GALLANT IMPACT, Chapter 1

Chapter 1: Beginning

Kota Semarang, 14 September 2014

Di hari Minggu sekitar jam 3 sore, seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun baru saja selesai berganti pakaian di dalam sebuah toilet pria lantai 1 dari gedung bertingkat 10. Pemuda itu lalu melipat pakaian yang tadi dipakainya dengan rapi lalu keluar dari toilet pria. Saat sudah di luar, ia terkejut melihat seorang gadis tersenyum kepadanya.

Pemuda: Hey Desy, ada apa nih?

Desy: Bang Ricky, antarin aku pulang. Ayahku yang minta.

Ricky: Ayah kamu atau kamu yang minta?

Selesai berkata itu, sebuah SMS masuk ke smartphone Ricky. Dia melihat pengirim pesan adalah bosnya, Ayahnya Desy. Yang isinya adalah meminta tolong pada Ricky untuk mengantarkan Desy pulang. Ricky pun menghela nafas.

Ricky: Oke, ayo Des aku antar pulang.

Lalu Desy mengikuti Ricky berjalan menuju ke parkiran motor di gedung itu. Ricky memasukkan lipatan pakaian tadi ke dalam tas yang ia bawa yaitu messenger bag. Dan ia pun menggantung tasnya di bahu kanan. Desy yang mengenakan rok selutut pun menaiki motornya menyamping dan berpegangan pada bahu Ricky setelah memakai helm. Ricky yang juga sudah memakai helm pun segera menjalankan motor dan berlalu dari parkiran motor menuju jalan raya.

Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di depan pagar sebuah rumah yang besar. Desy lalu turun dan melepas helm lalu memberikan pada Ricky. Desy berterimakasih padanya dan Ricky pun segera berlalu dari sana.

Ricky menjalankan motornya hendak pulang, tapi tiba-tiba smartphone-nya berbunyi lagi pertanda SMS masuk. Rupanya dari bosnya yang mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah mengantar Desy pulang. Tapi juga ada 1 pesan LINE dari seseorang yang merupakan sahabat karibnya. Dan Ricky pun juga membalas pesan.

Ega: Ky, owe tunggu lu di Parasol cafe ya. Owe mau traktir lu makan malam.

Ricky: Emang kenapa Ga tiba-tiba mau traktir gue?

Ega: Owe hari ini dapat bonus dari bos owe. Datang ya Ky.

Ricky: Oke Ga, gue on the way ke sana.

Dan Ricky pun tidak jadi pulang, melainkan menuju Parasol cafe. Di perjalanan ke sana ia melihat setitik cahaya dari dalam taman kota. Ia pun memberhentikan motornya di dalam taman kota yang sudah sepi karena menjelang petang. Ricky celingak-celinguk mencari asal cahaya itu dan mendapati setitik cahaya muncul dari sebuah pohon setinggi 3 meter yang diapit pohon-pohon lain di sekelilingnya. Ia berjalan mendekati pohon tersebut dan nampak jelas apa yang memancarkan setitik cahaya dari tadi. Yaitu sebuah batu permata yang berwarna biru.

Ricky: Oh, ternyata jewel ini yang berkedip-kedip cahayanya dari tadi. Tapi kok adanya di pohon? Bukannya seharusnya ada di tanah pertambangan?

Lalu Ricky memegang batu itu dan hendak menggenggamnya karena batu itu ukurannya sebesar genggaman tangan Ricky. Tapi sepertinya batu itu tertempel pada pohon sehingga Ricky terus menariknya agar lepas dan tiba-tiba batu itu malah tertekan ke dalam batang pohon tersebut. Hingga batu berwarna biru itu hanya berupa gambar di pohon.

Ricky: Buset, mampus gue. Kalau pemiliknya melihat ini gimana ya?

Dan Ricky pun melihat sekeliling taman itu. Tidak tampak ada orang lain, ia pun segera menuju motornya dan bergegas pergi dari taman itu. Ricky kembali menuju Parasol cafe.

Sesampainya di Parasol cafe, waktu telah menunjukkan pukul 5 sore. Dan Ricky melihat di salah satu meja ada seseorang melambaikan tangan. Ricky pun menghampiri meja tersebut. Nampaknya orang itu telah menghabiskan 2 gelas jus jeruk.

Ega: Lama banget elu Ky, ckckck. Owe udah nunggu sejam lebih sampai nih 2 gelas jus jeruk habis.

Ricky: Haha, sorry Ga, lu tau kan jauh banget cafe ini dari tempat kerja gue. Apalagi tadi gue habis ngantar Desy pulang.

Ega: Oke lah, ayo kita pesan makan dan minum.

Mereka berdua pun memesan makanan dan melahapnya dengan perlahan sambil mengobrol.

Ega: Jadi gimana? Anak bos elu masih naksirkah sama elu?

Ricky: Ya gitulah Ga, kayaknya sih Desy masih naksir gue. Padahal gue udah pernah bilang ke dia agar cari cowok seumuran dia buat jadi pacar, jangan gue.

Ega: Hahaha, kenapa lu gak terima aja Ky? Anak bos gitu loh. Owe lihat sih lu cocok dengan dia.

Ricky: Kagak ah, dia kan masih SMA kelas 2. Biasanya cewek seumuran dia labil banget.

Ega: Cewek seumuran Desy, anaknya ibu kos elu juga kan? Lu pernah bilang dia labil, kadang baik ke elu dan kadang juga reseh.

Ricky: Betul Ga, si Jeje lagi reseh akhir-akhir ini. Gue rasa PMS terus dia. Mana nyokapnya lagi keluar kota lagi, dia jadi berkuasa deh di kos-kosan.

Ega pun hanya tertawa sambil menyantap makanannya. Tiba-tiba Ricky berhenti makan dan seperti teringat sesuatu.

Ega: Kenapa Ky?

Ricky: Ga, ngomongin Jeje gue baru ingat kalau sebelum jam 6 sore gue harus sudah sampai tempat kos-an gue. Kalau telat bakalan dikunci pintu depannya. Sekarang jam berapa?

Ega: Jam 5 lewat 28 menit.

Ricky: Waduh mampus gue, bisa-bisa gue tidur di luar nih nanti malam. Gue pulang dulu ya Ga.

Ega hanya mengangguk, lalu Ricky segera menuju motornya yang terparkir di luar kafe dan memacu motornya pulang ke tempat kos. Tetapi dengan waktu yang tersisa, ia tahu kalau tidak akan sempat tiba tepat waktu yaitu sebelum jam 6 sore. Apalagi jarak dari kafe ke tempat kosnya lumayan jauh, walaupun begitu Ricky tetap memacu motornya pada kecepatan maksimal, tinggal 3 menit sebelum jam 6 sore dan Ricky pun semakin panik. Tiba-tiba pandangan matanya bergeser sangat cepat ke depan dan 20 detik kemudian Ricky melihat tepat di depan matanya adalah tempat kosnya. Ricky pun segera menghentikan laju motornya yang kencang. Ia memarkirkan motor di dekat pintu depan kos. Lalu ia mencoba membuka pintu depan kos, ternyata belum dikunci. Waktu di smartphone-nya menunjukkan jam 5 lewat 59 menit. Ricky pun menghela nafas lega setelah masuk ke dalam kos-an. Suara seorang gadis menyapanya.

Gadis: Eh, kak Ricky udah pulang. Aku baru aja mau ngunci pintu depan.

Ricky pun memasang muka masam ke gadis itu yaitu Jeje, anak tunggal dari ibu pemilik tempat  kos. Jeje hanya tertawa melihat ekspresi muka Ricky.

Ricky: Bikin gue ngos-ngosan aja lu, baru selesai makan nih gue.

Jeje: Hehehe, lagian kak Ricky kenapa cepat banget makannya? Kan belum jam 7 malam.

Ricky: Tadi ada teman gue yang mau traktir, gak enak nolaknya.

Jeje: Teman cowok atau cewek?

Ricky: Cowok, lu kenapa sih banyak nanya? Udah ya, gue mau istirahat di kamar gue dulu.

Jeje pun hanya mengangguk sambil tersenyum pada Ricky, seolah-olah untuk mengurangi rasa kesal Ricky karena ‘jam malam’nya atau bisa disebut ‘jam petang’. Ricky yang sudah sampai di kamarnya lalu meletakkan tasnya di sebuah sofa kecil di sana. Ia pun berbaring di kasurnya dan masih terengah-engah karena habis ngebut untuk sampai ke tempat kos. Dan ia pun teringat kalau besok adalah hari pertama perkuliahan kembali setelah sekitar 2 bulan libur. Perlahan ia pun tidur tanpa melepas sepatu dan berganti pakaian.

Keesokan harinya, ia terbangun pada jam 7 pagi. Ricky lalu meregangkan badannya sejenak dan baru menyadari kalau ia kemarin tidur tanpa berganti pakaian, bahkan sepatunya masih belum dilepas. Padahal biasanya secapek apapun dia pasti menyempatkan untuk mengganti pakaiannya dan melepas sepatu terlebih dulu.

Lalu Ricky mengambil handuk dan t-shirt putih, kemeja biru, serta celana jeans coklatnya yang biasa dipakai ke kampus. Dan baru saja ia keluar kamarnya, terdengar suara lembut wanita yang menyapanya.

Wanita: Pagi kak Ricky.

Ricky: Pagi juga, Naomi. Eh, jangan panggil ‘Kak’ lagi dong. Ngerasa tua gue jadinya.

Naomi: Hihi just kidding, oke deh Ricky.

Ricky: By the way, si ibu kos cilik ke mana nih?

Naomi: Udah pergi ke sekolah dong, kan udah lewat jam 7.

Ricky: Oh iya hahaha, gue mandi dulu ya Mi.

Naomi mengangguk sambil tersenyum pada Ricky, dan Ricky memasuki kamar mandi di lantai 1 tempat kos itu sedangkan Naomi kembali ke lantai 2 setelah mengambil minum di kulkas. 
Selesai mandi, ia kembali ke kamarnya di lantai yang sama. Penghuni kos di lantai 1 semuanya cowok, dan hanya Ricky yang mahasiswa. Yang lainnya adalah seorang anak SMA, 2 orang karyawan jasa delivery, dan 2 kamar yang tak berpenghuni. Kamar Ricky paling dekat dengan tangga ke lantai 2, serta paling jauh dari pintu depan. Suasana pagi hari di lantai 1 tempat kos itu memang biasanya sepi, karena hanya Ricky yang masih di sana sebelum pergi kuliah. Ricky sedang mengecek smartphone-nya dan melihat ada pesan LINE dari Ega. Pesan itu dikirim saat dia mandi tadi.

Ega: Ky, owe udah ada di kampus nih. Tepatnya udah di dalam kelas.

Ricky segera membalas pesan dari Ega.

Ricky: Loh Ga, tumben lu cepat banget nyampe kampus.

Ega: Owe kan memang tidak mau telat di hari pertama, apalagi ternyata kita kelasnya di lantai 5. Lu buruan ke sini Ky, daripada telat.

Ricky: Emangnya ruangannya dimana?

Ega: Di R4, paling dekat dengan tangga. Gedung Timur ya.

Ricky: Oke, gue capcus ke sana nih.

Setelah itu Ricky segera merapikan pakaiannya dan menyisir rambutnya rapi. Ia pun terlihat santai menuju pintu depan rumah sambil menggendong backpack kuliahnya. Dan ia keluar dari tempat kos, menstarter motornya kemudian menuju kampus tempat kuliahnya.

Sementara itu di lantai 2 tempat kos, dalam sebuah kamar yang dekat dengan tangga menuju lantai bawah, Naomi nampak sedang bercermin dan menyisir rambutnya. Ia lalu mendapat telepon dan segera melihat nama penelpon di smartphone-nya. Dan ia langsung mengangkat telpon.

Naomi: Halo, kenapa Sinka?

Sinka: Kak Omi, nanti aku pulang sekolah mau ngajak Kakak untuk nonton film bareng teman-teman aku, mau kan?

Naomi: Oke, tapi nanti kamu nunggu Kakak ya. Soalnya kelas Kakak hari ini baru berakhir menjelang jam 1 siang.

Sinka: Oke deh.

Naomi: Oh iya, kamu gak bolos sekolah kan? Kok bisa nelpon?

Sinka: Aku nelponnya dari toilet Kak. Tenang aja hihihi, aku kan anak baik, gak pernah bolos.

Naomi: Hmm, yaudah. Kakak mau berangkat ke kampus dulu ya. Kelasnya dimulai jam setengah 9 nih.

Sinka: Oke deh Kak, see you.

Dan percakapan telepon pun berakhir, Naomi juga bersiap pergi ke kampusnya. Ia naik bis kota dan berhenti di halte dekat kampusnya, yang merupakan kampus tempat Ricky kuliah juga.
------------------------------------------------------------
Ricky telah sampai di kampusnya dan setelah memarkirkan motor, waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Ia lalu setengah berlari dari parkiran motor untuk menuju kelasnya, karena terletak di lantai 5. Ia memasuki Gedung Timur, dan bergegas menaiki tangga. Di tangga menuju lantai 4, ia bertabrakan dengan seorang mahasiswi yang baru saja turun tangga tergesa-gesa dan memegang beberapa buku. Sehingga buku-buku yang dipegang mahasiswi itu jatuh berhamburan. Ia pun membantu memungut buku-buku itu dan memberikan kepada mahasiswi itu. Mahasiswi itu tampak memandang Ricky dengan kesal. Karena ditatap seperti itu, Ricky merasa bersalah meskipun tadi ia melihat mahasiswi itu muncul tiba-tiba sehingga mereka bisa bertabrakan.
Ricky: Sorry sorry, gue gak sengaja tadi.
Mahasiswi: Lain kali jalan tuh pakai mata! Huh!

Dan mahasiswi itu pun segera turun tangga ke lantai 2, Ricky hanya menggelengkan kepala karena sikap judes mahasiswi itu. Ia pun lanjut menaiki tangga ke lantai 4 lalu ke lantai 5. Sesampainya di lantai 5, dia melihat ruangan dekat tangga dengan di pintunya tertulis ‘R4’. Ia pun masuk ke dalam dan segera duduk di 1 kursi kosong barisan belakang, di sebelah kanan kursi itu sudah ada Ega yang duduk sambil memainkan smartphone-nya.

Ega pun menyadari kalau ada seseorang duduk di samping kursinya dan segera menoleh.

Ega: Oi Ky, baru datang lu. Bentar lagi dosennya masuk.

Ricky: Tadi ada sedikit halangan Ga.

Ega: Halangan apaan Ky? Oh owe tau, kebelek ya elu tadi makanya lama di toilet.

Ricky: Bukan, tapi tadi gue tabrakan dengan cewek. Pakaiannya serba hitam, rambutnya panjang, dan dia marah-marah ke gue karena buku-buku yang dipegangnya jatuh. Padahal gue tadi gak sengaja, dan juga udah bantuin dia mungut buku.

Kemudian seorang mahasiswa di samping kiri kursi Ricky pun ikut bicara.

Mahasiswa: Ky, cakep gak orangnya?

Ricky: Cakep sih, terus tingginya sebahu gue, dan dia pakai sepatu low heel. Kenapa, Jerry? Mau lu gebet? Awas tuh ketahuan cewek lu.

Jerry: Enggak, gue cuma merasa tahu tuh siapa yang elu tabrak. Dia mahasiswi paling judes, semester 3 Fakultas Ekonomi. Cuma gue lupa deh namanya.
Ricky: Udahlah, emang gue pikirin mau namanya apa juga bukan urusan gue.
Jerry: Hahaha, hati-hati lu naksir nanti Ky.
Ricky: Ogah Jer, judes gitu ngapain ditaksir.
Ega: Jadi kalau dia gak judes lu bisa naksir Ky? Kalau owe sih gak masalah punya cewek yang judes. Biar owe gak jomblo.
Jerry: Heh, lu berdua jomblo kan. Kenapa gak coba gebet dosen tercantik di kampus ini?
Ricky, Ega: Gak mau!
Jerry hanya terkekeh mendengar respon Ricky dan Ega kalau disinggung soal dosen wanita tercantik di kampus itu. Meskipun usianya sudah 40-an, menurut kalangan mahasiswa dia masih cantik melebihi semua dosen wanita yang lebih muda.
------------------------------------------------------------
Mahasiswi yang tadi menabrak Ricky sudah sampai di tujuannya, yaitu Gedung Selatan di universitas itu. Universitas ternama di kota Semarang yang memiliki 4 gedung yang dinamakan sesuai arah mata angin letak masing-masing gedung. Ia pun berjalan menuju kelasnya di lantai 3 dan masuk ke ruangan yang pintunya tertulis ‘R1’. Dan mahasiswi itu duduk di kursi sebelah seorang mahasiswi lain yang sedang membaca sebuah buku dan berkacamata. Lalu mahasiswi itu berbicara pada temannya yang berkacamata itu.
Mahasiswi: Ve, aku kesel. Keseeeeelll banget.
Ve(menutup buku yang dibaca): Kak Melody, kesel kenapa?
Melody: Tadi aku tabrakan dengan cowok, terus buku-buku aku jadi jatuh.
Ve: Hmm, dimana tabrakannya?
Melody: Di Gedung Timur lantai 3, pas aku baru turun dari lantai 4.
Ve: Kak Melody gak jatuh kan tadi?
Melody: Untung aja aku gak jatuh tadi, kalau jatuh udah aku maki-maki deh tuh cowok.
Ve: Emang kak Melody kenapa pergi ke sana?
Melody: Aku minjam buku dari perpustakaan di lantai 4 Gedung Timur.
Ve: Oh, udah ya kak Melody. Jangan galak-galak sama cowok, nanti jomblo terus loh.
Melody: Biarin, kamu sendiri juga jomblo kan?
Ve hanya tertawa kecil, lalu melanjutkan membaca bukunya. Melody juga kemudian membaca salah satu buku yang dipinjamnya dari perpustakaan tadi.
Pada pukul 10 pagi, kantin universitas itu yang terletak di Gedung Utara lantai 1 mulai dipadati para mahasiswa dan mahasiswi karena waktu istirahat sedang berlangsung. Di lantai 1 Gedung Timur nampak Ve sedang menunggu seseorang. Kemudian semenit kemudian orang yang ditunggu baru saja menuruni tangga dari lantai 2, dan rupanya adalah Ega.
Ve: Hai ganteng, temenin aku ke kantin yuk.
Ega: Eh, Ve rupanya. Owe kira siapa. Yaudah, ayo. Owe juga mau ke kantin.
Mereka berdua lalu berjalan berdampingan, dan tiba di kantin Gedung Utara. Mereka duduk di salah satu meja dan Ega lalu memesan makanan, begitu juga Ve. Dan setelah makanan mereka datang, Ega dan Ve mulai menyantapnya.
Di waktu yang sama, Ricky baru saja hendak menuju ke kantin, ia belum sarapan pagi. Dengan langkah cepat, ia pun sampai di kantin dan celingak-celingukan. Lalu ia menuju satu meja yang sudah diduduki Jerry yang sedang makan.
Ricky: Jer, lu udah pesenin makanan gue?
Jerry: Udah, bentar lagi datang.
Lalu Ricky pun duduk menunggu makanan pesanannya datang, dan setelah makanan yang dipesankan Jerry datang, Ricky segera melahapnya dengan cepat. Jerry yang sudah hampir habis makanannya pun takjub melihatnya.
Jerry: Buset, Ky. Lu udah gak makan berapa hari?
Ricky hanya tersenyum sambil mengunyah makanannya, Jerry terkekeh ketika Ricky kembali terburu-buru makan. Jerry pun selesai makan dan meminum habis jus mangganya, lalu Ricky bicara lagi.
Ricky: Jer, lu belum pesenin minuman buat gue?
Jerry: Belum, kan lu tadi cuma minta pesenin makanan.
Ricky: Oh, yaudah. Gue nitip makanan gue yang belum habis ya. Tapi jangan lu habisin. Gue beli minuman dulu.
Jerry hanya mengangguk dan Ricky pun membeli sebotol minuman yaitu Fruit tea. Kemudian ia kembali ke meja tempat makanannya dimana Jerry sedang memainkan smartphone-nya. Ricky pun segera melanjutkan makan setelah meminum seteguk botol Fruit tea. Kemudian Jerry pamit duluan kembali ke kelas, sementara Ricky menyelesaikan makan. Lalu selagi Ricky meneguk Fruit tea setelah makanannya habis, ia melihat sekeliling kantin yang mulai berkurang keramaiannya dan matanya tertuju pada sosok Ega yang duduk bersama seorang mahasiswi berkacamata.
Ricky(berpikir): Wah, si Ega diam-diam udah punya pacar rupanya. Tapi kok dia gak cerita ya ke gue atau Jerry. Hahaha, takut ditagih PJ kali.
Setelah botol minuman Fruit tea habis, Ricky hanya meletakkannya di meja kantin itu. Ia pun berlalu dari kantin karena dilihatnya Ega bersama mahasiswi berkacamata itu sudah pergi duluan.
Sesampainya di kelas, Ricky segera memberitahu soal Ega kepada Jerry.
Ricky: Jer, gue tadi lihat Ega makan bersama seorang cewek di kantin.
Jerry: Oh ya? Wah, curang tuh si Ega. Punya pacar gak bilang-bilang. Takut direbut mungkin?
Ricky: Menurut gue sih dia lebih takut ditagih PJ deh.
Jerry: Hm, bisa jadi tuh. Nanti kita interogasi dia hehehe.
Ricky hanya mengacungkan jempol tangan kanannya pertanda setuju. Lalu Ega pun datang dan segera ditanyai.
Jerry: Woi Ga, lu tadi makan bareng cewek kan?
Ricky: Iya nih, punya pacar malah dirahasiain sama kita.
Ega: Oh, cewek yang tadi makan bareng owe bukan pacarnya owe. Cuma teman biasa kok.
Jerry: Ngaku aje, gak bakal gue rebut kok. By the way cewek dari mana tuh?
Ega: Beneran suer, itu bukan pacar owe. Dia semester 3 Fakultas Ekonomi.
Ricky: Wah, berarti sekelas dong sama cewek yang tadi nabrak gue.
Ega: Gak tau juga owe, bisa iya bisa tidak. Anak Fakultas Ekonomi yang semester 3 kan bukan cuma ada 1 kelas, tapi 5 kelas.
Jerry: Buset, banyak bener. Oh iya Ky, ngapain lu nanyain soal cewek yang nabrak elu?
Ricky: Kagak napa-napa, cuma mau gue isengin dikit kalau ketemu.
Ega: Hahaha, parah lu Ky. Owe rasa lu nanti jadi naksir dia kalau ketemu lagi.
Ricky: Enggaklah, ngapain cewek judes seperti itu ditaksir. Kayak gak ada cewek lain aje. Tempat kos gue banyak cewek, tinggal milih.
Jerry: Wih, gaya lu tinggal milih. Termasuk anaknya ibu kos?
Ricky: Ya enggak dong Jer, cewek yang satu itu gue nganggap adik aje.
Ega: Jadi Ky, cewek mana di tempat kos yang lu pilih?
Ricky: Belum sih, gue belum tertarik sama satu pun cewek di kosan, meskipun pada cantik-cantik.
Jerry: Hahaha, jangan lama-lama buat milih Ky, entar malah diembat duluan.
Perkuliahan di kelas itu pun kembali berlanjut dan waktu pun beranjak siang. Pukul 12 lewat 34 menit, Ricky bersama Ega dan Jerry kembali menuju kantin untuk makan siang.
------------------------------------------------------------
Di dekat gerbang universitas itu, Naomi nampak berjalan menuju sebuah mobil Toyota yang terparkir dan ia pun masuk ke pintu depan mobil.
Naomi: Udah lama nunggunya? Teman-teman kamu mana?
Sinka: Belum lama kok, teman-teman aku udah duluan berangkat ke sana kok sekalian makan siang dulu. Kakak belum makan?
Naomi: Belum, nanti di sana aja kita makan bareng teman-teman kamu.
Sinka pun mengangguk dan segera menjalankan mobilnya menjauhi universitas itu. Sementara Ricky sedang menuju tempat kos sehabis makan di kantin. Setibanya di tempat kos, ia masuk ke kamarnya dan segera mengambil messenger bag miliknya untuk bersiap pergi kerja. Ia pun segera menjalankan motornya menuju gedung bertingkat 10 tempat kerjanya. Tak lama kemudian ia pun sampai dan segera menuju toilet pria di lantai 1 gedung itu. Ricky berganti pakaian kampus ke pakaian kerjanya, dan menaruh pakaian kampus ke dalam messenger bag dan kembali ke parkiran motor untuk menaruh tasnya tersebut di jok motor. Ricky pun memulai pekerjaannya pada pukul 2 siang.
Pukul 10 malam, Ricky baru saja menyelesaikan 1 shift kerjanya dan nampak sangat kelelahan, dikarenakan kerjaannya hari ini banyak dan harus berpindah-pindah lantai di gedung itu. Kadang ke lantai 3, lalu lantai 7, dan balik ke lantai 2. Paling banyak singgahnya di lantai 5. Ia segera berganti pakaian lagi dan pulang ke tempat kos. Sesampainya di tempat kos, Jeje menyambutnya.
Jeje: Kak Ricky, kerjaan hari ini banyak ya?
Ricky hanya mengangguk lemas lalu berjalan menuju kamarnya, ia pun langsung rebahan di kasur setelah meletakkan tas yang berisi pakaian kerjanya ke sofa kecil di kamar itu. Dan Ricky langsung tidur tanpa mengganti pakaian kampusnya lagi.
Paginya sekitar pukul 06:45 Ricky terbangun dan ia segera mandi lalu duduk santai di sofa ruang tamu yang berjarak beberapa meter dari kamarnya dan menonton TV. Sesekali ia menguap dan tiba-tiba secangkir kopi diletakkan di meja kaca persis di hadapannya. Ricky pun menoleh ke orang yang menaruhnya.
Ricky: Eh Naomi, kopinya buat gue?
Naomi: Iya dong, buat siapa lagi kalau bukan kamu. Kamu kelihatannya ngantuk banget.
Ricky: Iya Mi, kemarin kerjaan banyak banget. Padahal biasanya hari Senin tidak terlalu banyak kerjaan.
Naomi: Tamunya tambah banyak kali.
Ricky: Enggak Mi, tamunya tetap seperti biasa kok jumlahnya. Cuma berkali-kali manggilnya, dan rekan kerja gue malah gak masuk kemarin. Katanya sih sakit dan 2 hari izin gak masuk.
Naomi: Berarti hari ini bakalan banyak juga dong kerjaan kamu?
Ricky: Ya mungkin gitu deh. Makasih kopinya ya Mi. Hari ini gue antar lu ke kampus ya?
Naomi: Sama-sama Ricky, tapi aku hari ini gak ada kelas.
Ricky: Kalau gitu besok lu bareng gue ke kampus ya?
Naomi tersenyum dan mengangguk lalu ia kembali ke kamarnya di lantai 2, sementara Ricky menonton TV sambil meminum kopi dan menyaksikan berita pagi. Setelah beberapa lama ia pun mematikan TV dan bersiap berangkat ke kampusnya.
Ricky tiba di kampusnya pada pukul 08:05 dan kembali ia berjalan pelan menyusuri koridor lantai 2 Gedung Timur universitas itu. Lalu ia berpapasan dengan Melody, mahasiswi yang kemarin menabraknya. Hari ini Melody memakai sepatu high heel, dan saat mau jatuh karena terpeleset Ricky segera menahan punggungnya dengan tangan kirinya. Melody dan Ricky berpandangan sekitar 4 detik, lalu Ricky berbicara.
Ricky: Makanya, kalau pakai high heel jalannya biasa aja, jangan kayak di catwalk.
Mendengar perkataan Ricky, Melody pun sadar dan segera berdiri tegak lalu menatap tajam pada Ricky.
Melody: Dasar cowok, bisanya cari kesempatan, bilang aja kamu mau megang-megang aku kan?
Ricky: Buset, udah ditolongin juga. Gak tau terima kasih lu, dasar cewek judes.
Melody: Bodo!
Dan Melody pun berjalan perlahan meninggalkan Ricky, Ricky hanya menggeleng-geleng kepala dan segera menuju kelasnya.
Melody yang sudah ada di kelasnya pun segera memikirkan kejadian tadi. Ketika ia berpandangan dekat dengan Ricky, ia menyadari kalau Ricky adalah cowok yang tampan, melebihi mantan pacarnya yang putus setahun lalu.
Melody(berpikir): Idih, ngapain aku pikirin wajah cowok itu? Semua cowok sama aja, suka cari kesempatan.
Ve menjentikkan jarinya di hadapan Melody, dan lamunannya pun buyar.
Ve: Kak Melody, kenapa melamun sih?
Melody: Itu tuh tadi aku ketemu lagi cowok yang kemarin nabrak aku, dia cari kesempatan untuk megang aku.
Ve: Cari kesempatan gimana?
Melody: Tadi pas aku jalan berpapasan dengan dia, aku terpeleset terus dia nahan punggung aku pakai tangannya.
Ve: Aduh kak Melody, cowok itu kan bermaksud nolongin. Bukan niat untuk megang.
Melody: Bisa aja kan dia sengaja mau berpapasan dengan aku, padahal koridor itu kan luas.
Ve hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, karena Melody yang keras kepala tetap menganggap semua cowok sama seperti mantan pacarnya. Melody setahun lalu memergoki mantan pacarnya sedang bermesraan dengan cewek lain di kampus, sehingga Melody langsung pindah tempat kuliah dan kembali masuk semester 1, padahal di kampus sebelumnya ia baru akan memasuki semester 3. Melody tidak menghubungi mantan pacarnya lagi semenjak itu, sehingga dia menganggap putusnya sepihak. Mantan pacarnya juga tidak menghubunginya sekalipun, mungkin lupa kalau Melody adalah pacarnya. Semenjak itu Melody yang memang jarang bicara dengan cowok selain pacarnya pun sikapnya jadi judes terhadap semua cowok di kampus barunya. Pergaulannya dengan mahasiswi lainnya pun bisa terbilang sempit, karena hanya Ve yang jadi teman di kelasnya. Mahasiswi lainnya hanya kadang-kadang mengajaknya bicara, itupun soal tugas kuliah, ataupun kalau ada tugas berkelompok Melody pasti ikut kelompok di mana ada Ve juga.
------------------------------------------------------------
Perkuliahan di hari Selasa pun selesai, dan Ricky makan siang di kantin Gedung Barat yang ada di lantai 2. Sementara Jerry dan Ega makan siang di kantin Gedung Utara.
Ricky memilih makan siang di Gedung Barat karena dia terakhir makan di situ pada saat semester 2 lalu dan itu juga karena kantin Gedung Utara sudah padat. Ricky ingin melihat apakah ada menu makanan baru di sana, karena pertama kalinya ia ke sana pada semester 1 dan waktu ia kesana lagi pada awal semester 2 ternyata ada beberapa menu baru. Dan benar saja, Ricky melihat ada beberapa menu baru lagi di sana. Ia segera memesan salah satu makanannya, lalu setelah selesai makan ia cukup terkejut dengan harga menu barunya yang lebih mahal dari menu-menu makanan lain di sana. Terpaksa ia membayarnya karena tadi tidak memperhatikan harga yang tertera pada menu itu.
Seperti biasa, sehabis makan siang Ricky kembali ke tempat kosnya terlebih dahulu untuk mengambil pakaian kerjanya dan meletakkan backpack kuliahnya. Ia segera menuju tempat kerjanya dan memulai pekerjaannya pada jam 2 siang.
Waktu telah berlalu hingga pukul 10 malam tiba, Ricky menyelesaikan shift kerjanya dan merasa kelelahan karena pekerjaannya hari ini banyak juga, tapi tidak sebanyak hari kemarin. Ia sedikit lega karena besok rekan kerjanya akan kembali masuk.
Ricky pun tiba di kosan dan segera menuju kamarnya untuk beristirahat.
Keesokan harinya di hari Rabu, Ricky terbangun karena pintu kamarnya diketuk. Ia pun membuka pintu dan melihat Naomi sudah berpakaian rapi.
Ricky: Ada apa ya Mi?
Naomi: Bukannya kemarin kamu nawarin untuk ke kampus bareng aku?
Ricky(menepuk jidatnya): Oh iya, gue lupa. Lu tunggu ya, gue siap-siap dulu.
Dan Naomi pun duduk di sofa ruang tamu menunggu Ricky berbenah diri untuk ke kampus. Lalu selesai berbenah diri Ricky pun mengajak Naomi berangkat bareng ke kampus. Ia memberikan helm cadangan kepada Naomi, dan segera memakai helmnya sendiri lalu memacu motornya menuju kampus. Selama perjalanan, kedua tangan Naomi melingkar di perut Ricky meskipun laju motornya tidak kencang. Ricky hanya membiarkan, karena sudah hampir telat ke kampus. Kelasnya hari ini dimulai lebih cepat dari kelasnya Naomi.
Sesampainya di parkiran motor, Naomi pun turun dan melepaskan helm lalu memberikan pada Ricky. Ia pamit duluan ke kelas dan Ricky pun melihat smartphone-nya setelah Naomi berlalu. Ternyata masih ada 6 menit, kalau dia berlari menuju kelasnya masih sempat. Dan Ricky segera mengambil langkah cepat untuk ke kelasnya, dan tiba-tiba pandangan matanya maju lebih cepat selagi ia berlari. Ia pun tiba di kelas dan masih ada waktu 3 menit sebelum waktu perkuliahan dimulai. Ricky pun terheran kenapa dia sampai ke kelas lebih cepat, tapi tidak memikirkannya dan segera menuju tempat duduknya di antara Ega dan Jerry.
Ega: Tumben lu baru datang Ky.
Ricky: Gue hampir telat bangun, untung aja dibangunin anak kos tadi.
Jerry: Emang semalam lu pulang larut?
Ricky: Enggak, seperti biasa kok gue pulangnya. Tapi kerjaan kemarin bikin gue capek banget makanya gue tidur pulas deh. Rekan kerja gue gak masuk sih kemarin.
Semenit kemudian dosen yang mengajar di kelas pun datang, dan perkuliahan dimulai. Ricky mulai memikirkan penyebab pandangan matanya bisa bergeser lagi. Yang tadi adalah kedua kalinya terjadi, pasti ada penyebabnya menurut Ricky. Karena terus melamun, Jerry dan Ega sesekali menyenggol lengannya agar dia berhenti melamun.
Sementara itu, di Gedung Selatan ruangan R1 lantai 3, nampak Melody melamun karena hari ini dia tidak bertemu atau berpapasan dengan Ricky. Padahal tadi Melody sempat pergi ke perpustakaan Gedung Timur lagi untuk meminjam buku yang berkaitan dengan perkuliahan hari ini.
Melody(berpikir): Kenapa ya aku gak ketemu cowok itu? Ah, kenapa aku jadi mikirin dia. Untuk apa aku mikirin cowok. Tapi, apa aku keterlaluan ke cowok itu ya makanya dia ngehindar.
Melody kemudian disenggol lengannya oleh Ve dan ia pun menoleh, Ve memberi kode kalau ibu dosen sedang memandang ke arahnya dan Melody kemudian dipanggil untuk mengerjakan soal hitungan. Untung saja Melody bisa mengerjakannya, dan kembali dipersilahkan duduk.
Istirahat pada jam 10 pagi tiba, Ricky bersama Jerry dan Ega menuju kantin Gedung Utara.
Mereka lalu berpencar karena Ega dipanggil Ve untuk makan semeja dengan dia, sementara Jerry menemui pacarnya yang duduk sendiri. Ricky pun terpaksa duduk sendiri di satu-satunya meja yang tersisa. Ia memanggil pegawai kantin untuk mendatangi tempat dia duduk dan memesan makanan dan minuman. Ricky melihat banyak orang berlalu lalang di kantin ini, mahasiswa-mahasiswi maupun para dosen. Sehingga ia enggan beranjak dari tempat ia duduk, karena jika ia beranjak maka tempat duduknya akan direbut. Beberapa menit menunggu sambil memainkan smartphone-nya, pegawai kantin membawa pesanannya. Ricky segera menyantap makanannya sambil sesekali melirik ke tempat duduk Ega di kejauhan. Terlihat olehnya Ega sedang makan sambil menunduk sedangkan Ve hanya memesan minuman dan ‘menonton’ Ega makan sambil memutar-mutar sedotan di gelas minumannya. Kemudian Ricky melihat sudut lain kantin dan tampak Jerry sedang dilap bibirnya dengan tisu oleh pacarnya. Ricky pun menggeleng-geleng melihatnya dan ketika makanannya sudah mau habis, tiba-tiba ada seseorang mengajaknya bicara, yang rupanya adalah Melody.
Melody: Maaf, boleh aku ikut duduk? Soalnya gak ada tempat duduk lain lagi.
Ricky yang dari tadi makan dengan menunduk pun menoleh dan terkejut melihat Melody, begitu juga Melody yang baru mengetahui siapa yang diajaknya bicara.
Ricky: Udah duduk aja.
Melody pun ikut duduk semeja dengan Ricky, ia mulai makan karena sudah lapar dari tadi. Ricky pun selesai makan semenit setelahnya, dan ia segera menghabiskan minumannya. Lalu ia beranjak pergi dari mejanya tanpa menoleh atau mengucapkan sepatah kata pun pada Melody. Dan Melody melihat punggung Ricky yang sudah menjauh merasa sedikit kesal.
Melody(berpikir): Idih, itu cowok kenapa sih? Kalau gak senang aku duduk dengan dia, bilang dong. Kenapa malah ninggalin meja ini seolah-olah memusuhi aku, gak ngomong lagi mau pergi.
Dan ternyata Jerry dan Ega melihat saat Melody gabung duduk dengan Ricky tadi.
Jerry(berpikir): Loh, itu kan anak Fakultas Ekonomi yang paling judes. Kok dia duduk bareng Ricky? Jangan-jangan...
Ega(berpikir): Wah, Ricky diam-diam punya pacar. Haha, owe bakalan interogasi dia nanti di kelas.
------------------------------------------------------------
Ricky sedang duduk di kursinya sambil menggunakan smartphone-nya untuk browsing sejenak selagi menunggu dosen datang, dan Ega serta Jerry baru saja duduk langsung mereka bertanya pada Ricky.
Ega: Ky, kena lu sekarang. Ayo ngaku pada owe, cewek yang tadi itu pacar lu kan?
Jerry: Ky, bukannya cewek itu judes. Kok bisa duduk bareng lu?
Ricky: Buset, kalian datang-datang langsung nanya. Cewek tadi itu yang gue bilang judes kemarin, Ga. Mana mungkin jadi pacar gue. Jer, cewek itu cuma numpang duduk di tempat gue tadi, gak mungkin kan gue suruh dia duduk di tempat lain. Pada penuh semua tempat duduk di kantin tadi.
Ega: Wah, owe kira pacar elu Ky.
Jerry: Jadi lu kenalan sama dia tadi, Ky?
Ricky: Ngapain gue kenalan sama cewek judes itu, lu kalau mau kenalan sama dia silahkan, tapi inget lu udah punya cewek.
Jerry: Yaelah Ky, gue juga gak mau kenalan sama cewek yang judes. Kali aja lu tadi sekalian kenalan dengan dia selagi makan.
Ega: Iya Ky, sayang kan cewek cantik tapi lu gak tahu namanya.
Ricky: Udah, jangan banyak tanya deh, tuh dosen udah datang.
Mereka berdua pun melihat ke depan dan seorang dosen pria yang perutnya buncit baru saja datang. Jerry dan Ega pun berhenti menanyai Ricky, dan perkuliahan dimulai kembali.
Selesai perkuliahan, Ricky bergegas menuju tempat kos dan ia berniat makan siang di sana. Sesampainya di tempat kos, Ricky memasak sebungkus mie instan untuk makan siang. Ia kemudian berangkat ke tempat kerja.
Hari ini rekan kerja Ricky sudah kembali masuk kerja, mereka berdua pun bahu membahu memulai shift kerja mereka yang sama, yaitu dimulai jam 2 siang.
Shift kerja mereka pun berakhir, dan rekan kerja Ricky pun telah pulang duluan. Ricky melepas penat di dalam toilet pria lantai 1.
Ricky(berpikir): Syukur deh meskipun kerjaan hari ini banyak juga, ada rekan gue yang ngebantu. Jadi gue gak terlalu capek deh.
Kemudian seseorang memasuki salah satu bilik toilet dengan terburu-buru. Ricky masih melamun setelah orang itu keluar dari bilik toilet. Ricky pun dipanggil namanya oleh orang itu dan ia menoleh.
Ricky: Eh Pak Bos, kok tiba-tiba muncul.
Bos: Hahaha Ricky, saya tadi barusan masuk kamu gak tahu?
Ricky: Heheh begitulah Pak Bos, saya baru nyadar ada Pak Bos di sini.
Bos: Makanya jangan melamun Ricky, kalau kelamaan nanti kamu kesurupan. Saya yang repot nanti entah gimana ngeluarin makhluk halusnya. Kamu segera pulang deh daripada melamun lagi.
Ricky: Hehe oke Pak Bos, saya pulang dulu.
Bosnya Ricky hanya mengangguk sambil mencuci tangannya di wastafel. Ricky pun bergegas pulang ke tempat kosnya, dan setibanya di dalam, ia melihat Naomi sedang menonton TV di ruang tamu.
Ricky: Naomi, lu belum tidur?
Naomi: Aku belum ngantuk, dan ini ada film favorit aku lagi tayang.
Ricky: Oh, hati-hati loh entar setannya keluar dari dalam TV.
Naomi hanya tertawa mendengar perkataan Ricky, lalu Ricky menuju kamarnya. Ia pun berganti pakaian dan sekarang hanya mengenakan kaos lengan pendek dan celana pendek selutut. Perlahan ia mulai tertidur.
Keesokan harinya ia terbangun pada pukul 07:10 pagi dan segera bergegas menuju kampus karena kelasnya hari ini dimulai tepat jam 8 pagi. Ia pun agak mengebut karena takut telat. Sebab dosen yang mengajar bisa saja tidak memperbolehkannya masuk kalau ia terlambat meski hanya semenit. Dosen yang satu ini moody, kalau moodnya baik maka mahasiswa atau mahasiswi yang terlambat setengah jam pun ia izinkan masuk kelas. Tapi kalau moodnya sedang tidak baik, terlambat semenit saja pasti tidak diizinkan masuk kelas, terlambat lebih dari 2 menit akan kena hukuman dan tidak diizinkan masuk kelas.
Akhirnya Ricky sampai di parkiran motor 10 menit menjelang jam 8 pagi. Ia menghela nafas dan berjalan perlahan ke kelasnya.
Sesampainya di kelasnya, Ricky pun ditanyai oleh Ega dan Jerry.
Ega: Waduh Ky, owe lihat lu beberapa hari ini hampir telat ya.
Jerry: Iya Ky, betul kata Ega. Biasanya kan lu lebih cepat datangnya dari gue dan Ega.
Ricky: Maklumin aja kawan-kawan, gue lagi sibuk tiap hari di tempat kerja gue.

Jerry: Ngomong-ngomong Ky, gue mau nanya sesuatu nih pada elu.

Ricky pun melihat raut muka Jerry serius, dan Ega juga merasakan ada hal penting yang ingin Jerry bicarakan.

Ricky: Kenapa Jer? Nanya apaan?

TO BE CONTINUED....
By: E. D.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Between Dream And Reality, Part 12

GALLANT IMPACT, Chapter 25

GALLANT IMPACT, Chapter 29