GALLANT IMPACT, Chapter 6

Chapter 6: Infatuation

Pukul 8 lewat 19 menit malam di tempat kos-an. Para penghuni kos sudah kembali ke kamar mereka masing-masing, Ricky naik ke atas di lantai 2 dan mengetuk pintu kamarnya Maya. Ketika pintu kamar terbuka, Maya segera bertanya.

Maya: Ricky, ada apa?

Ricky: Aku mau bicara denganmu, mau nanya sesuatu.

Maya: Kamu mau nanya apa pada Maya?

Ricky: Emm, kamu jujur deh padaku. Kamu tadi murung bukan karena capek kan?

Maya menunduk sebentar, lalu kembali mengangkat kepalanya berbicara pada Ricky.

Maya: Kamu benar, Ricky. Maya lagi ada masalah.


Ricky: Coba deh kamu cerita padaku, siapa tahu nanti lebih lega. Dan kalau aku bisa bantu, pasti aku bantu selesaikan masalah kamu.

Maya: Jadi, Maya tadi ketemu lagi pacarnya Maya.
Ricky: Eh, kamu punya pacar? Kok gak pernah ke sini?
Maya: Sebenarnya gini, Maya sudah pacaran dengan cowok itu sejak lebih dari setahun lalu, tapi pada saat itu Maya mengidap penyakit yang mematikan, jadi tinggal beberapa bulan aja Maya pasti meninggal tapi kenyataannya Maya masih hidup, penyakit itu mendadak sembuh, jadi karena Maya merasa bersalah, Maya meninggalkan dia, agar dia tetap merasa Maya sudah meninggal.
Ricky: Tapi kenapa kamu melakukan itu? Dia pasti sedih dong ngiranya kamu meninggal.
Maya: Maya tahu itu, tapi Maya juga melakukan itu karena dia ternyata sudah punya pacar sebelum Maya, ayahnya Maya mungkin meminta dia untuk pacaran dengan Maya, biar Maya bisa bahagia di sisa hidup Maya. Maya merasa bersalah sudah membuat dia selingkuh, jadi Maya memutuskan untuk pindah kuliah dan juga pindah tempat tinggal ke sini, dan minta Ayah untuk membohongi dia.
Ricky: Jadi kamu meminta Ayah kamu untuk bilang kalau kamu udah meninggal?
Maya: Iya, Ricky. Tapi tadi Maya ketemu dia lagi di kampus.
Ricky: Hah? Jadi dia kuliah di universitas yang sama denganku juga?
Maya: Sepertinya begitu, Ricky. Dia mungkin mau mengejar pacarnya yang lama, yang menghilang dari tempat kuliah Maya sebelumnya.
Ricky: Kalau boleh tahu, nama cowok itu siapa ya?
Maya: Nama pacar Maya adalah Randy, dan Maya tahu dia punya pacar sebelum Maya yang bernama Melody dari HP-nya Randy. Maya pernah mengecek HP-nya dia saat dia nitip pada Maya karena dia pergi ke toilet.
Ricky: Hah? Randy? Melody? Mereka kan kuliah di Fakultas Ekonomi.
Maya: Kamu kenal dengan mereka?
Ricky: Aku sih sempat berkelahi dengan Randy karena dia gak terima Melody dekat dengan aku.
Maya: Ya ampun, jadi waktu itu yang pipi kamu memar itu gara-gara Randy?
Ricky: Iya, tapi Randy udah janji kok gak akan cari masalah denganku lagi, karena aku menang lawan dia dalam duel singkat dengan perjanjian.
Maya: Perjanjian apa? Maya mau tahu.
Ricky: Perjanjiannya adalah kalau dia menang, aku gak boleh dekat-dekat dengan Melody, dan kalau aku yang menang, dia gak akan melarangku dekat dengan Melody. Aku juga gak melarang dia kalau mau balikan lagi dengan Melody.
Maya: Jadi Randy udah balikan dengan Melody?
Ricky: Aku gak tahu kalau itu, tapi menurutku sih enggak. Karena aku lihat Melody enggak sama Randy lagi, mungkin mereka udah putus.
Maya: Hmm, begitu. Jadi kamu pacaran dengan Melody ya?
Ricky: Enggak, Maya. Aku dan Melody cuma teman biasa. Oh iya, aku mungkin bisa bantu deh agar kamu dan Randy gak ada salah paham.
Maya: Gimana bisa? Maya lihat Randy marah banget ketika tahu Maya masih hidup, jadi Maya takut untuk jelasinnya.
Ricky: Tenang aja, biar aku bicara baik-baik pada dia. Aku yakin dia pasti mengerti, dan dia akan memaafkan kamu.
Maya: Oke, terimakasih ya, Ricky.
Ricky mengangguk, lalu ia kembali ke kamarnya. Ia mulai membuat puisi, karena ia akan mengungkapkan perasaan cintanya pada Akicha hari Senin nanti, saat sudah selesai ia memasukkan kertas berisi puisi itu ke dalam backpack kuliahnya. Hari Senin sampai Jumat Ricky memakai backpack ketika berangkat kuliah, sedangkan hari Sabtu messenger bag.
Di hari Minggu, Ricky berangkat kerja paginya seperti biasa, dan sore pun tiba saat Jonathan mengirim pesan LINE pada Ricky.
Jonathan: Ky, lu udah selesai kerja?
Ricky: Kebetulan nih, baru aja selesai. Kenapa?
Jonathan: Kita ketemuan di Parasol cafe ya, gue udah dapat info tentang Melody.
Ricky: Oke, gue ke sana sekarang.
Setibanya Ricky di Parasol cafe, ia segera menemui Jonathan yang sudah duduk dengan Agus, mereka nampaknya sudah memesankan minuman untuk 3 orang.
Ricky: Hahah, Jo. Lu tahu aja gue lagi haus.
Ricky pun duduk di kursi yang berhadapan dengan Jonathan, dan ia meminum jus jeruk yang masih penuh gelasnya.
Jonathan: Iya dong, sekalian gue pesenin buat elu. Karena gue juga mau nanya sesuatu pada elu, Ky.
Ricky: Hmm, yaudah. Lu ngomong dulu deh, Jo.
Jonathan: Jadi gini Ky, gue udah berhasil bobol website universitas tempat kita kuliah, dan gue lihat tuh profil mahasiswinya Melody.
Ricky: Jadi, gimana?
Jonathan: Gini Ky, Melody tuh seumuran dengan kita, 20 tahun. Dia sebelumnya kuliah di universitas Pamarang.
Agus: Wah, den Jo, bukannya itu universitas yang besar, lebih besar dari universitas Patmangin tempat kalian kuliah?
Ricky: Hmm, jadi dia kuliahnya di sana semester berapa?
Jonathan: Menurut profil sih, dia cuma kuliah 2 semester di sana dan dia Fakultas Ekonomi, jadi sebelum masuk semester 3 tahun lalu dia pindah ke universitas Patmangin, masuk Fakultas yang sama semester 1.
Ricky: Berarti kalau Melody gak pindah, dia sekarang semester 5 dong?
Jonathan: Nah, tepat sekali, dan tertulis alasan dia pindah karena universitas Patmangin lebih dekat ke rumahnya daripada universitas Pamarang.
Agus: Jadi, den Jo, apakah itu benar? Rumahnya non cantik lebih dekat ke universitas Patmangin?
Jonathan: Kalau dilihat dari alamat di profilnya sih benar, bang Agus.
Ricky: Wah, jadi dia pindah kuliah dengan alasan yang disembunyikan.
Jonathan: Benar, Ky. Padahal universitas Pamarang lebih terkenal karena sudah berdiri lebih lama dari universitas Patmangin.
Ricky: Yaudah, itu sih terserah dia aja. Kan bukan urusan kita, dia mau kuliah dimana.
Jonathan: Iya, lu benar Ky. Itu aja sih info dari profilnya, sekarang gue mau tanya sesuatu pada elu.
Ricky: Lu mau tanya apa, Jo?
Jonathan: Jadi, gimana nih? Kapan lu mau nembak Akicha?
Ricky: Kalau gak ada hambatan, besok.
Jonathan: Haha, mantap Ky. Semoga lu diterima ya, biar kita sama-sama punya pacar.
Ricky: Hehehe, thank you Jo. Oh iya, nama pacar lu siapa ya?
Jonathan: Oh, gue gak pernah beritahu lu ya, jadi nama pacar gue itu Syela.
Agus: Ejaannya S-Y-E-L-A, den Ricky.
Ricky: Wah, bagus dan unik ya namanya.
Jonathan: Yo’i. Dia kuliah di Fakultas Sastra Inggris juga kayak Akicha, tapi sudah semester 5.
Mereka lalu berbicara mengenai teman-teman SMA dulu yang kebanyakan memilih kuliah di luar kota atau bahkan luar negeri. Agus sesekali mengomentari, dan menjelang jam 5 sore mereka segera pulang setelah Jonathan membayar minuman mereka bertiga.
Malam pun tiba, Ricky sedang berlatih membacakan puisi itu saat pintu kamarnya diketuk. Ia lalu menaruh puisi itu di dalam tasnya dan segera membuka pintu. Ternyata salah satu penghuni kos yang bernama Rama, bekerja sebagai pegawai jasa delivery, di tempat yang sama dengan Andrew.
Ricky: Eh, Rama, ada apa ya?
Rama: Ricky, gue mau bicara sesuatu sama lu.
Ricky: Hm, boleh, kita bicara di sofa aja.
Mereka lalu duduk di sofa ruang tamu, dan Ricky lalu bertanya.
Ricky: Jadi, apa yang lu mau bicarakan, Ram?
Rama: Gini, Ky, gue lagi naksir sama seorang cewek di tempat kerja.
Ricky: Tunggu-tunggu, jangan-jangan lu naksir cewek yang sama dengan Andrew?
Rama: Bukanlah, gue tahu si Andrew naksirnya karyawan cewek yang baru, dan gue naksirnya sama sekretaris yang udah kerja lebih lama dari gue dan Andrew.
Ricky: Hmm, berarti lu naksir wanita yang lebih tua dong?
Rama: Kira-kira lebih tua 2 tahun dari gue aja, lagian dia juga masih single. Baru sekitar setahun putus dari pacarnya.
Ricky: Jadi apa hubungannya dengan gue, Ram?
Rama: Lu kan gampang deketin cewek, buktinya Maya dan Naomi kalau gue lihat sih dekat sama lu.
Ricky: Ahahahahaa.
Rama: Kenapa lu ketawa?
Ricky: Lu sama aja sih dengan Andrew, sotoy, kalau gue dekat dengan mereka berdua sih mungkin karena mereka berdua mahasiswi, kayak gue yang mahasiswa.
Rama: Jadi, elu gak deketin mereka?
Ricky: Ya enggaklah, gue mana ada waktu deketin mereka. Lagian elu dan Andrew kan mukanya lebih oke dari gue, tinggal percaya diri aja, tapi jangan berlebihan.
Rama: Hmm, okelah, gue akan coba untuk lebih percaya diri. Sorry ya kalau ganggu lu.
Ricky: Haha, gak masalah kok buat gue, yaudah lu buruan sono istirahat, gue juga mau istirahat.
Rama: Oke, Ricky. Gue balik ke kamar dulu. Bye.
Rama pun segera menuju kamarnya yang ada di seberang kamarnya Ricky, lalu Ricky sendiri menyalakan TV sebentar untuk melihat acara apa yang menarik, dan karena tidak ada acara yang menarik ia langsung mematikan TV, dan balik ke kamarnya.
------------------------------------------------------------
Hari Senin tiba, tanggal 29 September dimana Ricky akan mengungkapkan perasaan terpendamnya dari SMA kepada Akicha, ia berharap cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Paginya di kelas, sebelum Jerry dan Ega datang, Ricky sedang mengirim pesan pada Ayana, untuk membantunya nanti.
Ricky: Selamat pagi, Ayana.
Ayana: Pagi, Ricky-kun, ada apa ya?
Ricky: Nanti waktu istirahat aku mau memberikan sebuah puisi pada Akicha, dan aku perlu bantuan kamu.
Ayana: Bantuan apa, Ricky-kun?
Ricky: Aku mau nanti kamu membawa Akicha ke tempatku duduk, dan kamu juga nanti menerjemahkan puisi itu pada Akicha, karena puisi yang kubuat dalam bahasa Indonesia.
Ayana: Oke, Ricky-kun. Ada apa nih tiba-tiba mau ngasih puisi?
Ricky: Aku mau nembak Akicha, kamu jangan beritahu dia, ya. Bilang aja aku mengajak makan bareng biasa.
Ayana: Beres deh, Ricky-kun. Tapi aku bilang nanti kamu traktir makan dan minum ya?
Ricky: Boleh, asal jangan bilang kalau aku mau kasih puisi untuk nembak dia.
Ayana hanya membalas ‘OK’ dan kemudian Jerry beserta Ega sudah datang, mereka berdua heran melihat Ricky senyum-senyum sendiri.
Jerry: Woi Ky, kenapa lu senyum-senyum gitu?
Ega: Lu gak kesambet kan Ky? Owe agak merinding lihat cara senyum elu.
Ricky: Hahaha, tenang aja Jer, Ga. Belum kesambet kok, gue cuma lagi senang aja karena nanti gue mau nembak cewek.
Ega: Wah, hebat Ky, di kantin Gedung Utara ya?
Ricky: Kok lu tahu Ga?
Ega: Hahaha, owe cuma nebak aja, ternyata benar kan?
Jerry: Ricky, lu yakin emangnya bakal diterima?
Ricky: Yakin dong gue, kan gue pakai puisi.
Ega: Wah, mana puisinya? Owe mau lihat.
Ricky: Entar gue kasih kalian lihat setelah berhasil aja ya, untuk sekarang rahasia hahaha.
Jerry: Ah, pelit lu Ky.
Ricky: Biarin, lagian kalau lu tahu Jer, bisa-bisa elu pakai untuk diberikan pada Mita.
Jerry: Hehehe, tahu aja lu.
Tak lama kemudian dosen pun memasuki kelas itu, perkuliahan dimulai hingga jam 10. Waktu istirahat tiba, Ricky segera mencari tempat duduk untuk 4 orang karena Jonathan sepertinya mau jadi saksi saat Ricky membacakan puisi itu pada Akicha. Kini Ricky sedang duduk berdampingan dengan Jonathan, menunggu Akicha dan Ayana datang. Kantin Gedung Utara itu mulai ramai, dan terlihat oleh mereka berdua di kejauhan Akicha dan Ayana mendekat.
Jonathan: Ky, tuh lihat, mereka datang. Lu keluarin deh puisinya, genggam dulu.
Ricky: Oke Jo.
Ketika Akicha dan Ayana sedang berjalan mendekati meja mereka, Ricky sudah mengeluarkan lipatan kertas berisi puisi itu. Ia menggenggam lipatan kertas itu di kolong meja, dan kemudian Akicha serta Ayana duduk berhadapan dengan mereka. Akicha berhadapan dengan Ricky, Ayana berhadapan dengan Jonathan.
Ayana: Ricky-kun, sudah lama ya?
Ricky: Belum kok. Akicha, I have a poem for you.
Akicha: A poem? For me? Why?
Ayana: You will know soon, just listen to it.
Jonathan: Yes, Ayana will help Ricky by translating it.
Akicha: Okay, I will listen.
Ricky pun membuka lipatan puisi itu dan menarik nafas sejenak. Puisi itu dibacakan oleh Ricky dengan sedikit pengkhayatan, dan Ayana mengulanginya dalam bahasa Jepang pada Akicha, yang nampak serius mendengarkannya.
Sejak kita bertemu dulu
Kamu bagaikan mentari
Dari penglihatan mataku
Kamu memancarkan sinarmu kepadaku
Mungkin orang lain tidak merasakan itu
Karena hanya aku
Yang merasakan pancaran sinar darimu
Sinar itu menerangi hatiku
Dari dulu hingga saat ini
Dan juga seterusnya
Setelah kalimat dari puisi yang terakhir selesai didengarkan Akicha dalam bahasa Jepang oleh penuturan Ayana, sepertinya Akicha mengerti apa maksud puisi itu lalu ia tersenyum.
Ricky: Will you be my girl, Akicha?
Akicha: Ricky-kun, I do have feeling for you too, since we were second grade in High School. Yes, I will be your girl.
Ricky: Thank you, my girl.
Sehabis berkata itu Ricky meraih tangan kanan Akicha dan menciumnya sambil bertatapan mata dengan Akicha, Akicha terlihat senang, begitu juga Jonathan dan Ayana yang menjadi saksi.
Jonathan: Haha, selamat Ky.
Ricky: Thanks Jo, ayo kita pesan makan dan minum. Biar gue yang traktir.
Mereka berempat barulah memesan makanan dan minuman, di sebuah meja agak jauh dari sana ternyata Melody menyaksikan kejadian tadi, ia heran apa yang dibacakan Ricky dan tiba-tiba Ricky mencium tangannya Akicha.
Melody(berpikir): Ricky, apakah kamu... pacaran dengan Akicha?
Di 2 meja lain yang berdekatan, Jerry dan Ega yang juga tadi melihat itu juga senang.
Jerry & Ega(berpikir): Hm, sepertinya Ricky diterima jadi pacar cewek itu.
Bodyguardnya Jonathan, yaitu Agus yang melihat sambil berdiri di dekat pintu masuk kantin juga terlihat senang karena ia tahu arti dari Ricky mencium tangannya Akicha.
------------------------------------------------------------
Siangnya selesai kuliah, Akicha memberitahu pada Ricky lewat Ayana kalau mereka ingin ikut Ricky ke tempat kos-an. Ricky pun menyetujui, ia ingin memperkenalkan pacar pertamanya itu pada Ibu Kos dan juga Jeje. Saat mobil Akicha sampai di sana, Ricky sudah menunggu mereka dan ia segera mengajak Akicha dan Ayana masuk. Ricky memanggil Ibu Kos dan Jeje, ia memberitahu mereka ada tamu. Ketika Ayana mendengar nama Jeje, ia mulai teringat kalau ia pernah ke rumah ini.
Ibu Kos: Ada siapa, nak Ricky? Wah, rupanya Ayana. Udah lama gak kesini ya, apa kabar?
Ayana: Baik, Ibu.
Jeje: Hai, Ayana, iya nih, kamu kenapa gak ada kabar sih?
Ayana dan Jeje pun berpelukan sebentar, Akicha dan Ricky heran melihat keakraban mereka.
Ayana: Ricky-kun, ini Mami aku.
Ricky: Hah? Benar itu, Je? Lu kok bisa punya anak seumuran?
Jeje: Ih, sembarangan kak Ricky. Dia cuma manggil begitu karena aku lebih tua dari dia.
Ricky: Hehe, aku juga tahu, jadi kalian teman di sekolah?
Jeje: Iya, tahun lalu aku kaget ketika Ayana diluluskan dari SMA, padahal baru beberapa minggu sekolahnya.
Ayana: Maaf ya Mami, aku juga sedih gak bisa ketemu Mami lagi.
Jeje: Kamu waktu itu ganti nomor ya?
Ayana: Kebetulan nomor aku yang waktu itu udah gak aktif lagi, jadinya aku ganti nomor. Mami sendiri juga ganti nomor ya?
Jeje: Aduh, iya, nomorku waktu itu juga habis masa berlakunya, hehehe.
Ricky: Oh iya Bu, sebenarnya tamunya bukan cuma Ayana sih.
Ibu Kos: Eh, siapa gadis cantik ini, nak Ricky?
Ricky membisikkan sesuatu pada Akicha, sepertinya memberitahu soal Jeje dan Ibu Kos. Akicha pun bersalaman dengan Ibu Kos, dan Jeje. Mereka berkenalan singkat dibantu Ayana.
Ibu Kos: Oh, jadi ini pacar kamu, nak Ricky?
Ricky: Iya, Bu. Pacar pertama saya, hehehe.
Jeje: Hmm, kak Ricky pintar cari pacar ya.
Ayana: Mami, Ibu, Aki-san ini teman SMA-nya Ricky-kun.
Ibu Kos dan Jeje pun memanggut-manggut, Ricky segera bicara lagi.
Ricky: Yaudah, kalian silahkan lanjut ngobrol lagi, aku mau berangkat kerja dulu.
Ricky segera menuju kamarnya dan berganti tas, lalu berpamitan pada mereka semua. Ia pun berangkat kerja tanpa makan siang, karena ia berniat makan siang di kedai Pak Jono, itu pun makannya hanya sedikit karena harus segera memulai jam kerja.
Sementara Ricky bekerja, Akicha dan Ayana sedang mengobrol dengan Jeje sehabis mereka makan siang dari masakan Ibu Kos, Ibu Kos sudah kembali ke kamarnya untuk menghitung pengeluaran rumah tangga bulanan.
Sore tiba, dan Ricky mendapat pesan LINE dari Ayana yang mengatakan kalau ia dan Akicha sedang dalam perjalanan pulang ke apartemen mereka, Ricky hanya membalas ‘Titi DJ’ alias ‘Hati-hati di jalan’. Ia juga meminta dikabari kalau kedua gadis itu sudah sampai apartemen.
Keesokan harinya, Ricky sedang gembira saat duduk di bangku kelasnya, lalu Jerry dan Ega datang.
Ega: Ky, owe mau nanya sesuatu.
Ricky: Nanya apa, Ga?
Ega: Lu kan pacaran sama cewek itu, err siapa namanya?
Ricky: Akicha, emang kenapa?
Ega: Nah, itu. Lu kan pacaran dengan Akicha, tapi berkomunikasi lewat Ayana. Jadi, bisa dibilang lu pacarin Ayana juga dong, hahaha.
Jerry: Benar juga Ga, hahaha.
Ricky: Hehehe, mau gimana lagi. Kan hebat dong gue, serasa punya 2 pacar sekaligus.
Ega: Hahah, mantap. Oh iya, Ky, jadi puisinya kayak gimana?
Jerry: Iya nih Ky, gue mau pakai buat Mita, hehehe.
Ricky: Ah, gak kreatif lu Jer, okelah karena gue udah janji mau kasih lihat kalian kalau berhasil.
Lalu Ricky kembali mengeluarkan lipatan kertas berisi puisi itu dan memberikan pada Ega yang melihatnya bersama Jerry.
Jerry: Hm, lumayan bagus Ky. Gue boleh pakai kan untuk bacakan pada Mita?
Ricky: Yaudah, pake aja. Tapi elu catat aja di kertas lain, gue mau simpan kertas itu sebagai kenang-kenangan.
Ega: Kalau owe sih gak perlu ngasih puisi deh untuk Ve, dan owe kalau pakai puisi maunya sih buat sendiri, gak kayak elu Jer.
Jerry: Bodo amat, yang penting gue punya senjata untuk merayu Mita kalau dia ngambek hehehe.
Ricky dan Ega hanya menggeleng-geleng, Jerry langsung mencatat puisi itu ke kertas lain lalu mengembalikan pada Ricky sambil mengucapkan terima kasih.
Sementara itu di kelasnya Naomi, Fakultas Ekonomi semester 1 ruangan R2 lantai 1. Terlihat Naomi sedang bicara dengan teman di sampingnya.
Naomi: Kamu yakin melihat cowok itu, Stella?
Stella: Yakin banget, Mi, kemarin aku lihat dia di kantin bersama temannya yang membacakan puisi buat seorang cewek gitu, karena sehabis itu tangan cewek itu dicium oleh temannya itu.
Naomi: Hmm, emang siapa nama cowok yang kamu suka itu? Dulunya kakak kelas ya?
Stella: Iya, Mi, dia 2 tingkatan di atasku dulu, aku kelas 10 dan dia kelas 12. Namanya Jonathan.
Naomi: Terus siapa dong temannya yang bacakan puisi?
Stella: Emm, kalau gak salah sih namanya Ricky.
Naomi(berpikir): Hah? Ricky? Apa mungkin Ricky yang aku suka juga? Berarti dia mulai pacaran dengan cewek itu dong kemarin.
Stella: Hei, kamu kok bengong, Omi?
Naomi: Enggak kok, jadi kamu udah naksir Jonathan dari waktu kamu kelas 1 SMA dulu?
Stella: Iya Mi, dan aku hampir melupakan perasaan terpendamku pada dia tapi dengan aku melihat dia kembali, perasaan itu muncul lagi.
Kemudian seorang dosen masuk ke kelas itu. Mereka berhenti membahas hal ini, perkuliahan pun dimulai.
------------------------------------------------------------
Waktu istirahat dimulai, Jerry menagih PJ pada Ricky saat mereka makan di kantin Gedung Utara. Ricky sedang duduk di sebuah meja untuk 2 orang ketika Jerry datang.
Ricky: Yaudah, lu pesan aja, entar gue yang bayar, tapi lu gak mungkin kan duduk di sini? Itu si Mita nungguin.
Jerry: Iya Ky, nanti gue duduk bareng Mita lagi, dan elu traktir dia ya?
Ricky: Oke, tapi awas ya elu jangan pesan makan dan minum yang mahal.
Jerry: Tenang aja Ky, gue gak sekejam itu hahaha.
Dan Jerry pun berlalu memesan makan dan minum untuk dirinya dan Mita pacarnya, Ricky sudah memesan duluan tadi sebelum Jerry minta PJ, saat Ricky sedang menunggu pesanan, datanglah Melody membawa makanan dan minumannya.
Ricky: Hai Mel, ayo duduk. Aku lagi senang nih.
Melody(sambil duduk): Senang karena apa?
Ricky: Kemarin aku udah jadian sama Akicha.
Melody: Wah, selamat ya Ky. Aku juga senang kalau kamu senang.
Ricky: Hehe, makasih Mel.
Melody(berpikir): Ricky, andai kamu tahu kalau aku kecewa ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan. Apakah aku harus melupakan perasaanku ini?
Ricky: Hei Mel, kok bengong, kamu gak makan?
Melody: Eh, iya. Aku makan dulu, Ky.
Ricky mengangguk ramah, lalu pesanannya datang. Ia juga mulai makan, setelah memberitahu pada Akicha lewat pesan singkat pada Ayana kalau ia sedang makan di kantin bareng Melody. Dengan cepat Ricky sudah selesai makan, ia baru saja meminum jus jeruk saat Melody pun selesai makan.
Melody: Ricky, emm, Akicha gak makan di kantin?
Ricky: Oh, kebetulan Akicha udah makan dengan Ayana sebelum mereka berangkat kuliah.
Melody: Terus, emangnya gak apa-apa kalau dia melihat kita makan bareng seperti sekarang?
Ricky: Enggak, aku tadi udah beritahu dia. Dia gak cemburuan kok, karena aku dan Akicha udah sama-sama suka sejak SMA. Dia percaya aku gak akan selingkuh, dan memang aku gak mau selingkuh.
Melody(berpikir): Ricky, aku semakin iri pada Akicha, ingin rasanya aku berada di posisi Akicha, tapi aku sadar kalau itu mustahil. Aku hanya berharap kamu bahagia terus dengan Akicha, karena kalau kamu bahagia aku juga bahagia, meskipun terasa sakit di hati ini.
Lamunan Melody buyar saat Ricky melambaikan tangan di hadapannya.
Ricky: Mel, jangan melamun terus, entar kesambet loh hehehe.
Melody: Eh, enggak, aku cuma mikirin perkuliahan kok barusan. Oh iya, untuk Sabtu kemarin, makasih ya Ricky.
Ricky: Iya sama-sama, tapi aku boleh nanya, itu siapa ya gadis kecil yang bawa pentungan?
Melody: Oh, itu adik bungsu aku, namanya Nabilah, dia emang suka nakut-nakutin orang.
Ricky: Oh, pantes. Hahaha, aku panik banget dan mengira dia beneran mau mukul.
Melody: Enggak kok, dia gak pernah mukul orang pakai pentungan itu, dan kamu orang ke-delapan puluh yang dia takut-takutin.
Ricky: Wow, ada-ada aja hehe.
Melody: Oh iya Ky, jaket kamu masih ada di rumahku. Udah aku cuci.
Ricky: Mel, gak dicuci juga enggak apa-apa kok. Yaudah, makasih ya, tapi kapan-kapan baru aku ngambilnya, kamu simpan aja dulu.
Melody: Iya, pasti aku simpan kok.
Ricky: Hm, soalnya aku masih trauma dengan adik kamu hehehe.
Melody: Hihihi, masa kamu takut sama Nabilah? Tenang aja, cuma bercanda kok dia waktu itu.
Ricky: Heheh, gak terlalu takut lagi kok kalau cuma bercanda rupanya. Nanti kalau aku ada waktu baru deh mampir ke rumah kamu untuk ngambil jaket.
Melody tersenyum, dan bel pertanda waktu istirahat berakhir langsung berbunyi. Ricky segera beranjak dari tempat duduknya, Melody sudah duluan ke kelas sementara Ricky membayar makanan dan minuman untuk dirinya, Jerry, dan Mita. Sehabis itu barulah ia menuju kelasnya, saat tiba di kelas ia langsung ditanyai oleh Jerry.
Jerry: Woi Ky, lu tadi duduk bareng cewek judes itu, pacar lu kalau tahu gimana?
Ricky: Hahaha, masih aja lu nyebut dia cewek judes, padahal sekarang dia udah gak gitu lagi, dan dia punya nama keles.
Jerry: Emang namanya apaan?
Ricky: Namanya Melody, kenapa lu? Mau gebet dia, hati-hati tuh sama Mita.
Jerry: Enggak, gue cuma mau tahu aja. Coba ulangi sekali lagi Ky, gue gak fokus tadi.
Ega: Ckckck Jer, nama cewek itu adalah M-E-L-O-D-Y, udah jelas?
Jerry: Oh, Melody namanya, sesuai juga dengan orangnya, cantik.
Ricky: Gue kasih tahu Mita loh.
Jerry: Yaelah Ky, gue kan cuma komentar doang, masih cantikan Mita di mata gue.
Ricky: Huh, banyak alasan aja lu Jer.
Ega: Tapi Ky, owe juga heran, kok pacar lu tadi enggak nemenin lu, malah Melody yang tadi nemenin lu makan.
Ricky: Gue udah kasih tahu Akicha kok kalau gue makan bareng Melody, Akicha kan enggak cemburuan, emang kayak Mita.
Jerry: Ngeledek aja lu Ky.
Ega: Hahah, owe perhatiin sih karena lu sering lirik cewek lain Jer, makanya Mita jadi cemburuan.
Ricky: Bener tuh kata Ega, makanya tuh mata jangan jalan-jalan terus.
Jerry: Iya deh, gue akan coba, kalau si Mita masih cemburuan gimana?
Ricky: Ya itu sih nasib elu Jer, hahaha.
Ega ikut menertawai Jerry, yang hanya memiringkan bibir. Perkuliahan di kelas itu berlanjut saat dosen datang 4 menit kemudian.
Selesai kuliah, Ricky segera balik ke tempat kos, ia tentu saja memberitahu Akicha melalui Ayana, dan setibanya di tempat kos. Ricky melihat seorang siswi SMA sedang mengobrol seru dengan salah satu penghuni kosnya yaitu siswa SMA, bernama Bobi.
Ricky: Hoi Bobi, tumben lu gak keluyuran?
Bobi: Eh, bang Ricky, baru selesai kuliah?
Ricky: Menurut lu?
Bobi: Hehehe, kayaknya sih. Oh iya, bang Ricky, ini pacar saya namanya Manda.
Ricky bersalaman dengan Manda sebentar, lalu ia bertanya.
Ricky: Manda, kamu masih SMA juga?
Manda: Iya bang, aku kelas 2 SMA, sekelas dengan Jeje.
Ricky: Hahaha Bob, lu pacaran dengan kakak kelas?
Bobi: Terserah saya dong bang, toh gak ada hukum tertulis yang menyatakan seorang siswa gak boleh pacaran dengan kakak kelasnya.
Ricky: Iya-iya, hebat juga ya lu, bisa dapat cewek yang cantik kayak gini.
Bobi: Kenapa bang? Naksir? Jangan dong.
Ricky: Bah, tenang aja lu Bob. Gue udah punya pacar di kampus.
Bobi: Hah? Kok bisa, kapan jadiannya?
Ricky: Maksud lu apa, ngeledek gue? Dasar lu, baru kemarin sih gue jadiannya.
Bobi: Wah, boleh nih saya tagih PJ.
Ricky: PJ muke lu, karena lu udah ngeledek gue, detik itu juga PJ buat lu expired.
Manda: Hihihi, masa bisa expired bang.
Ricky: Bisalah, gue yang nentuin. Yaudah, kalian lanjut aja pacarannya, gue mau pergi lagi.
Bobi: Kemana, bang?
Ricky: Nih anak pikun deh, ya pergi kerja lah.
Bobi: Oh iya, hahaha.
Lalu Ricky masuk ke kamarnya dan berganti tas, ia pun segera bergegas menuju kedai Pak Jono untuk makan siang, dan mulai bekerja setelahnya.
Sementara itu, di tempat kos kedatangan seorang penghuni kos yang baru. Jeje mengajak seorang siswi SMA dan pacarnya siswi itu untuk masuk melihat ke dalam tempat kos itu. Pada saat itu Bobi dan Manda sudah pergi keluar untuk jalan-jalan.
Jeje: Gimana, kak Rona, bagus gak tempat kos ini?
Rona: Bagus kok Je, gimana menurut kamu, Donny?
Donny: Wah, lumayan luas ya sayang, gak salah deh kamu rekomendasiin tempat ini. Oke, aku akan ngekos di sini.
Jeje: Emm, kalau boleh tahu, kak Rona, ini pacarnya kenapa mau ngekos?
Rona: Oh iya, aku belum beritahu kamu ya Je. Donny ini baru aja mulai bekerja di Starlight cafe, dekat sini. Kamu tahu kan?
Jeje: Iya, aku tahu, terus?
Rona: Nah, kalau dia bolak-balik rumah dan tempat kerja kan jauh, jadi dia aku cariin tempat kos, kebetulan aku tahu tempat kamu masih ada kamar kosong jadi aku ajak dia untuk lihat-lihat dulu deh. Benar kan, sayang?
Donny: Iya, itu benar, aku mau kok ngekos di sini karena jarak ke sekolah juga tidak terlalu jauh dari sini.
Jeje: Hmm, gitu ya. Oke, thanks ya kak Rona udah mau rekomendasikan tempat ini.
Rona: Sama-sama, jadi Donny di kamar lantai 1 dong?
Jeje: Iya, dia bisa milih diantara 2 kamar yang masih kosong di lantai ini. Kalau di lantai 2 khusus untuk penghuni kos wanita.
Rona: Jadi, sayang, kamu mau kamar yang mana?
Donny melihat 2 kamar yang tertempel kertas bertuliskan ‘FOR RENT’. Satu di antara kamar Ricky dan Andrew, dan satu lagi di antara kamar Rama dan Bobi di seberangnya. Donny menunjuk kamar kosong diantara kamarnya Ricky dan Andrew.
Jeje: Yakin nih, kak Donny?
Donny: Iya, soalnya kamar itu lebih dekat dengan pintu depan hehe.
Rona: Lebih dekat dengan pintu depan atau tangga ke lantai 2 tempat para cewek?
Tatapan mata Rona pada Donny seperti mencurigainya, Donny hanya cengengesan.
Jeje: Oke, nanti aku bilang dulu ke Ibu biar dicatat, dan mulai hari ini kak Donny udah bisa pindah ke sini.
Rona: Emangnya Ibu kamu catat ya semua penghuni kos ini?
Jeje: Iya dong, kalau gak dicatat nanti tiba-tiba lupa nama mereka. Kan penghuni kos di sini semuanya ada 6 wanita dan 4 pria.
Donny: Jadi aku penghuni ke-11 dong?
Jeje: Yap, tepat sekali. Dan kamar di samping kanan kamar kak Donny adalah milik penghuni pertama.
Lalu Jeje pun menunjuk kamar Ricky yang ada di samping kanan kamarnya Donny nantinya. Juga kamar yang paling dekat dengan tangga ke lantai 2.
Rona: Jadi penghuni pertama itu seorang pria?
Jeje: Benar, kak Rona, kak Donny. Namanya kak Ricky, dia mahasiswa Fakultas Psikologi semester 5.
Baik Rona maupun Donny hanya memanggut-manggut, sore itu juga Donny jadi penghuni kos yang baru. Malam tiba, dan Ricky yang kelelahan sehabis pulang kerja tidak memperhatikan lagi kalau tanda ‘FOR RENT’ di depan kamarnya Donny sudah dilepas, apalagi lampu kamar tamu sudah dimatikan. Ricky berjalan menelusuri gelapnya ruangan itu menggunakan cahaya dari smartphone-nya.
------------------------------------------------------------
Hari Rabu tiba, awal Oktober. Ricky bangun pada pukul 6 pagi dan saat ia keluar kamar, ia melihat di kamar samping kirinya ada seseorang juga baru keluar yang rupanya adalah Donny.
Ricky: Eh, elu siapa ya?
Donny: Hey bro, lu pasti bang Ricky kan?
Ricky: Kok lu tahu nama gue?
Donny: Jeje yang beritahu, perkenalkan gue adalah penghuni kos yang baru, nama gue Donny. Gue baru kelas 3 SMA di sekolah yang sama dengan Jeje.
Ricky dan Donny berjabatan tangan sejenak, kembali Ricky bicara.
Ricky: Oh, jadi lu penghuni baru, udah kenal gak dengan yang lainnya?
Donny: Udah kemarin, bang Ricky. Salah satunya adalah abang gue.
Ricky: Hah? Siapa abang lu?
Donny: Bang Rama, gue baru tahu kemarin rupanya bang Rama ngekos di sini.
Ricky: Haha, Rama rupanya, emang dia gak kasih tahu lu pas mulai ngekos sekitar satu setengah tahun lalu?
Donny: Enggak bang Ricky, emang abang gue itu suka rahasia-rahasiaan sama gue, mungkin juga sama orang lain.
Ricky: Oh, pantes, hahaha. Lu silahkan mandi dulu.
Donny: Oke, thanks bang Ricky.
Lalu Donny segera mandi, sementara itu Ricky menunggu dengan duduk di sofa ruang tamu sambil mengirim pesan pada Ayana untuk memberitahu kalau ia sudah bangun. Tentu saja maksudnya agar Ayana menyampaikannya pada Akicha. Tapi lama menunggu, tak ada balasan. Ricky memakluminya, mungkin mereka berdua belum bangun, karena baru pukul 6 lewat 20 menit. Donny sudah selesai mandi, dan ia bersiap berangkat ke sekolah. Rama keluar dari kamarnya setelah Donny pergi, dan ia menyapa Ricky.
Rama: Pagi, Ricky.
Ricky: Pagi, Ram. Lu kok gak cerita sih kalau punya adik?
Rama: Hahah, biar rahasia.
Ricky: Iya, emang benar katanya Donny. Lu suka rahasia-rahasiaan, hehe.
Rama: Yo’i, eh itu HP lu bunyi.
Ricky segera mengecek smartphone-nya, dan ada pesan balasan dari Ayana. Ia membacanya dan Rama juga bisa membaca, pesan yang berbunyi ‘Kami baru bangun, Ricky-kun’.
Rama: Jadi nama pacar elu Ayana?
Ricky: Sok tahu lu Ram, emang lu tahu gue punya pacar?
Rama: Si Bobi cerita pada penghuni kos lainnya, hahaha.
Ricky: Wah, ember amat tuh anak. Untung gue gak kasih tahu dia nama pacar gue.
Rama: Namanya Ayana, wow bagus juga. Cewek asli Jepang ya?
Ricky: Bukan, pacar gue emang cewek asli Jepang tapi namanya bukan Ayana.
Rama: Jadi Ayana itu siapa dong?
Ricky: Dia translatornya pacar gue. Jadi, Ayana yang membantu komunikasi gue dan do’i.
Rama: Oh, gue kira pacar elu Ayana. Ribet banget lu, pacarannya.
Ricky: Biarin, kan gue udah naksir do’i sejak masa SMA dulu. Akhirnya sekarang kesampaian, mungkin emang jodoh gue kali.
Rama: Hmm, gue mandi dulu ya, sebelum si Andrew yang mandi hahaha.
Ricky: Hah, emang lu pikir kamar mandi di lantai ini cuma 1? Bukannya di lantai 2 yang satu doang?
Rama: Iya, yang satu lagi kan kebanyakan para wanita yang pakai, gengsi dong gue.
Ricky: Gue sih pernah beberapa kali mandi di sana, gak ada kejanggalan kok menurut gue.
Rama: Itu kan elu, kalau gue dan Andrew sih gengsi.
Ricky: Kalau si Bobi?
Rama: Kayaknya sama dengan gue dan Andrew deh, soalnya gue gak pernah lihat dia mandi di sono.
Ricky manggut-manggut, lalu Rama berjalan menuju salah satu kamar mandi di lantai 1 itu. Terdengar olehnya kalau kamar mandi yang satu lagi dengan jarak 1 meter dari sana ada suara orang mandi, berarti salah satu penghuni kos yang wanita sedang mandi. Rama pun masuk ke kamar mandi kosong itu, dan segera mandi. Sementara itu Ricky bertukar pesan dengan Ayana, untuk berkomunikasi dengan Akicha. Sehabis Rama selesai, giliran Ricky yang mandi, dan ketika ia selesai, ia keluar kamar mandi berbarengan dengan wanita yang baru selesai mandi di kamar mandi sebelahnya.

TO BE CONTINUED...

By: E.D.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Between Dream And Reality, Part 12

GALLANT IMPACT, Chapter 25

GALLANT IMPACT, Chapter 29