GALLANT IMPACT, Chapter 12
Chapter 12: Excellent-looking
Life
Kini Ricky sedang berada di
kelasnya, beberapa menit menjelang berakhirnya perkuliahan di hari Sabtu.
Smartphone-nya bergetar pertanda ada SMS masuk, dan saat Ricky melihatnya
ternyata dari Ayana.
Ayana: Ricky-kun, apa kamu ada
waktu?
Ricky: Hmm, kenapa?
Ayana: Ada sesuatu yang perlu
Aki-san bicarakan dengan kamu hari ini juga.
Ricky: Oke, sebentar lagi kelasku
bubar. Mau bicara dimana?
Ayana: Kamu pergi ke parkiran
mobil Gedung Utara saja sehabis ini, karena bicaranya tidak terlalu lama kok
nanti.
Ricky: Baiklah, tunggu aja.
Setelah itu tak ada balasan lagi
dari Ayana, kemudian kelas pun bubar dan dosen sudah keluar duluan. Ricky
dengan perlahan menuju ke parkiran Gedung Utara. Ia menghampiri Akicha dan
Ayana yang sudah menunggu disamping mobilnya Akicha.
Ricky: Apa yang mau kalian
bicarakan?
Akicha lalu mulai berbicara dalam
bahasa Jepang, dan Ayana yang menerjemahkan.
Ayana: Ricky-kun, apakah kamu
tahu kenapa tidak ada kabar dari kami sejak sebulan belakangan?
Ricky hanya menggeleng, dan Ayana
melanjutkan perkataannya.
Ayana: Begini, Ricky-kun. Mungkin
kamu sudah tahu dari Edo-san kalau Aki-san akan dijodohkan dengannya. Ini
adalah rencana Ayahnya Aki-san sejak beberapa tahun lalu, dan beliau yakin
Edo-san adalah pendamping yang tepat karena dia tidak pernah sekalipun
menentang perintah atau perkataan kedua orang tuanya.
Ricky: Iya, aku sudah tahu itu
dari Edo-san. Lalu apa lagi?
Ayana: Sebenarnya ayahnya Aki-san
baru akan memberitahu ini pada Edo-san maupun Aki-san ketika Aki-san sudah
berusia 21 tahun, makanya mereka berdua tidak tahu rencana ini dari beberapa
tahun lalu. Ayahnya Aki-san juga memberi kelonggaran jika Aki-san ingin mencari
pria lain sebagai pendampingnya, dan mungkin...
Ricky: Dan mungkin apa?
Ayana: Mungkin ayahnya Aki-san
bisa menyetujui kamu sebagai pendamping putri bungsunya, Ricky-kun. Itu sebelum
beliau tahu kalau kamu ternyata...
Ricky: Iya, aku tahu, aku pernah
melanggar perintah Ayahku kan? Sehingga ayahnya Aki-san berbalik memilih
Edo-san lagi jadi pendamping Akicha.
Ayana: Emm, benar sekali,
Ricky-kun. Tapi kamu jangan menyalahkan Ayahmu karena ini.
Ricky: Hahah, aku tidak akan
menyalahkan siapa-siapa lagi. Lagipula hubunganku sudah terlanjur berakhir dengan
Akicha.
Ayana kemudian memberitahu Akicha
soal perkataannya barusan, Akicha kemudian bicara lagi dan diterjemahkan Ayana.
Ayana: Ricky-kun, asal kamu tahu,
Aki-san masih mencintaimu, tapi ia tidak ingin menentang perintah Ayahnya,
sehingga ia terpaksa memutuskan hubungan ini dan setuju untuk menikah dengan
Edo-san setelah lulus kuliah.
Ricky: Eh, jadi kalian masih
kuliah di sini? Aku kira kalian sudah pindah ke Jepang.
Ayana: Tidak, Ricky-kun. Aki-san
akan tetap berkuliah disini sampai lulus, aku juga tidak mungkin pindah ke
Jepang, karena keluargaku ada di Indonesia.
Ricky: Hmm, ada lagi hal yang
ingin kalian bicarakan?
Ayana: Begini, Ricky-kun. Ayahnya
Aki-san pernah menjodohkan putri sulungnya juga, yaitu kakaknya Aki-san.
Sekarang dia cukup bahagia bersama pria pilihan Ayahnya, itu juga satu alasan
kenapa Aki-san menerima perjodohan ini, apalagi Edo-san memang pria yang baik.
Ayahnya Aki-san sempat menerima kamu jadi pendamping Aki-san karena beliau bisa
tahu kalau Aki-san sangat mencintaimu, bukan Edo-san.
Ricky: Oke, aku mengerti kok, aku
harap Edo-san juga bisa mendapatkan cinta itu, karena dia sudah kuanggap
sebagai saudara.
Ayana: Iya, Ricky-kun, Aki-san
juga ingin belajar mencintai Edo-san, apalagi mereka sudah bertunangan.
Ayana lalu mengangkat tangan
kanan Akicha dimana ada cincin di jari manisnya, Ricky terkejut.
Ricky: Eh, kapan Akicha dan
Edo-san tunangan?
Ayana: Mereka tunangan 3 hari
lalu, di Jepang. Acara itu dihadiri keluarga, dan rekan-rekan bisnis Ayahnya
Aki-san.
Ricky: Aku sudah ikhlas kok kalau
Akicha bersama Edo-san.
Ayana: Hmm, baguslah Ricky-kun.
Seperti yang Edo-san bilang padamu, dia tidak akan melarang kamu untuk
berkomunikasi dengan Aki-san. Tapi sebatas pertemanan biasa, apa kamu setuju?
Ricky: Tentu saja aku setuju,
tapi aku mungkin tidak akan sering lagi berkomunikasi seperti waktu pacaran.
Karena aku menghargai Edo-san sebagai saudaraku.
Ayana tersenyum, lalu memberitahu
kepada Akicha yang membuat gadis Jepang itu juga memberi senyuman pertemanan
biasa.
Akicha: Ricky-kun, good bye to
our relationship. I hope you will find new girl.
Ricky: Thank you, Akicha.
Kedua gadis itu lalu masuk mobil,
dan Akicha mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan area kampus. Dari kaca
spion Akicha sedikit menangis melihat Ricky yang melambaikan tangan padanya,
Ayana menenangkannya untuk tidak sedih terus.
Setelah mobil Akicha tidak
terlihat lagi, Ricky melakukan ‘tugas harian’nya.
Ricky: Lele sayang, lagi ngapain?
Michelle: Aku lagi main sama
Richard, Kak. Ada teman-temanku juga ikutan.
Ricky: Oh, ahahaha. Richard
rupanya bisa akrab dengan teman-teman kamu, baguslah.
Michelle: Hihih, iya kak Ricky.
Sekarang Yupi lagi lempar frisbee
untuk ditangkap Richard.
Ricky: Hehehe, yaudah, kalian
have fun ya. Kakak mau kerja dulu.
Michelle: Ok Kak.
Ricky lalu pergi ke tempat
kerjanya seperti biasa, dan selesai kerja pada pukul 5 sore. Sementara itu di
dalam rumahnya Michelle, terlihat Shania sedang menonton TV bersama 2 orang
gadis berseragam SMA, mereka sepertinya tidak ikut main dengan Richard di luar.
Shania: Della, jangan ganti
channel terus dong.
Della: Ini lagi iklan, Shania.
Lagian Gaby juga yang minta.
Gaby: Iih, kamu bohong aja. Aku
sih gak masalah nonton iklan. Kamu aja yang gampang bosan.
Della: Hehehe, habis iklannya banyak
banget sih.
Shania kemudian merebut remote TV
dari Della, yang langsung memanyunkan bibir. Ia kembali mengganti ke channel
yang tadi.
Shania: Nah, kamu lihat. Biasanya
kalau iklannya ini, pasti setelah ini gak ada iklan lagi.
Kemudian benar saja, iklan
terakhir itu selesai dan acara yang mereka tonton kembali tayang. Ketiga gadis
itu kembali menonton dengan seksama acara gosip selebriti.
Sore harinya Shania sudah pulang
dengan mobilnya mengantarkan Gaby dan Della. Sedangkan mobil Yupi juga melaju
pergi dari rumah Michelle dengan adiknya dan Shani. Michelle melambaikan tangan
pada mereka, terlihat Richard juga di sebelah kaki Michelle.
Malam tiba, dan Michelle video
call dengan Ricky yang ada di kamarnya, Richard juga ikut bertatap muka dengan Ricky
dari balik layar smartphone Michelle. Ricky tertawa melihat tingkah Richard
yang segitu kangennya pada dia. Pembicaraan di telepon itu juga terdengar di
luar kamar oleh Rama dan Andrew yang sedang menonton TV. Kedua karyawan jasa
delivery itu menggeleng-geleng, mereka tertawa dalam hati atas tingkah anjing husky itu yang sesekali ikut dalam
pembicaraan dengan gonggongan.
Esoknya hari Minggu pukul 3 sore,
Ricky baru saja selesai kerja dan ada di toilet untuk berganti baju, tiba-tiba
smartphonenya bergetar dan ia langsung melihat SMS yang masuk.
Amelia: Hai, Ricky. Ini nomor
kamu kan. Aku Amelia.
Ricky: Eh, Amelia siapa ya?
Amelia: Iiiiiihhh, Ricky. Aku
Amelia teman sekelas kamu waktu SMA, masa lupa sih? Kan waktu itu kita pernah
ketemu di kantin gedung kampus. Katanya aku susah dilupain, huh.
Ricky: Hahahaha, aku pura-pura
aja kok Mel. Lagian kamu tiba-tiba begini, dapat nomor aku dari mana sih?
Amelia: Aku dapat nomor kamu dari
Jonathan.
Ricky: Hmm, terus ada apa ya Mel?
Amelia: Kamu lagi sibuk atau
enggak? Kalau enggak, aku mau ngajak kamu makan malam nanti di mall. Kebetulan
aku dapat voucher makan di food court nih habis belanja, tapi makannya harus
berempat.
Ricky: Kebetulan aku gak sibuk. Jadi,
kenapa?
Amelia: Huh Ricky, kamu oon deh.
Aku kan sama adik aku cuma dua orang, terus adik aku ngajak satu temannya jadi
tiga orang, berarti kurang satu orang.
Ricky: Yaudah, kamu ajak saja
pacarmu, kok susah.
Amelia: Ckckck, kalau aku punya
pacar sudah aku ajak, gak mungkin aku ajak kamu. Gimana sih.
Ricky: Oh, pantes, hahaha. Kenapa
gak ajak Jonathan saja?
Amelia: Jonathan kan punya pacar,
gak enak dong, kamu lupa ya?
Ricky: Ah iya, jadi kamu juga
jomblo rupanya. Padahal kamu cantik loh, hehehe.
Amelia: Huh, mulai deh gombal.
Pokoknya aku tunggu ya di mall, jangan sampai gak datang, dasar jomblo.
Lalu Ricky melihat ada emoticon
memelet lidah di pesan terakhir itu, ia pun tertawa. Sehabis itu Ricky berganti
baju dan segera pulang ke tempat kos lebih dulu. Ia lalu memberitahu pada Ibu
kos tentang ajakan makan malam dari temannya sehingga tidak bisa ikut makan
malam di tempat kos. Jeje sempat cemberut karena tidak diajak oleh Andela,
Ricky lalu mengatakan pada adik angkatnya itu bahwa Andela mungkin kelupaan.
Jeje lalu meminta Ricky untuk menanyakan ini pada Andela. Setelah matahari
mulai terbenam, Ricky melajukan motor menuju mall. Ia masuk ke food court yang
dimaksud Amelia dan melihat di sebuah meja ada 3 orang gadis, yaitu Amelia,
Andela dan juga seorang gadis lain yang sepertinya seumuran dengan Andela.
Andela: Eh, kak Ricky udah
datang. Perkenalkan ini teman aku namanya Natalia, biasa dipanggil Nat saja.
Ricky lalu bersalaman sebentar
dengan Nat kemudian ia juga duduk di samping Amelia dan berhadapan dengan Nat.
Ricky: Oh iya, Del, kok kamu
tidak mengajak Jeje?
Andela: Hah? Aku baru ingat, aku tadi
tidak kepikiran untuk ngajak kak Jeje karena teman sekelas aku yang lain
kebanyakan tidak bisa ikut.
Nat: Hihihi, masa ketua kelas
tidak diajak, kualat kamu.
Andela memanyunkan bibir pada Nat
dan ditertawai Ricky dan Amelia.
Amelia: Bener tuh kata Nat, dari
sekian banyak murid di kelasmu, kok ketua kelas dilupain, hihihi.
Andela: Uuuh, Ci Amel. Namanya
juga lupa, aku kesel juga sih mereka semua bilang malas keluar rumah, atau mau
jalan dengan pacar.
Ricky: Hahaha, Jeje sempat
cemberut karena gak diajak. Tapi aku akan bujuk dia kok biar gak ngambek pada
kamu.
Andela: Hmm, makasih ya kak
Ricky, pengertian banget hihi. Kak Ricky mau gak jadi pacar aku?
Mendengar itu Ricky sontak terkejut,
kemudian Nat dan Andela tertawa.
Amelia: Huss, Del. Ricky, kamu
jangan dengerin ya ‘jurus panah hati’ adik aku.
Ricky: Hah? Maksud kamu apa, Mel?
Amelia: Hihihi, adik aku memang
begini, Ricky. Kadang-kadang kalau melihat cowok ganteng dia pura-pura nembak
deh.
Nat: Bukan kadang-kadang, kak
Amel, tapi hampir tiap kali begitu, hahaha.
Andela langsung menggelitiki Nat,
sampai gadis itu meminta berhenti. Kemudian Andela memanyunkan bibir lagi dan
ditertawai kakaknya dan Ricky.
Ricky: Oh, gitu ya. Aku gak
anggap serius kok, berarti aku ganteng dong hehehe.
Amelia memukul pelan lengan Ricky
yang cengengesan.
Amelia: Wuuu, kepedean lagi. Udah
dulu ngobrolnya, nanti malah gak jadi makan.
Amelia mengangkat tangannya
memanggil seorang pelayan pria, yang langsung menghampiri meja mereka dan
menawarkan 2 buku menu. Ia bersiap mencatat pesanan, selagi Ricky dan Amelia
melihat menu begitu juga Nat dan Andela.
Selagi mereka makan, ada sepasang
mata yang melihat meja itu dari jauh. Yaitu Melody, yang makan bersama Nabilah,
Frieska, dan Ve. Kebetulan ia tadi baru belanja bareng mereka juga dan mendapat
voucher yang sama dengan Amelia. Melody melamun sejenak melihat kedekatan Ricky
dan teman SMA-nya.
Melody(berpikir): Hmm, cewek itu
lagi. Apa mungkin Ricky sudah jadian dengan dia?
Melody melanjutkan makan, Nabilah
dan Frieska mengobrol dengan Ve sambil makan. Di meja Amelia, Ricky sudah
selesai makan terlebih dulu dan disusul Amelia, sementara Andela dan Nat masih
makan. Ricky lalu bertanya pada Amelia bagaimana ‘kronologi’ ketika ia mengajak
2 gadis SMA ini untuk makan, karena ia mengira Amelia belanja bareng mereka.
Amelia memberitahu Ricky, tadi ia
belanja sendiri di supermarket dalam mall itu, dan setelah mendapat voucher
makan itu ia langsung menelpon Andela untuk mengajak adiknya itu makan dan juga
menyuruh Andela agar mengajak 2 orang temannya. Andela menelpon beberapa teman
sekelasnya untuk mengajak makan tapi selain Nat, tidak ada satupun yang bisa
karena malas keluar rumah atau jalan dengan pacar.
~------------------------0O0------------------------~
Ricky sudah kembali ke tempat
kos, ia memberitahu Jeje penyebab Andela tidak mengajaknya.
Ricky: Maafin dia ya, kan gak
sengaja lupanya.
Jeje: Emm, iya deh. Lagipula dia
pernah traktir aku makan di kantin sekolah.
Ricky: Oh, cuma kamu saja?
Teman-teman sekelas yang lain enggak?
Jeje: Hihihi, bukan cuma aku sih,
tapi aku juga ngajak 2 adik kelas jadi kita waktu itu makannya juga berempat.
Ricky: Jadi kenapa dia traktir
kamu?
Jeje: Waktu itu aku gak sengaja
lihat ‘bagian bawah’ dia basah, kayaknya sih pembalutnya bocor, aku tanya dia dengan
berbisik dan ternyata benar, jadi dia minta aku untuk rahasia-in hal ini dari
teman-teman sekelas dan dia nawarin untuk traktir makan, hihihi.
Jeje melihat raut wajah Ricky
yang agak aneh sehabis mendengar ucapannya, seperti memikirkan sesuatu. Jeje
lalu mencubit lengan Ricky.
Ricky: Eh, apaan sih?
Jeje: Hmm, kak Ricky pasti mikir
mesum kan barusan.
Ricky: Hehehe, bisa dibilang
begitu. Habis kamu bilang hal-hal gitu sih.
Jeje: Huh, malah nyalahin aku,
kan ini juga karena kak Ricky tanya tadi.
Ricky cengengesan, lalu Jeje
kembali bicara.
Jeje: Tapi kok kak Ricky
perhatian pada dia? Jangan-jangan kak Ricky jadian dengan Andela, hayoo.
Ricky: Hahaha, enggaklah, aku
cuma gak mau kamu bertengkar dengan dia, kalian kan teman dekat. Lagipula daripada
Andela, aku lebih bagus pacarin kakaknya, yang seumuran denganku.
Jeje: Jadi kak Ricky sekarang pacaran
dengan kak Amel?
Ricky: Hei, kamu jangan sotoy
deh, kalau aku sudah pacaran dengan dia, pasti aku malam mingguan kemarin.
Jeje manggut-manggut, ia dan
Ricky lanjut menonton TV yang iklannya sudah habis. Film yang kini mereka
tonton bergenre supranatural.
Senin pagi, Ricky sudah berada di
kantin Gedung Utara, tentu saja menggunakan wifi untuk bersos-med. Lalu ia
melihat seorang mahasiswa sedang menatap pada jejeran permen di sebuah stand
kantin. Ricky coba memanggilnya untuk memastikan.
Ricky: Oi, EDRIC!
Edric mencari asal suara, dan ia
tersenyum lebar melihat siapa yang memanggilnya. Lalu ia segera menghampiri
Ricky dan melakukan tos jari jempol sambil duduk berhadapan.
Edric: Haha, Ricky, lu ternyata
kuliah disini juga.
Ricky: Iya, lu di Gedung mana?
Kok gak kelihatan selama 2 tahun ini?
Edric: Gue sih di Fakultas Ilmu
Filsafat, Gedung Selatan, kalau elu Ky?
Ricky: Gue di Gedung Timur,
Fakultas Psikologi. Sekarang semester 5, lu juga kan?
Edric: Enggak, gue baru semester
3 soalnya setelah lulus SMA gue bukan kuliah disini dulu, melainkan di
universitas Pamarang.
Ricky: Oh, terus lu pindah karena
apa?
Edric: Hmm, bisa dibilang karena
disana bikin mumet, suasana kelasnya juga gak enak.
Ricky: Hahaha, teman gue yang
disana juga bilang hal yang sama.
Edric: Eh, teman elu? Siapa, Ky?
Ricky: Dia kerjanya di tempat
yang sama dengan gue, dan dia pernah cerita kalau di sana kuliahnya mumet juga,
hahaha.
Edric: Oh, gitu, suruh dia pindah
aja, hehehe.
Ricky: Dia emang mau pindah, tapi
gue dengar sih dia pindahnya nanti semester ganjil. Btw lu ada perlu apa ke
kantin ini Ed?
Edric: Ya tentu saja gue mau beli
permen, soalnya di kantin yang lain udah habis.
Ricky: Hahaha, masih aja lu doyan
permen.
Edric: Hehe, udah kecanduan Ky.
Sehari minimal satu butir.
Ricky: Hmm, jangan banyak-banyak,
nanti diabetes.
Edric: Hahaha iya, pasti itu.
Ricky: Eh, gue cabut duluan ke
kelas ya Ed, udah mau dimulai.
Edric hanya mengangguk lalu ia
mulai mencoba wifi dengan smartphonenya, dan ternyata bisa. Maka ia juga mulai
bersos-med sebentar sebelum beranjak dari kantin itu.
Di kantin sekolah SMA Tunas
Bangsa pada istirahat pertama, Jeje sedang makan bersama 5 orang siswi kelas 2
lainnya, yaitu Elaine, Kinal, Sonia, dan juga Sinka. Seorang siswi dengan tag
name ‘Riskha Fairunnisa’ nampaknya sudah duluan selesai makan dan sedang
bertelepon tapi hampir selesai.
Riskha: Iya, Rena, nanti sore
kamu datang aja ke rumahku. Kamu masih ingat kan alamatnya?
Rena(suara dari balik smartphone
Riskha): Oke, aku masih ingat, thanks ya Riskha-san.
Riskha: Sama-sama, aku juga
senang kalau kamu mampir ke rumah. Udah dulu ya Rena, aku lagi di sekolah nih.
Bye.
Setelah menyimpan kembali
smartphone-nya Riskha bicara pada teman-temannya.
Riskha: Maaf ya girls, itu tadi teman aku namanya Rena.
Elaine: Teman kamu yang pernah
kamu bilang idol itu?
Riskha: Iya, dia lagi mau break sementara dari kegiatan JKT48.
Jadi dia mau nginap di rumahku.
Kinal: JKT48 itu idol group di Jakarta kan?
Sonia: Sister group-nya AKB48
kan?
Riskha hanya mengangguk
membenarkan hal itu, dan kembali bicara.
Riskha: Rena adalah member
generasi 1, dia orang asli Jepang.
Jeje: Kamu kenal Rena dimana,
Kha?
Riskha: Aku mengenal dia waktu
jalan-jalan ke Jepang bareng keluarga, beberapa tahun lalu sebelum dia ikut
audisi masuk JKT48. Waktu itu keluarga kami makan di restoran yang sama.
Sinka: Jadi Rena gimana
sekolahnya, Kha?
Riskha: Dia sih ikut program home
schooling, biar waktu istirahatnya lebih banyak setelah aktivitas JKT48.
Elaine: Jadi Rena sudah beritahu
pihak JKT48 mengenai rencana dia nginap di rumah kamu, Kha?
Riskha: Iya Len, Rena bilang pada
pihak JKT48 kalau dia akan nginap di rumah temannya di Semarang, yaitu rumahku.
Kelima gadis SMA itu
manggut-manggut, tak lama kemudian mereka sudah selesai makan dan kembali ke
kelasnya masing-masing.
Istirahat tiba di universitas
Patmangin, Ricky sedang makan spaghetti sambil menundukkan kepala, tiba-tiba
ada seorang mahasiswi duduk berhadapan dengannya membawa spaghetti juga. Ricky
lalu mendongak untuk melihat siapa itu, dan ia sumringah karena mahasiswi ini
juga dulu teman SMA-nya walaupun beda kelas.
Ricky: Hei, Widya kan?
Widya: Iya, kamu sekarang suka
makan spaghetti juga, Ricky?
Ricky: Hehe, bukan Wid, aku
sesekali makan aja, btw kamu agak gemukan ya.
Widya: Huh, mulai deh ngeledekin.
Ricky: Hehehe peace, lagian kamu tetap cantik kok.
Widya: Makasih gombalannya, tapi
maaf ya gak mempan hihi.
Ricky: Kamu ngambil Fakultas apa,
Wid?
Widya: Aku masuk Fakultas Farmasi
di Gedung Timur.
Ricky: Wah, sama dong, aku juga
di Gedung Timur, Fakultas Psikologi semester 5.
Widya: Aku juga semester 5. Eh
aku makan dulu ya Ky, udah lapar hehe.
Ricky mengangguk, lalu ia juga
ikutan lanjut makan spaghetti itu. Melody sedang duduk bersama Veranda dan Ega,
ia tidak memperhatikan meja tempat Ricky berada karena tengah membicarakan
materi kuliah tadi. Cuma Ega yang melihatnya tapi ia tidak ambil pusing dengan
urusan Ricky, meskipun ia berniat menanyakan siapa mahasiswi itu pada Ricky.
Di kelasnya, Ega langsung bertanya
pada Ricky yang baru datang kembali duduk di bangkunya.
Ega: Ky, owe mau nanya nih, cewek
yang tadi bareng lu siapa? Pacar baru?
Ricky: Oh, yang tadi. Itu namanya
Widya, dan dia bukan pacar gue, cuma teman SMA dulu.
Ega: Hmm, pantes. Kayaknya teman
SMA lu banyak yang kuliah disini juga, hehehe.
Ricky: Hahaha, mungkin sih, tapi
baru beberapa teman SMA gue yang ‘menampakkan diri’ , sekitar 10 orang.
Ega: Tapi kalau owe hitung sih
baru 8 orang kayaknya, termasuk Akicha.
Ricky: Wih, mantap Ga, gue kira
udah 10. Tapi Fita bukan termasuk ke dalamnya kan?
Ega: Iya, bener gak Ky semuanya
baru 8 orang?
Ricky: Hmm, iya benar. Semuanya
juga beda Fakultas hahaha.
Ega: Oh iya Ky, 8 orang itu owe
juga anggap 2 diantaranya mahasiswa kembar, mereka teman SMA lu juga kan?
Ricky: Iya, mereka memang kembar,
teman SMA gue tapi beda kelas, soalnya gue sekelas dengan mereka cuma sampai
kelas 3 SMP.
Kemudian datanglah Jerry duduk di
kursinya dan langsung bertanya pada Ricky.
Jerry: Ky, cewek yang tadi duduk
bareng lu siapa? Gila, bodynya montok banget.
Ricky: Buset Jer, lu
datang-datang malah mau tahu cewek itu.
Ega: Hahaha Jer, owe heran deh,
apa lu gak bosen mandangin cewek mulu. Hati-hati tuh mata bintitan.
Jerry: Ya gitulah Ga, tidak ada
kata bosan dari gue kalau soal itu hehehe.
Ricky: Gue beritahu Mita loh,
Jer.
Jerry: Eh jangan dong Ky, gue kan
cuma sekedar lirik aja, cinta gue tetep pada Mita.
Ricky: Oke gue gak akan beritahu
Mita.
Jerry: Jadi, siapa Ky cewek tadi?
Ricky: Gue males ngulangin, tanya
aja Ega, gue udah beritahu dia tadi.
Jerry: Siapa cewek tadi Ga?
Ega: Ckckck, itu tadi teman
SMAnya Ricky.
Jerry: Namanya?
Ega: Lu coba aja kenalan sendiri,
tapi awas ketahuan Mita hahaha.
Jerry langsung memasang muka masam
pada Ega, dan ditertawai Ricky. Dosen kemudian masuk dan mereka mengikuti
perkuliahan kembali.
Siangnya, Ricky sedang berada di
kantin Gedung Utara lagi, ia sedang menunggu Melody yang makan, sedangkan ia
sendiri sudah selesai makan dan SMS-an dengan Michelle.
Ricky: Lele sayang, sedang apa?
Michelle: Aku lagi makan siang
bareng teman-teman di rumah Yupi, Kak.
Ricky: Oh, kalau begitu makan
yang banyak ya, salam buat teman-teman kamu juga.
Michelle: Ok Kak.
Ricky baru menyimpan
smartphonenya di saku celana ketika Amelia datang untuk bergabung makan di meja
itu.
Ricky: Hai Mel.
Melody: Iya, ada apa Ky?
Ricky menoleh ke samping dan
melihat Melody, yang sepertinya bingung.
Ricky: Eh, bukan kamu, maksudku
ini ada teman SMA-ku.
Melody pun dikenalkan oleh Ricky
pada Amelia, kedua gadis itu tertawa ringan setelah bersalaman.
Melody: Hihi, pantesan. Rupanya
nama panggilan kami sama.
Ricky: Iya, maka dari itu gimana
kalau aku manggil kalian dengan caraku sendiri?
Amelia: Hihi, gimana Ky?
Ricky: Begini, untuk Melody dulu.
Aku panggil kamu ‘Melon’ aja ya, kalau kamu tidak keberatan.
Melody: Hah? Kenapa?
Ricky: Karena tiap kali melihat
wajah kamu, aku seperti melihat buah melon, wajah kamu kan segar seperti buah
melon hehehe.
Melody sedikit tersipu sambil
tertawa ringan, Ricky sudah cengengesan sedangkan Amelia tertawa sambil
mencubit tangan Ricky.
Amelia: Huuuu, mulai deh
ngegombalnya.
Ricky: Ini kan biar beda, Amelia.
Gimana, Melody? Kamu setuju?
Melody: Hihihi, aku setuju kok,
jadi kamu manggil Amelia apa dong?
Ricky: Amelia, untuk nama
panggilan kamu jadi Amel aja ya.
Amelia: Kenapa gak jadi ‘Apel’
aja, hihi.
Ricky: Oh, terserah kamu sih
hehehe.
Setelah obrolan sebentar,
kemudian mereka bertiga berpisah jalan, Ricky ke tempat kerjanya begitu juga
Melody dan Amelia. Melody sempat tukaran nomor dengan Amelia, karena mereka
sama-sama memiliki nama panggilan tadi, yaitu nama buah.
~------------------------0O0------------------------~
Esoknya, lagi-lagi Ricky bertemu
teman SMA-nya saat sedang makan sendiri di kantin Gedung Utara. Seorang
mahasiswi ikut gabung duduk dengan Ricky yang sedang makan nasi padang. Ricky
mulai bertanya setelah mereka berdua selesai makan.
Ricky: Jadi kamu ngambil Fakultas
apa, Intan?
Intan: Aku ngambil Fakultas
Sastra Rusia di Gedung Utara, sekarang semester 3. Kalau kamu ngambil Fakultas
apa, Ky?
Ricky: Aku di Gedung Timur,
semester 5 Fakultas Psikologi, oh iya kamu kok baru semester 3, Tan?
Intan: Aku sebenarnya kuliah di
universitas Pamarang setelah lulus SMA, tapi karena di sana gak enak suasananya
jadi aku pindah ke sini deh satu setengah tahun lalu.
Ricky: Oh, berarti kamu sama dong
dengan Edric, dia juga pindah ke sini, kalian janjian ya hehehe.
Intan: Enggak kok, Ky. Aku aja
baru tahu kalau Edric juga awalnya kuliah disana.
Waktu istirahat habis, mereka
kembali ke kelas masing-masing. Siangnya Ricky makan di kantin Gedung Utara
lagi, lalu Naomi datang dan bergabung dengannya. Tak lama kemudian Melody juga
ikut di meja itu, Ricky lalu memperkenalkan Naomi pada Melody. Setelah selesai
makan lebih dulu, Ricky pamit pergi lebih dulu membiarkan kedua gadis itu
membicarakan materi kuliah, karena Naomi ingin bertanya-tanya pada Melody apa
saja materi di semester 2 nanti.
Malam itu, Ricky melihat Naomi
masih menonton TV, dan gadis itu me-mute TV karena sedang jeda iklan, ia ingin
bertanya sesuatu pada Ricky.
Ricky: Eh, Mi, kenapa kamu mute
TVnya?
Naomi: Emm, aku mau nanya sesuatu
padamu, Ricky.
Ricky: Nanya soal apa, Mi?
Naomi: Itu tadi siang, kamu
kenapa manggil kak Melody dengan panggilan ‘Melon’?
Ricky: Oh, soal itu. Jadi gini
Mi, aku manggil dia begitu untuk membedakan dengan teman aku yang namanya
Amelia. Mulanya kan mereka sama-sama kupanggil ‘Mel’ tapi biar beda aku manggil
mereka jadi nama buah deh, melon dan apel.
Naomi: Hmm, gitu ya.
Ricky: Emang kenapa Mi?
Naomi: Hihi, enggak apa-apa kok, aku
cuma heran aja tadi.
Ricky: Yaudah, aku tidur duluan
ya Mi.
Naomi tersenyum dan mengangguk lalu
kembali menonton TV. Ricky berjalan masuk ke kamarnya dan langsung terlelap
setelah berganti pakaian.
Empat hari kemudian yaitu di hari
Sabtu, paginya Ricky bersama penghuni kos pria lainnya mengumpulkan beberapa
pakaian kotor mereka di sebuah kotak plastik warna abu-abu yang besar
(berukuran panjang 50cm, lebar 50 cm, tinggi 80cm) dengan tutup berlogokan
sebuah perusahaan laundry. Para
penghuni kos wanita juga mengumpulkan pakaian kotor mereka di kotak plastik
yang lain. Tak lama kemudian datanglah 2 orang karyawan perusahaan itu untuk
mengambil 2 kotak plastik itu dan mereka menukarkan dengan 2 kotak plastik
besar yang kosong agar para penghuni kos nantinya bisa menaruh pakaian kotor
yang berikutnya.
Siang hari Ricky yang baru
selesai makan siang di kantin bersama Fita lalu ditanyai sesuatu oleh teman
masa kecilnya itu.
Fita: Ricky, emm. Kamu sekarang
kan sudah putus dengan pacar kamu, berarti aku bisa dong jadi pacar kamu yang
baru?
Ricky: Hahaha, kamu masih
berharap dariku? Maaf, tapi anggapanku pada kamu tetap sama, hanya sekedar
teman. Aku harap kamu ngerti ya, Fita.
Fita menghela nafas lalu kembali
bicara.
Fita: Baiklah, Ricky. Aku akan
menghapus rasa cintaku padamu, dan menganggap kamu hanya sekedar teman juga.
Ricky tersenyum pada Fita, lalu
beberapa menit kemudian ia pergi duluan dari kantin Gedung Utara itu untuk ke
tempat kerja.
Senin tiba, tanggal 12 Januari
yang merupakan hari ulang tahun Ricky. Belum ada satupun penghuni kos yang
mengucapkan selamat ulang tahun padanya, mungkin mereka lupa. Ia sendiri tidak
menyadarinya hingga ketika siang tiba. Melody yang mengetahui dari Amelia
segera menemani Ricky makan siang sambil menunggu Amelia datang membawa kue
ulang tahun untuk Ricky. Selesai makan siang, Ricky hendak pergi untuk berangkat
kerja tapi Melody mencegahnya agar menunggu Amelia.
Ricky: Ada apa ya, Melon?
Melody: Ricky, kamu tunggu Amelia
dulu sebentar ya.
Ricky: Emangnya kenapa si Apel?
Melody tersenyum lalu mengulurkan
tangan kanannya, Ricky menyambutnya dengan tangan kanannya juga meskipun agak
heran. Melody lalu melanjutkan perkataannya.
Melody: Happy birthday, Ricky!
Ricky: Eh.... Hahaha, thanks ya
Melon.
Melody: Hihi, iya Ricky. Sebentar
lagi Amelia mau ngasih kue ulang tahun pada kamu.
Mereka berdua melepaskan salaman
itu dan Melody kembali bicara.
Melody: Tadi pagi aku telponan
dengan Amelia, tapi cuma ngobrol sebentar soalnya dia mau ngambil kue ulang
tahun pesanannya untuk kamu. Maaf ya, aku baru tahu dari Amelia kalau kamu hari
ini ulang tahun, jadi aku gak sempat cari hadiah buat kamu.
Ricky: Heheh, gak apa-apa Melon.
Kamu ngucapin selamat ulang tahun saja aku sudah senang kok, dan kamu orang
pertama yang ngucapinnya, para penghuni kos belum ngucapin pada aku. Mungkin
mereka lupa, aku sendiri juga lupa.
Melody kemudian tersenyum, Ricky
membalas senyumannya dan langsung mengeluarkan smartphone-nya yang bergetar. Ia
melihat ada pesan LINE dari Michelle.
Michelle: Kak Ricky, HAPPY
BIRTHDAY! Richard juga ngucapin loh.
Ricky: Hahaha, kamu emangnya
ngerti perkataan Richard?
Michelle: Ya enggaklah Kak,
Richard kan cuma bisa menggonggong ketika aku memberitahu dia kalau Kak Ricky
ulang tahun hari ini. Aku anggap aja deh dia ngucapin juga, hihihi.
Ricky: Oh, terima kasih ya Lele
sayang.
Michelle: Iya Kak, maaf ya aku
gak sempat pesan kue ulang tahun untuk Kakak, baru keingat tanggal hari ini. Teman-temanku
juga kirim ucapan selamat ulang tahun buat Kakak.
Ricky: Hahah, gak apa-apa kok.
Kakak sebentar lagi juga dikasih kue ulang tahun oleh teman. Sampaikan terima
kasih Kakak buat teman-teman kamu ya.
Michelle: Hmm, gitu ya. Ok Kak,
aku makan siang dulu sama teman-teman.
Ricky: Iya, salam juga buat
teman-teman kamu.
Melody yang agak mendekat pada
Ricky untuk melihat percakapan LINE itu kemudian terkejut karena Ricky
tiba-tiba menatapnya.
Melody: Eh, Ricky, maaf aku gak
bermaksud...
Ricky: Hahaha, nih Melon. Lihat
aja, gak apa-apa.
Ricky memberikan smartphone-nya
itu untuk dilihat Melody, dan setelah Melody melihat percakapan LINE tadi ia
mengembalikan smartphone itu pada Ricky.
Melody: Itu adik kamu ya? Terus
kamu punya anjing peliharaan?
Ricky hanya mengangguk sambil
tersenyum pada Melody, kemudian ia mendengar namanya dipanggil di tengah
kerumunan kantin yang sudah mulai berkurang. Ricky menoleh, lalu Fita datang
dan menyalami Ricky mengucapkan selamat ulang tahun juga. Kemudian terlihat
Jonathan-Syela serta Agus, Jeffrey, Widya, Edric, Intan, Daniel dan Gabriel
berbondong-bondong datang mengucapkan selamat ulang tahun sambil menyalami
Ricky. Ricky berterima kasih pada mereka semua, yang kompak menggodanya punya
pacar yaitu Melody dan Fita. Ricky pun segera memperkenalkan Melody dan Fita
pada teman-temannya, barulah mereka tahu kalau 2 mahasiswi itu bukan pacar
Ricky. Setelah itu datang Ega-Veranda dan Jerry-Mita juga mengucapkan selamat
ulang tahun pada Ricky. Lalu terakhir, Amelia mengucapkan selamat ulang tahun
pada Ricky sambil memberikan kue ulang tahun dengan lilin angka 21 di atasnya.
Ricky menutup mata sejenak memikirkan sebuah wish yaitu agar teman-temannya senantiasa sehat. Ricky meniup lilin
itu dan mendapat tepuk tangan dari semuanya, Ega-Veranda dan Jerry-Mita juga
berkenalan dengan semua teman SMAnya Ricky. Mereka kemudian membagi kue itu
menjadi banyak potongan, Ricky pun hanya makan sepotong karena ia baru saja
makan siang. Setelah itu Ricky mengucapkan terima kasih pada teman-temannya,
juga Agus. Ia segera pamit untuk berangkat kerja, karena waktu sudah
menunjukkan pukul 12:48 PM. Terlebih dulu ia pulang ke tempat kos dan mendapat
ucapan selamat ulang tahun dari Ibu kos serta Jeje.
Sore hari itu, saat sedang makan
bersama Sally yang sudah mengucapkan selamat ulang tahun, Ricky mendapat SMS
ucapan selamat ulang tahun dari Desy, semenit setelahnya datang juga SMS dari
Ayana.
Ayana: Ricky-kun, Aki-san
mengucapkan selamat ulang tahun ke-21 padamu. Happy birthday ya aku ucapkan
juga.
Ricky: Thanks Ayana, sampaikan
terima kasihku pada Akicha juga.
Malam saat hendak pulang Ricky
juga mendapat ucapan selamat ulang tahun dari Ayahnya Desy, yaitu Bosnya.
Anthony juga mengucapkan padanya. Sesampainya di tempat kos, para penghuni kos
yang lain dan Ayahnya Jeje juga mengucapkan selamat ulang tahun pada Ricky,
yang berterimakasih pada mereka semua.
~------------------------0O0------------------------~
Sejak hari ulang tahunnya, Ricky
mulai dekat dengan Melody, hampir setiap hari mereka makan bareng semeja di
kantin, kadang ditemani teman-teman SMA Ricky, kadang cuma berdua. Melody
setiap habis makan juga bercerita masa SMP dan SMA nya, ketika teman-temannya di
sekolah kadang-kadang melakukan hal konyol sehingga dihukum guru. Ricky
perlahan mulai melupakan rasa cintanya pada Akicha, namun ia masih hanya
menganggap Melody sekedar teman, sama seperti teman mahasiswinya yang lain
sehingga ia juga memberikan nomor kontaknya pada Melody.
Sedangkan Melody mulai senang
karena Ricky dekat dengannya, ia pun menceritakan kesehariannya, yaitu
mengelola butik miliknya yang didirikannya bersama adiknya Frieska dengan modal
awal dari kedua orang tua mereka, juga kadang-kadang menemani adik bungsunya
Nabilah untuk menonton drama korea. Ricky kemudian tahu kalau kedua orang tua
Melody dan adik-adiknya tinggal di luar kota, sebulan sekali baru mengunjungi
mereka bertiga.
Tanggal 24 bulan itu, yaitu hari
Sabtu sore Ricky baru saja selesai kerja dan hendak berganti pakaian di toilet
lantai 1, ketika ia mendapat SMS dari Jonathan.
Jonathan: Ky, lu buruan pulang ke
tempat kos. Gue kemarin kirim paket buat lu dan tadi siang sudah sampai.
Ricky: Hah? Paket apaan Jo?
Jonathan: Paketnya berupa tiket
nonton berdua di bioskop, cepat! Jam 7 malam mulainya.
Ricky: Yaelah Jo, lu ada-ada aja,
kenapa gak lu tonton sama cewek elu atau bang Agus.
Jonathan: Cewek gue lagi PMS dan
malas keluar rumah, padahal gue pesan tiketnya sejak 6 hari lalu. Dan kalau gue
nonton filmnya sama bang Agus, gue dikira maho nanti.
Ricky: Hahaha, terus kenapa lu
gak kasih aja ke Jeffrey?
Jonathan: Si Jeffrey sibuk,
kerjaannya sampai jam 8 malam. Lu nontonnya ajak cewek, jangan ajak cowok kalau
tak mau dikira maho.
Ricky: Buset, segitunya. Filmnya
tentang cinta-cintaan berarti ya?
Jonathan: Kira-kira begitu deh,
udah jangan banyak nanya, terima aja ini. Anggap aja hadiah ulang tahun dari
gue, daripada gak kepakai tiketnya.
Ricky: Okelah, thanks ya Jo.
Jonathan: Sama-sama, Ky.
Setelah itu Ricky coba menelpon
Fita, Amelia, Widya, Intan untuk mengajak salah satu dari mereka, tapi tak
satupun bisa karena pekerjaan atau malam mingguan dengan pacarnya
masing-masing. Ricky tiba-tiba kepikiran untuk mencoba mengajak Melody, ia pun
langsung menelpon ‘Melon’ di daftar kontaknya.
Melody: Halo, Ricky, ada apa?
Belum sempat Ricky menjawab,
terdengar suara Nabilah dari sana, dan seperti memanggil kakaknya itu untuk menanyakan
kakaknya yang satu lagi kemana. Melody menjawab ‘belum pulang’ pada Nabilah.
Melody: Maaf Ricky, itu tadi
Nabilah menanyakan kemana Frieska.
Ricky: Oh, Frieska adik kamu?
Terus kok Nabilah manggil kamu ‘kak Imel’?
Melody: Iya, adik aku. Aku memang
biasa dipanggil ‘Imel’ di rumah.
Ricky: Hah? Imel? Kayak nama
pembantu deh.
Melody: Iiiihh Ricky, kalau kamu
nelpon cuma untuk ngejek, aku tutup nih.
Ricky: Eh, jangan marah dong,
maaf-maaf. Aku janji gak akan ngejek lagi, lagian aku baru tahu nama panggilan
kamu seperti itu, aku nelpon tentu saja bukan untuk itu.
Melody: Hmm, jadi kamu nelpon ada
apa?
Ricky: Aku mau ngajak kamu nonton
film di bioskop nih, tapi kalau kamu gak sibuk.
Melody: Aku gak sibuk kok, nonton
film apa?
Ricky: Aku belum tahu sih,
soalnya belum lihat tiketnya, yang dikasih Jo lewat paket ke tempat kosku. Ini
aku belum pulang ke sana.
Melody: Yaudah, nanti kamu
beritahu aku tempatnya biar aku bisa kesana.
Ricky: Eh, gak usah Melon. Nanti
aku aja yang jemput kamu, sekarang kamu siap-siap dulu. Filmnya mulai jam 7.
Melody: Oke, aku akan siap-siap.
Kamu cepat pulang sana, siap-siap juga.
Ricky: Oke Melon, bye...
Melody: Bye...
Setelah pembicaraan telpon itu
ditutup, Melody sangat senang, ia mulai mandi lalu dandan semaksimal mungkin
dan memilih-milih pakaian. Sementara itu Ricky pulang ke tempat kos dan Ibu Kos
lalu memberikan 2 tiket yang dikirimkan Jonathan. Ricky melihat nomor tempat
duduk di tiket itu juga bersebelahan, dan judul filmnya Eat, Pray, and Love. Setelah menaruh tiket itu di kasurnya, Ricky
pun mandi dan setelah selesai ia ditanyai oleh Jeje. Jeje bertanya kepada Ricky
kenapa tidak mengajak salah satu penghuni kos, yang dijawab Ricky ‘tidak
kepikiran’ dan ia segera kembali masuk kamarnya.
Para penghuni kos wanita juga
sepertinya tidak bisa ikut. Naomi sedang tidak enak badan, Maya dan Sendy baru
pulang kerja sementara Marina asyik video call dengan Charlie, pacarnya di luar
negeri yang meminta untuk mengobrol sampai jam setengah 8 malam. Sedangkan
Elaine, Kinal, dan Jeje ‘terlalu muda’ menurut Ricky untuk menonton film itu
dan Ibu Kos TIDAK MUNGKIN DIAJAK, kecuali Ricky ingin ditangkap oleh Bapak Kos.
Ricky mengenakan kemeja warna
biru gelap dan celana jeans coklat gelap. Setelah persiapan selesai, ia membawa
2 tiket itu di saku celana jeans-nya. Ia pun mulai melajukan motor menuju rumah
Melody pada saat waktu menunjukkan pukul 6:18 sore.
Di kediaman Melody, Frieska baru
saja pulang setelah kegiatan OSIS di sekolahnya. Setelah memarkirkan mobil di
dekat pilar rumah, ia langsung masuk ke dalam dengan kuncinya. Frieska mendengar
suara kakaknya yang bersenandung di kamarnya, ia lalu masuk ke kamar Melody dan
memanggil kakaknya. Melody lalu berbalik berhadapan dengannya.
Melody: Kenapa, Mpris?
Frieska: Kakak mau kemana?
Melody: Mau nonton film di
bioskop, sama temen.
Frieska heran akan penampilan
kakaknya, karena tidak biasanya Melody mengenakan baju warna kuning ini ketika
mau bepergian.
Frieska: Temen atau demen, hihi.
Melody: Apaan sih, kamu dicariin Nabilah
tuh tadi.
Frieska lalu keluar dari kamar
itu dan pergi ke kamar Nabilah, Melody kemudian membawa tas kecil warna merah
dan menunggu di luar rumah. Sekitar 2 menit kemudian, Ricky sudah tiba dan agak
terpukau. Melody segera naik dan berpegangan pada pundak Ricky, mereka pun
menuju bioskop. Saat film berjalan, Ricky curi-curi pandang pada Melody,
sementara Melody sangat memperhatikan film itu, ia berandai-andai pasangan di
film itu adalah dirinya dan Ricky. Film pun selesai sekitar jam 9, dan Ricky langsung
mengantarkan Melody pulang. Melody mengucapkan terima kasih karena sudah diajak
nonton film, Ricky juga mengucapkan terima kasih karena ditemani nonton film
dadakan.
Tak terasa, bulan Februari tiba
sehingga semester ganjil telah usai. Seperti tahun-tahun sebelumnya, khusus di
bulan ini Ricky jam kerjanya menjadi dari 09:00 AM sampai 05:00 PM dari hari
Senin sampai Jumat, sedangkan di hari Sabtu dan Minggu dari 09:00 AM sampai
03:00 PM. Ini karena bulan Februari adalah bulan libur di universitas Patmangin,
hanya para mahasiswa-mahasiswi yang mengambil kelas semester pendek dan
akselerasi tetap kuliah. Ricky tidak mengambil akselerasi karena ingin fokus
kerja. Rekan kerja Ricky, yaitu Anthony juga begitu karena di universitas
Pamarang sama juga. Melody yang kadang-kadang mengunjungi SKYPILLAR HOTEL pun
diperkenalkan Ricky pada Anthony, Sally, dan Desy, dan Ayahnya Desy. Melody
dikenalkan pada mereka sebagai temannya Ricky, karena selain Melody ternyata
Widya, Fita, dan Intan juga sesekali mampir ke hotel berbintang empat itu dan
sudah dikenalkan juga sebagai teman Ricky.
Tanggal 22 Februari, Melody dari
siang mampir di kedai Pak Jono untuk makan siang bareng Ricky lalu menunggu di
lantai 1 hotel itu. Seperti biasa ia menunggu sampai Ricky selesai kerja karena
Ricky yang menawarkan untuk mengantarnya pulang. Selagi Ricky berganti pakaian,
Melody lalu hendak pergi sebentar ke seberang untuk membeli gado-gado di kedai
Pak Jono.
TO BE CONTINUED...
By: E.D.
Komentar
Posting Komentar