunggu lampu hijau menyala, Naomi menatap
wajahnya dari balik pantulan kaca spion dan mulai bicara.
Naomi: Honey, kamu tadi gak usah menghiraukan perkataan mereka, aku gak
peduli kok dengan tuduhan salah satu diantara mereka, karena itu kan tidak
benar.
Aldo: Iya Omi sayang, tapi
perkataan orang yang kupukul tadi gak enak didengar di telingaku, meskipun itu
tidak benar tapi kan kesannya mengejek kamu.
Naomi tersenyum, ia menyandarkan
kepala di punggung Aldo dan mempererat pelukan pada tunangannya. Tak lama
berselang, lampu lalu lintas kembali hijau, dan Aldo melajukan motornya menuju
rumah Naomi untuk mengantar tunangan tercintanya pulang.
TO BE CONTINUED...
By: E.D.
Komentar
Posting Komentar