Between Dream And Reality, Part 8
Part 8: The other guardian
Waktu telah menunjukkan pukul 4
sore ketika Ve dan Jeje pamit pulang, Ve juga menawarkan untuk mengantar Jeje
pulang karena tadi Jeje datang ke rumah Aldo dengan taksi. Mereka berbincang di
mobilnya Ve.
Ve: Jeje, menurut kamu gimana?
Aku sebenarnya sudah menyayangi Gre sebelum tahu kenyataan bahwa dia adikku
juga, tapi aku merasa bersalah sudah sempat membenci Violet.
Jeje: Kak Ve, menurut aku sih,
Violet yang yatim piatu perlu kasih sayang, dan sebaiknya kak Ve temui dia
secepatnya.
Ve: Kamu benar, aku mungkin akan
menemui dia besok. Terima kasih ya sarannya.
Dan Jeje pun tiba di rumahnya 20
menit kemudian. Jeje berterimakasih pada Ve, dan Ve pun berlalu dari rumah Jeje
menuju rumahnya.
------------------------------------------------
Minggu, 18 Januari 2015 jam 11
siang.
Mobil Ve sudah terparkir di depan
rumah Violet. Dan Ve pun tiba di pintu depan rumah itu sembari membunyikan bel.
Violet: Eh, ada kak Ve.
Ve: Boleh aku masuk?
Mereka berdua pun masuk dan duduk
di ruang tamu. Ve langsung membuka pembicaraan sambil duduk di samping Violet.
Violet: Ada apa ya kak Ve datang
kemari?
Ve: Kakak mau ngomong dengan
kamu, tapi kamu jangan memotong nanti.
Violet pun mengangguk, dia
melihat raut muka Ve nampak galak, tanpa ada senyum.
Ve: Jadi begini, tujuan kakak
datang ke sini adalah untuk memberitahu kamu anggapan Kakak ke kamu setelah
mengetahui kamu adalah saudara Kakak dan kak Rendy.
Violet nampak menunduk, dan mulai
merasa sedih. Karena ia tahu bagaimana sikap Ve selama ini ke dirinya.
Ve: Terus terang, Kakak benci
dengan kamu. Kakak menganggap Ibumu adalah penyebab perceraian kedua orang tua
kakak dan kak Rendy dulu. Karena dulu Ayah dan Ibu kami bercerai setelah Ibu
kami mengetahui perselingkuhan Ayah dengan Ibumu.
Violet makin menunduk mendengar
ucapan Ve, matanya mulai berkaca-kaca. Tiba-tiba ia mendengar suara isak
tangis, dan dilihatnya Ve mulai mengeluarkan air mata.
Ve: Tapi Kakak sekarang sudah
menganggap itu semua hanya masa lalu, dan itu mungkin adalah takdir. Kakak juga
menyesal sudah membenci kamu.
Lalu Ve memeluk Violet sambil
menangis. Violet terkejut mendengar pengakuan Ve barusan.
Ve: Vio, maafin Kakak atas
sikap Kakak ke kamu selama ini. Kakak janji mulai sekarang akan menyayangi kamu
seperti kak Rendy juga menyayangi kamu.
Violet juga mulai menangis, dan
bertanya kepada Ve.
Violet: Kak Ve, apa kakak serius?
Violet gak mimpi kan?
Ve: Iya Violet, kak Ve serius.
Kamu mau kan maafin aku?
Violet: Tentu, kak Ve. Vio seneng banget akhirnya mimpi Vio jadi kenyataan. Kak Ve dan kak Rendy
menyayangi Vio, kita jadi keluarga yang rukun. Vio sudah menanti saat
seperti ini, kak Ve mau menyayangi Vio sebagai adik. Vio sudah memaafkan
sikap kak Ve sebelum-sebelumnya kok.
Violet pun melihat senyuman dari
Ve pertama kalinya, senyum tulus yang diberikan Ve kepadanya karena selama ini
Ve jarang tersenyum kepada Violet, kalaupun tersenyum itu adalah senyum
dipaksakan. Kemudian mereka berdua melepas pelukan dan menyeka air mata.
Ve: Terima kasih Vio, mulai
sekarang Kakak akan mengantar kamu tiap ke sekolah. Kakak mau kamu tinggal di
rumah Kakak dan kak Rendy.
Violet: Maaf kak Ve, tapi ini
rumah peninggalan Ibu aku. Vio ingin tetap tinggal di rumah ini.
Ve: Hm oke, tapi kamu nanti
setelah lulus SMP pindah aja ke sekolah Kakak ya. Nanti biar kamu ada yang
jagain.
Violet: Baik kak Ve, tapi siapa
yang kak Ve maksud?
Ve: Oh iya, Kakak lupa. Jadi
begini, sebenarnya kamu punya satu kakak perempuan lagi. Dia sekarang kelas 1
SMA di sekolah yang sama dengan Kakak.
Violet: Benarkah? Kak Rendy gak
pernah cerita ke aku.
Ve: Namanya Shania Gracia, kamu
bisa manggil dia kak Gre. Dia adalah anak kandung dari Ibunya Kakak dan kak
Rendy. Ayahnya adalah Om Suryo, sahabat Ayah kami dulu.
Violet: Jadi, Ibunya kak Ve dan
kak Rendy pernah menikah dengan Om Suryo?
Ve: Iya. Jadi Kakak harap kamu
bisa rukun dengan dia meskipun darah kalian tidak sama.
Violet: Baik kak Ve, aku janji akan
rukun dengan kak Gre.
Tiba-tiba tepuk tangan terdengar
oleh Ve dan Violet. Mereka pun menoleh dan melihat Rendy berdiri di dekat pintu
depan rumah sambil bertepuk tangan.
Ve: Kak Rendy?
Rendy: Ve, akhirnya kamu bisa
menerima Violet.
Ve pun menghampiri Rendy dan
memeluknya sambil menangis.
Rendy: Hey, kenapa kamu menangis
Ve?
Ve: Maafin aku kak Rendy, selama
ini aku sudah salah menilai Violet. Aku akan tulus menyayangi Violet, seperti
aku menyayangi Gre.
Rendy: Jadi kamu tahu soal Gre
dari Om Suryo?
Ve melepaskan pelukannya dan
mengangguk. Rendy pun tersenyum sambil menyeka air mata Ve dengan kedua
tangannya.
Rendy: Sudah, jangan menangis
lagi. Kak Rendy udah denger pembicaraan kamu dan Violet dari tadi, dari awal
sampai akhir. Sebelum kamu minta maaf, kak Rendy udah maafin kamu kok. Dan yang
terpenting, kamu bisa tulus menyayangi Violet.
Ve mengangguk lagi kemudian
berjalan menuju Violet yang sudah berdiri dan mereka berpelukan sambil tersenyum.
Rendy juga tersenyum melihatnya.
Sekitar pukul 12 siang, mereka
bertiga menuju rumah Gre. Violet dan Ve ke sana dengan mobilnya Ve, dan Rendy
dengan motornya. Pak Suryo pun menyambut mereka, dan Violet berkenalan dengan
Pak Suryo dan Gre. Gre nampak senang juga mengetahui keluarganya yang ‘hilang’
selama 16 tahun ini akhirnya bisa ditemuinya. Pak Suryo juga memperbolehkan
Violet memanggilnya Ayah kalau dia mau.
------------------------------------------------
Hari Senin pagi, Aldo merasakan
luka di tangannya kembali sakit sehingga ia izin tidak masuk sekolah. Melody
berniat tidak masuk kuliah untuk menjaga Aldo, tapi Aldo tetap mau kakaknya itu
agar tidak bolos kuliah. Maka Melody meminta Frieska datang ke rumahnya sepulang
sekolah untuk menjaga Aldo selagi dia kuliah.
Di kelas 10 IPA 3, Indra terlihat
was-was apakah Aldo datang terlambat atau tidak datang ke sekolah. Rupanya Aldo
izin tidak masuk sekolah, surat izin diberikan oleh Frieska kepada wali kelas
10 IPA 3. Waktu istirahat pertama tiba.
Derry: Dra, si Aldo izin karena
apa?
Indra: Mungkin luka di tangannya
parah, dan Sabtu kemarin dia sebenarnya bohong soal dia nolongin bencong.
Nabilah: Yang bener Dra? Jadi
nolongin siapa kalau bukan nolong bencong?
Indra: Buset, kepo banget lu Bil.
Nabilah: Terserah aku dong, ayo
bilang dia sebenarnya nolong siapa?
Indra: Weits, gue udah janji ke
Aldo agar mulut gue gak ember. Gak seperti...
Kepala Indra pun ditoyor oleh
William saat Indra menoleh ke arahnya. Para siswa pun tertawa.
William: Lu mau bilang mulut gue
ember?
Indra: Nah, lu ngaku sendiri. Gue
gak ngomong begitu.
Nabilah dan Sonya juga kemudian
tertawa.
Derry: Yaudah deh, gue nanti mau
jenguk Aldo sepulang sekolah.
Indra: Gue sebagai ketua kelas
juga mau jenguk dia.
Nabilah: Gue ikut ya Dra, biar
gue nanti tanya sendiri ke dia penyebab lukanya.
Sonya: Aku juga mau ikut!
Heru: Lu ngapain ikut, Panda?
Sonya: Suka-suka aku dong.
Heru: Masalahnya, nanti lu naik
apa?
Sonya: Naik motor kamu!
Heru: Buset, gue nanti gak bisa
jenguk Aldo. Ada latihan voli.
Sonya: Ya sudah, aku ikut Derry
aja.
Derry: Dasar Panda, gue biasanya
bareng Vina kalau ke sekolah. Jadi kalau pulang sekolah atau mampir kemana dulu
pasti bareng Vina juga.
Sonya: Kalau begitu, bareng
William.
William: Gue nanti mau nonton
bioskop dengan cewek gue. Enak aja lu mau ikut gue.
Sonya: Terus aku ke sana gimana
dong?
Melihat muka memelas Sonya,
Nabilah dan para cowok pun tertawa. Karena muka memelas itu nampak sekali
dibuat-buat.
Bagus: Tenang aja Nya, nanti gue
mau jenguk Aldo juga. Lu ikut gue aja.
Sonya pun mengangguk tersenyum
kemudian Bagus disoraki para cowok. Karena mereka tahu kalau Bagus diam-diam
naksir Sonya.
Yudha: Bentar-bentar, si William
emangnya udah punya cewek? Waktu itu dia ngaku jones pas liat cewek yang tinggi
bareng Heru.
William: Oh iya, waktu itu gue
lupa dengan cewek gue karena cewek gue kan gak terlalu tinggi, lain dengan
cewek yang ngobrol dengan Aldo dan temannya di kelas 11 IPA 5.
Seketika kepala William pun
ditoyor para cowok, terutama Heru. Heru bukannya menoyor tapi menjitak. Nabilah
dan Sonya pun tertawa melihatnya.
William: Her, lu kok jitak gue
sih?
Heru: Kunyuk, gue laporin ke
cewek lu kalau lu ngelirik cewek yang tinggi.
William: Hahaha, emang lu tahu
cewek gue siapa?
Heru: Pasti anak kelas 10 IPS 6
kan?
William: Hahaha bukan, tapi cewek
gue di kelas 10 IPS 4. Inisialnya N.
Heru: Wah, jangan-jangan suster N
ya pacarnya William. Betul kan guys?
Para cowok beserta Nabilah dan
Sonya pun menertawai William. Dan kepala Heru pun didaratkan sebuah jitakan
dari William.
William: Enak aja lu ngomong,
namanya Noella.
Heru: Oh, nanti gue laporin ke
suster Noella hahaha.
William pun hanya memasang muka
masam, dan kembali ditertawai. Lalu waktu istirahat pun berakhir, dan pelajaran
kembali berlanjut.
------------------------------------------------
Istirahat kedua, Heru segera
pergi ke kelas 10 IPS 4. William pun segera mengejarnya, karena takut Noella
tahu soal ia curi pandang ke Desy waktu itu. Heru duluan tiba di depan kelas 10
IPS 4 dan meminta seorang siswa di sana memanggilkan Noella. Setibanya Noella
di hadapan Heru, ia segera bertanya.
Noella: Kamu siapa ya? Kenapa
cari aku?
Heru: Gue teman sekelas William,
dan gue mau memberitahu lu sesuatu.
Belum sempat Heru bicara lagi,
William datang dan membekap mulut Heru.
Noella: Hey sayang, itu kenapa
teman kamu dibekap?
William: Enggak kok, dia
sebenarnya gak mau ngomong apa-apa. Cuma iseng ke sini karena mau cari
pacarnya.
Lalu William mengaduh kesakitan
karena tangannya digigit oleh Heru.
Heru: Bohong tuh, cowok elu cari
alasan. Gue jomblo, dan gue mau kasih tahu kalau cowok lu ini pernah curi
pandang ke cewek lain. Alasannya karena cewek itu tinggi, dan merupakan tipenya
cowok lu ini.
Noella pun menjewer telinga kanan
William dengan tangan kirinya. Heru pun tertawa melihatnya.
William: Aduh sayang, ini teman
aku tadi juga bilang kamu suster ngesot.
Kemudian tangan kanan Noella pun
juga menjewer telinga kiri Heru. Heru pun meringis.
Heru: Hey, kok gue dijewer juga?
Gue kan bukan pacar lu.
Noella: Makanya jangan bikin
kesel, kalian berdua sama aja.
Kemudian datang Desy yang melihat
mereka. Desy baru saja dari kantin.
Desy: Ella, ini kenapa kamu jewer
2 cowok?
Noella: Ini Des, cowok aku dan
temannya bikin aku kesal.
Desy: Loh? Kalian berdua kan yang
bareng kak Aldo di kantin waktu itu kan?
Noella pun makin menguatkan
jewerannya pada William.
William: AWWW! Sakit sayang,
berhenti dong jewernya.
Noella: Kamu pasti ngelirik Desy
kan? Ayo ngaku!
William: Iya, aku minta maaf
sayang. Aku janji gak akan ngelirik cewek lain lagi selain kamu.
Lalu Noella pun melepaskan
jewerannya dari telinga William dan Heru. Heru bergegas pergi dari sana dan
William tertawa melihat lari Heru yang kencang.
Noella: Des, ini cowok aku.
Namanya William. Kamu jangan mau dilirik oleh dia ya.
Desy: Hihi tenang aja Ella, aku
udah punya cowok juga kok. Namanya Devin, dari kelas 11 IPA 5.
Noella: Terus yang kamu bilang
Aldo siapa tadi Des?
William: Sayang, Aldo itu teman
sekelas aku.
Noella pun manggut-manggut, lalu
Desy duluan masuk kelas. Sementara William mulai merayu Noella agar tidak
cemberut lagi. Sementara itu Heru sudah kembali ke kelas 10 IPA 3 dan duduk di
bangkunya. Derry yang melihat telinga kirinya nampak merah pun bertanya.
Derry: Her, kenapa tuh telinga
kiri lu?
Heru: Gue habis lari dari macan.
Derry yang nampak mengerti maksud
Heru pun tertawa terbahak-bahak.
Heru: Parah lu Der, malah
ngetawain gue. Masih sakit nih telinga gue dijewer tuh cewek.
Derry: Makanya lu jangan ikut
campur urusan William dengan ceweknya. Si William pernah bilang ke gue kalau
ceweknya itu galak kalau dibuat kesel, makanya gue udah ngebayangin tuh apa
jadinya lu kalau dia diejek Suster N alias Suster Ngesot hahahaha.
Heru: Aduh, kapok gue jadinya.
Tiap kali gue berurusan sama cewek, pasti rugi deh.
Derry: Makanya cari pacar Her.
Heru: Apa hubungannya monyong?
Mentang-mentang lu udah punya Vina.
Derry: Heh, gue gak pacaran sama
Vina. Sotoy banget lu.
Heru: Gak pacaran atau belum
pacaran nih?
Derry: Terserah lu deh, nikmatin
aja tuh telinga merah hahahaha.
Heru bersungut-sungut sambil
mengusap telinga kirinya. Semenit kemudian William pun datang ke bangkunya dan
mengejek Heru.
William: Hahaha, enak gak Her
jeweran cewek gue?
Heru pun memasang muka masam ke
William, lalu William pergi ke tempat duduknya di bangku barisan paling
belakang dekat Yudha.
Pelajaran pun dilanjutkan kembali
setelah waktu istirahat kedua berakhir. Dan sepulang sekolah, di parkiran motor
sudah nampak Derry yang bersiap pergi membonceng Vina. Dan Indra bersama
Nabilah, dan Bagus dengan Sonya. Mereka pergi ke warung makan dekat sekolah
terlebih dulu untuk makan siang.
------------------------------------------------
Di rumahnya, Aldo sedang
berbaring di tempat tidurnya sambil disuapi bubur oleh Frieska yang masih
mengenakan seragam sekolah.
Frieska: Kak Aldo, kenapa gak
kasih tahu aku sih soal luka ini? Malah aku taunya dari kak Melody tadi pagi.
Aldo: Maaf ya Fries, aku pikir luka
ini gak parah, jadi gak mau kamu kepikiran terus nanti sehingga kamu gak fokus
belajar untuk ujian di hari Sabtu lalu.
Frieska pun cemberut, tapi tak
lama kemudian ia tersenyum karena alasan Aldo masuk akal juga. Aldo lalu
menceritakan penyebab lukanya pada Frieska. Lalu bel rumah berbunyi, dan
Frieska turun ke bawah untuk membuka pintu.
Terlihat Indra, Nabilah, Derry,
Vina, Bagus, dan Sonya yang agak terkejut karena Frieska yang membukakan pintu.
Mereka pun dipersilahkan masuk oleh Frieska dan mengikuti Frieska ke lantai 2
di kamarnya Aldo.
Aldo: Wah, Indra. Gue kira lu
datang sendiri. Ternyata bawa gandengan hahaha.
Nabilah: Hey curut, gue tahu lu
bohong soal penyebab luka di lengan kiri itu. Ayo bilang yang sebenarnya.
Aldo: Buset, nih anak kecil kenapa
bisa ada disini Dra?
Indra: Dia tadi ikut gue Do.
Karena gue gak mau ngasih tahu penyebab lu bisa terluka, jadi dia mau nanya
sendiri deh.
Aldo: Ckckck Bil, lu kesini cuma
mau nanyain itu?
Nabilah: Ya enggaklah, kan
sekalian jenguk elu curut.
Aldo: Ok, terus Sonya kok bisa
bareng Bagus?
Bagus: Gue juga mau jenguk elu
Do, terus Sonya ikut Nabilah karena bosen di rumah.
Aldo: Oh, jadi Der, lu bareng
Vina cewek lu?
Vina: Sotoy banget lu, gue gak
jadian dengan Derry.
Derry: Iya nih Do, jadi sotoy lu
dengan terluka gini.
Aldo: Haha, kali aja. Sonya,
kenapa diam aja dari tadi?
Sonya(menunjuk Frieska): Kamu
dari tadi berduaan dengan cewek ini?
Aldo: Oh iya, sampai lupa gue.
Guys, kenalin ini Frieska, adik sepupu aku.
Baru saja Aldo berkata begitu,
bel rumah kembali berbunyi.
Indra: Biar gue aja yang bukain
pintu.
Lalu Indra pun turun ke bawah
untuk membukakan pintu. Dilihatnya Devin bergandengan dengan seorang gadis yang
lebih pendek dari Desy. Dan juga ada 3 pasangan lain.
Devin: Hey bro, lu teman sekelas
Aldo kan?
Indra mengangguk kemudian
mempersilahkan Devin dan 7 orang lainnya masuk. Devin tetap menggandeng gadis
itu dan mereka pun tiba di kamarnya Aldo.
Aldo: Hoi Vin, ada apa ke sini?
Mau ngenalin cewek baru lu ya?
Devin: Sotoy banget lu Do, ini
adik gue. Tentu saja gue mau jenguk lu. Adik gue yang ngasih tau kalau lu
terluka.
Aldo: Kok adik lu bisa tahu gue
terluka?
Frieska pun nampak mengenali
gadis yang digandeng Devin.
Frieska: Kak Aldo, ini Anin.
Teman sekelas aku. Tadi aku cerita ke dia kalau kak Aldo sedang sakit jadi aku
yang ngantar surat izin ke wali kelas 10 IPA 3.
Anin: Hai semuanya, namaku
Aninditha Rahma Cahyadi, biasa dipanggil Anin.
Kemudian Aldo melihat Bagus yang
terbengong, dan segera memberi kode pada Derry untuk membawa Bagus keluar
kamarnya sebentar. Semuanya pun terheran dengan aksi Derry, terutama Devin dan
kawan-kawannya.
Hilman: Do, kenapa itu temen lu
dibawa keluar?
Aldo: Nanti gue ceritain. Si Reno
dan Harris gak ikut kalian?
Bondan: Iya Do, mereka berdua
lagi ada urusan.
Aldo: Biar gue tebak, latihan
voli kan?
Andi: Kok tau Do?
Aldo: Karena jiwa mereka berdua
itu udah nyatu dengan bola voli. Hahahaha.
Seisi ruangan pun tertawa. Lalu
Derry kembali membawa Bagus masuk.
Anna: Hey, kalian berdua kenapa
tadi keluar?
Derry: Oh, bukan apa-apa Kak.
Kami hanya bicara sebentar.
Yuli: Eh, tunggu. Kenapa kamu
manggil ‘Kak’?
Susi: Dan kalian tadi bicara apa?
Derry nampak kebingungan untuk
menjawab, Aldo segera bicara menggantikannya.
Aldo: Yuli, mereka yang datang
ini selain kalian adalah teman sekelas gue di 10 IPA 3. Kecuali Frieska dan
Anin. Susi, mereka bicara soal pelajaran kok.
Derry: Ah, iya Kak. Gue dan Bagus
tadi bicara tentang pelajaran Fisika.
Bagus yang dari tadi berkeringat
dingin karena Derry ditanyai pun nampak lega. Aldo sudah tertawa di dalam hati
melihat tingkah Bagus. Ia tahu kalau tadi pasti Bagus akan mimisan, jadi ia
segera menyuruh Derry membawa Bagus keluar sebelum Andi, Hilman, dan Bondan
melihatnya. Mereka bertiga gampang cemburuan kalau cewek mereka dilirik oleh
cowok lain.
Devin: Do, gimana
ceritanya sih lu sampai terluka gini?
Dan Aldo langsung menceritakan
penyebab ia terluka. Setelah itu, tiba-tiba Nabilah berseru.
Nabilah: Huh, masa cewek SMP
disamain dengan bencong.
Aldo: Hehe, bokis dikit kan boleh
Bil. Lagian maksud gue bilang bencong sih adalah preman itu, dia pakai pisau
lipat setelah temannya gue KO-in.
Para gadis pun berkenalan, dan
mereka segera turun ke bawah menuju ruang tamu untuk mengobrol. Kecuali Frieska
yang menemani Aldo yang berbincang dengan teman-temannya. Indra juga mengobrol
dengan Derry dan Bagus di luar kamar Aldo.
------------------------------------------------
Di sebuah kampus swasta yang
berjarak ratusan meter dari sekolahnya Aldo, nampak Melody menuruni tangga
kampus dengan tergesa-gesa. Ia segera menuju mobilnya di parkiran, tapi seorang
mahasiswi memanggilnya.
Melody: Ada apa Haruka? Aku mau
buru-buru pulang nih, aku khawatir dengan kondisi Aldo.
Haruka: Aku mau ikut ya, tapi aku
ganti baju dulu.
Melody: Untuk apa kamu ganti baju?
Haruka: Udah, tunggu aja. Nanti
kamu akan tahu.
Haruka menuju toilet di lantai 1
kampus itu, dan Melody menunggu di bangku koridor kampus. Setelah 5 menit,
Haruka keluar dari toilet dengan pakaian yang sedikit aneh. Melody pun heran
dengan penampilan Haruka.
Melody: Haruka, kamu cosplay lagi?
Haruka: Hehehe, cocok kan? Udah
mirip belum?
Melody(tertawa kecil): Hampir
mirip, wah hebat banget kamu. Gaya rambutnya pun sama.
Mereka berdua lalu menuju
parkiran mobil dan masuk ke mobilnya Melody. 20 menit berselang, mereka pun
tiba di depan rumah Aldo.
Haruka: Kok banyak motor di sini?
Melody: Aku gak tau, mungkin
teman-temannya adik aku.
Haruka: Yaudah, biar mereka semua
terkejut, bukan cuma adik kamu hihihi.
Melody menggeleng-gelengkan
kepala, ia tahu maksud Haruka barusan. Yaitu untuk membuat Aldo dan
teman-temannya terkejut dengan penampilan cosplay Haruka.
Sesampainya di ruang tamu, Melody
melihat ada gadis-gadis yang sedang mengobrol. Ada yang mengenakan seragam
sekolah, ada yang berpakaian biasa.
Melody: Hai, kalian
teman-temannya Aldo ya?
Para gadis pun menoleh ke Melody
dan Haruka. Mereka sedikit terheran dengan penampilan Haruka, namun segera
mengangguk. Tapi Nabilah bengong sejenak.
Melody: Kamu Nabilah kan?
Nabilah: Iya Kak. Wah, kak Melo
tinggal di sini rupanya.
Melody: Yaudah, semuanya. Aku
lihat kondisi Aldo dulu ya. Kalian lanjutin aja ngobrolnya. Ayo, Haruka kita ke
atas.
Lalu Melody dan Haruka menuju ke
lantai 2 di kamarnya Aldo. Susi, Anna, dan Yuli sudah mengetahui kalau Aldo
memiliki seorang kakak perempuan. Hanya Anin, Vina, Sonya, dan Nabilah yang
tidak tahu kalau Melody adalah kakaknya Aldo.
Vina: Kakak yang tadi kok
wajahnya agak mirip ya dengan Aldo dan Frieska?
Sonya: Mungkin dia kakaknya Aldo.
Anin: Nabilah, kamu kenal kakak
yang tadi?
Nabilah: Aku ketemu kak Melo
waktu pergi ke mall minggu lalu.
Flashback start...
Hari Minggu, 11 Januari 2015 jam
2 siang.
Di sebuah supermarket dalam mall
bertingkat 7 dekat sekolahnya Aldo, terlihat seorang gadis sedang melihat-lihat
jejeran snack di rak yang tingginya 1,5 m. Gadis yang sedang berjongkok itu
melihat snack yang terletak paling bawah di rak itu. Kemudian ia berdiri.
Gadis: Kak, aku ambil aja semua
snack-nya ya? Bingung nih mau yang mana.
Tapi tidak ada yang menjawab,
gadis itupun sadar kalau kakaknya tidak ada di sampingnya. Ia pun segera
menangis tanpa mempedulikan para pengunjung lain yang melihat ke arahnya. Lalu
seorang wanita berpakaian anggun mendekati gadis yang menangis itu.
Wanita: Hai dek, kenapa kamu
nangis? Itu orang-orang lihatin loh.
Gadis: Kak, aku ditinggal sendiri
oleh kakak aku. Tadi aku lagi lihat-lihat snack di sini bersama kakak aku,
tiba-tiba kakak aku udah pergi.
Wanita: Cup cup cup, jangan
nangis ya. Biar aku temanin kamu untuk mencari kakak kamu. Boleh tahu nama
kamu?
Gadis: Nama aku Nabilah, Kak.
Wanita: Kalau nama aku Melody,
kamu berhenti ya nangisnya. Udah dilihatin orang-orang tuh dari tadi.
Nabilah lalu menyeka air matanya.
Dan kemudian seorang gadis berambut sebahu menghampiri mereka.
Gadis: Nabilah, kakak cariin dari
tadi. Rupanya kamu masih di sini.
Nabilah: Iiihh kak Yona, kenapa
main pergi aja? Aku kan belum selesai milih snack.
Yona: Hihihi maaf ya, kakak tadi
udah bilang ke kamu kan kalau kakak mau cari deterjen dulu.
Nabilah: Mana aku dengar kak,
tadi aku kan lagi lihat-lihat snack. Tau-tau kak Yona ngilang. Aku kan panik,
untung ada kakak yang cantik ini.
Yona: Eh Kak, maafin adik saya
ya. Dia tadi nangis ya?
Melody: Iya, kamu kakaknya
Nabilah ya? Lain kali jangan ditinggal ya, kasihan dia.
Yona: Oke, sekali lagi maaf ya
sudah ngerepotin. Nabilah, kamu ambil aja semua snacknya. Maafin kak Yona ya.
Lalu Nabilah pun nampak girang
dan segera mengambil berbagai merek snack, masing-masing satu bungkus. Selagi
Nabilah mengambil snack, Yona dan Melody berkenalan. Mereka juga mengobrol
sebentar, lalu Nabilah dan Yona pamit kepada Melody untuk ke kasir. Melody lalu
melanjutkan berbelanja.
Flashback end.
Sonya: Oh, jadi begitu. Cengeng
banget kamu Bil.
Nabilah pun menggembungkan pipinya
sambil menatap kesal pada Sonya, dan mengundang tawa para gadis di ruang tamu.
Di luar kamar Aldo, Melody
mengenalkan dirinya dan Haruka pada Indra, Bagus, dan Derry. Kemudian ia masuk
ke kamarnya Aldo dan melihat Devin, Bondan, Hilman, dan Andi yang menoleh ke
Haruka dan dirinya. Mereka pun menyapa Melody dan heran dengan penampilan
Haruka.
Devin: Kak Melody, ini siapa ya?
Aldo: Hai kak Haruka.
Mereka semua terkejut, kecuali
Melody dan Haruka.
Frieska: Kak Aldo, kok kenal
dengan temannya kak Melody?
Bondan: Do, sotoy banget sih lu.
Belum tentu namanya Haruka.
Hilman: Iya nih, mentang-mentang
wajah Kakak berpenampilan aneh ini mirip orang Jepang.
Melody: Aldo, kamu pernah kenal
dengan teman Kakak?
Aldo: Enggak sih, tapi aku lihat
penampilannya seperti tokoh anime yang namanya Haruka.
Andi: Maksud lu anime Pokémon kan
Do?
Aldo: Nah, bener Di.
Bondan: Tapi itu kan tokoh yang
bernama May, bukan Haruka.
Hilman: Gebleg, nama Jepangnya
tokoh May apa?
Bondan: Oh iya, hehehe.
Andi: Tapi bener gak kakak ini namanya
Haruka?
Haruka: Kalian
benar, nama aku Haruka Nakagawa. Aku orang Jepang asli, berkuliah di kampus
yang sama dengan Melody. Aku sengaja cosplay seperti ini untuk memberi kejutan
perkenalan pada Aldo.
Bondan, Devin, Andi, dan Hilman
nampak tercengang karena lancarnya Haruka berbahasa Indonesia. Aldo, Frieska,
dan Melody tertawa melihat reaksi mereka.
Aldo: Udah, jangan bengong
lama-lama. Entar kesurupan lagi.
Bondan: Do, kok lu gak terkejut?
Aldo: Kak Melody pernah cerita ke
aku dan Frieska kalau dia punya teman orang Jepang yang lancar ngomong bahasa
Indonesianya.
Haruka: Yaah, kejutan aku gagal
deh.
Aldo: Kak Haruka, aku terkejut
juga kok ternyata kak Haruka bisa cosplay terus pas banget penampilannya, mirip
100% dengan tokoh May di anime Pokémon.
Haruka: Terima kasih Aldo atas
pujiannya. Kebetulan rambut aku warnanya sama dengan May makanya aku kepikiran
untuk cosplay deh. Aku memang hobi cosplay.
Hilman: Cosplay itu apaan Do?
Andi: Cosplay itu singkatan dari
costume play, yaitu memakai pakaian dan berdandan sehingga mirip dengan tokoh
dalam anime. Masa gitu aja gak tahu, Man Man.
Aldo: Betul kata Andi, Man. Gitu
aja kok gak tahu. Bondan aja pasti tahu, dia kan tukang singkat kata.
Bondan: Hahaha, gue sebenarnya
gak tahu, makanya gue diam nunggu Aldo bilang artinya. Eh ternyata Andi yang
beritahu.
Kepala Bondan pun ditoyor oleh
Hilman, dan menjadi bahan tertawaan bagi semuanya.
------------------------------------------------
Jam 5 sore, teman-teman Aldo
sudah pamit pulang pada Melody dan Haruka. Hanya Frieska yang belum pulang,
karena masih khawatir dengan Aldo.
Aldo: Fries, kamu gak pulang?
Entar dicariin Mama kamu loh.
Frieska: Tapi kondisi kak Aldo...
Aldo: Aku udah hampir sembuh kok.
Besok pasti bisa masuk sekolah lagi.
Melody: Ayo Fries, Kakak antar
pulang. Udah lewat jam 5 loh.
Haruka: Melody, gimana kalau aku
yang ngantar dia pulang? Supir aku sebentar lagi tiba disini.
Melody: Bener nih Haruka?
Haruka: Iya, tidak apa-apa. Biar
aku ada teman ngobrol juga nanti.
Melody: Oke. Kalau begitu aku
titip Frieska ya. Frieska, kamu nanti pulang bareng kak Haruka ya?
Frieska pun mengangguk tersenyum,
dan beberapa menit kemudian ada suara klakson mobil di depan rumah Melody.
Haruka dan Frieska pun berpamitan, dan supirnya Haruka segera menjalankan mobil
menuju rumah Frieska, kemudian ke rumah Haruka.
Keesokan harinya di sekolah, Aldo
sudah datang seperti biasa dan tiba di kelasnya pada pukul 6:40 pagi. Ia pun
disambut teman-teman sekelasnya, dan pelajaran di sekolah pun dijalaninya
sambil memikirkan kondisi sekarang. Dimana siswa siswi kelas 10 IPA 3 sudah friendly dengan Aldo, seperti di
mimpinya. Hanya perbedaannya adalah Sonya dan Nabilah tetap tidak beranjak dari
tempat duduk mereka saat jam istirahat, karena mereka ikut mendengarkan
pembicaraan para cowok sambil memakan bekal, dan Aldo di mimpi sesekali
menggombali cewek-cewek kelas 10 IPA 3 hanya untuk menghibur teman-temannya
yang stress dengan pelajaran.
Di kelas 10 IPA 2, terdapat
‘paduan suara’ karena guru yang mengajar jam pelajaran pertama tidak masuk. Di
bangku barisan terdepan dekat pintu, 2 orang siswi sedang membicarakan guru
tersebut.
Siswi: Serius, Hanna? Anaknya Bu
Karin masuk rumah sakit?
Hanna: Iya Viny, aku dikabari
sendiri oleh dia.
Viny: Hm, mentang-mentang dekat
sama Bu Karin nih.
Hanna: Haha, jangan iri gitu
dong. Aku kan ketua kelas, wajar dong Bu Karin ngasih kabar soal penyebab dia
gak bisa ngajar.
Viny: Iya deh, yang penting
jangan jadi ‘anak emas’ hihihi.
Sementara itu di kelas 11 IPS 4,
‘paduan suara’ juga terjadi karena gurunya juga tidak masuk. Di bangku barisan
tengah dekat meja guru, ada 2 orang siswi yang membicarakan guru yang
berhalangan masuk.
Siswi: Beneran, Dhike? Ya ampun,
kasihan banget anaknya.
Dhike: Iya Ghaida, Pak Joko
ngasih PR 3 halaman biar gak ada yang ribut.
Ghaida: Tapi murid-murid di kelas
ini aku lihat gak ada yang mengerjakannya.
Dhike: Yaudah, kita aja yang
mengerjakan. Biar kalau Pak Joko udah masuk nanti, satu kelas kena hukum
kecuali kita.
Ghaida: Hahaha, benar Dhike. Oh
iya, anaknya Pak Joko umurnya berapa?
Dhike: Kata Pak Joko sih umurnya
baru 6 tahun, eh udah kena DBD. Semoga bisa sembuh deh.
Ghaida: Iya, kita doain aja ya
biar cepat sembuh.
Mereka berdua pun mengerjakan PR
yang diberikan Pak Joko tanpa menghiraukan ‘paduan suara’ di kelasnya.
------------------------------------------------
Waktu istirahat pertama tiba,
Aldo sudah menuju kantin ‘dikawali’ oleh Indra, Derry, dan Bagus. Mereka
berempat berniat makan bersama, tapi Aldo hanya menjadi saksi siapa diantara
Indra, Derry, dan Bagus yang makannya paling cepat. Makanan yang dipesan 3
orang itu sama, agar bisa terlihat jelas siapa yang makan paling cepat sehingga
yang kalah akan membayar makanan yang menang/juara 1 dan yang jadi juara 2.
Aldo: Ada-ada aja lu bertiga,
pakai lomba makan segala.
Indra: Hehehe, gue yang nantangin
Derry dan Bagus Do. Karena gue lagi bokek, jadi minta mereka traktir.
Derry: Huh, emang lu yakin bisa
menang Dra?
Bagus: Gue sih oke-oke aja, kalau
mau ditraktir Indra hahaha.
Indra: Entar kalau gue kalah, gue
pinjam duit elu Do. Hehehe.
Aldo: Oke, tapi bunganya per
detik 10% ya.
Derry dan Bagus pun tertawa
mendengar perkataan Aldo barusan.
Indra: Buset, ternyata lu
rentenir Do.
Aldo: Hahaha, bercanda Dra.
Tenang aja, gue yakin kok lu pasti menang.
Lalu makanan yang mereka pesan
pun datang, Indra segera memulai lombanya dengan Derry dan Bagus. Aldo memperhatikan
seksama dan makin yakin Indra akan menang. Dan 5 menit berlalu Indra sudah
menghabiskan makanannya. Disusul Derry dan Bagus. Alhasil Bagus yang membayar
makanan mereka bertiga. Lalu Aldo bersama mereka bertiga kembali ke kelas.
Sepulang sekolah, Aldo kembali
melewati taman kota dan matanya melihat sekeliling taman.
Tiba-tiba Aldo
melihat ada seseorang berpakaian serba hijau berdiri di samping pohon
DREAMSTONE, maka Aldo mengerem motornya dan segera mendekati orang itu. Makin
jelas terlihat Aldo kalau dia adalah Guardian
dari DREAMSTONE, tapi Aldo heran kenapa
rambutnya panjang dan kelihatannya dia lebih pendek dari perjumpaan pertama.
Guardian: HELLO, THE CHOSEN ONE.
Aldo pun terkejut karena suara
Guardian ini adalah suara wanita berusia 20-an. Aldo tidak bisa melihat
matanya, seperti ia tidak bisa melihat mata Guardian yang pria waktu itu.
Karena kepala Guardian wanita ini ditutupi hoodie, dan rambut panjangnya
mengingatkan Aldo akan seseorang, tapi entah siapa.
Aldo: Kamu siapa? Guardian juga?
Guardian: YES, I AM THE GUARDIAN OF
DREAMSTONE. THE GUY YOU MEET PREVIOUSLY IS
MY PARTNER.
Aldo: Emangnya setiap jewel stone
punya 2 guardian ya?
Guardian: THAT’S RIGHT. BUT ALL OTHER JEWEL STONES IS NOT APPEARING IN THIS WORLD.
Aldo: Maksudmu gimana sih? Aku
gak ngerti.
Guardian: SORRY, I WILL TELL YOU ON OTHER OCCASION. SEE YOU.
Lalu Guardian wanita itu perlahan
menghilang dari hadapan Aldo.
TO BE CONTINUED...
By: E. D.
Komentar
Posting Komentar