GALLANT IMPACT, Chapter 13
Chapter 13: Lost of Memories
Baru saja Ricky selesai berganti
pakaian, saat memejamkan matanya yang agak lelah ia tiba-tiba melihat Melody
yang baru saja keluar dari pintu depan hotel dan mulai menyebrang jalan untuk
ke kedai Pak Jono. Dan ada mobil mewah berwarna biru gelap berkecepatan tinggi
akan menabraknya.
Ricky membuka matanya dan ia
terkejut, lalu keluar dari toilet tapi tidak melihat ada Melody. Ia menanyakan
pada Sally dimana Melody, lalu dengan panik menyusul keluar hotel itu.
Melody sedang menyebrang jalanan
yang sepi, tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna biru gelap datang melaju
dengan kecepatan tinggi, pengemudinya sepertinya mabuk. Ricky yang melihat itu
langsung berteriak sambil berlari ke jalan.
Ricky: MELODY, AWASS!!!
Melody yang mendengar teriakan
Ricky pun terkejut menyadari ada mobil berkecepatan tinggi yang sudah berjarak
hanya 1 meter darinya, tiba-tiba badannya didorong oleh Ricky sampai jatuh ke
depan kedai Pak Jono. Ricky tertabrak mobil itu dan terpental jauh, kepalanya
membentur batang pohon di antara deretan pepohonan pinggir jalan belasan meter
dari SKYPILLAR HOTEL. Seketika pula ia tak sadarkan diri dan mobil itu berhenti
beberapa meter dari Ricky.
Melody(berteriak): RICKYYY!!
Melody menangis, dan langsung berlari
untuk melihat kondisi Ricky yang kepalanya mulai mengeluarkan darah.
Orang-orang di kedai Pak Jono kemudian berhamburan keluar melihat mobil itu
yang berhenti, salah satunya Anthony yang sempat melihat jelas dan mengingat
plat nomor mobil mewah tersebut. Melody yang sudah sampai di dekat Ricky yang
tak sadarkan diri langsung memapah Ricky, dan berteriak minta tolong. Pengemudi
mobil itu sepertinya sadar telah menabrak seseorang, karena ia segera melajukan
mobilnya kabur. Orang-orang meneriaki ‘Woi, jangan kabur’ pada mobil itu yang
sudah menjauh. Kemudian mereka semua mengangkat Ricky untuk dibawa ke rumah
sakit dengan mobil Ayahnya Desy. Anthony yang mengemudikan mobil, dan di
sampingnya ada Ayahnya Desy ikut ke rumah sakit terdekat yang berjarak 600 meter.
Sepanjang perjalanan ke rumah
sakit, Melody terus menangisi Ricky di pangkuannya dan Desy. Desy yang duduk di
sampingnya berusaha menenangkannya meskipun ia sendiri juga menangis. Saat
sampai di rumah sakit, Ricky langsung dilarikan ke ruang ICU. Melody dan Desy
menunggu di luar sambil masih menangis, Anthony mondar-mandir menggenggam
smartphone milik Ricky sementara Ayahnya Desy juga hanya berdiri diam.
Tiba-tiba ada panggilan masuk
dari Jonathan, Anthony segera memberitahu padanya kalau Ricky kecelakaan. Ia
juga memberitahu plat nomor mobil mewah yang menabrak Ricky, agar Jonathan
langsung melaporkan pada polisi untuk segera menangkap si penabrak. Anthony
kemudian berniat mengabari Michelle, ia segera memasukkan nomor PIN di
smartphone itu yang ia ketahui dari Ricky adalah tanggal dan bulan ulang
tahunnya. Anthony melihat daftar kontak di smartphone itu, dan menelpon ‘Lele
a.k.a Michelle’.
Michelle: Halo, kak Ricky, ada
apa?
Anthony: Kamu Michelle ya? Aku
Anthony, teman Ricky. Dia baru saja kecelakaan, sekarang ada di rumah sakit.
Michelle: APAAA? Dimana, Kak?
Anthony lalu memberitahu rumah
sakit tempat Ricky dirawat, ia juga mendengar suara isak tangis Michelle yang
mengatakan akan segera ke sana. Pembicaraan pun ditutup, dan Anthony ikut duduk
di samping Melody dan Desy.
Melody: Hiks... Hiks.... Ini
gara-gara aku... Ricky celaka gara-gara aku.
Anthony: Hei, jangan menyalahkan
dirimu, Mel. Ini bukan salah kamu, tapi pengemudi mobil itu yang bersalah.
Melody kembali menangis sambil berpelukan
dengan Desy yang juga menangis. Sekitar 10 menit kemudian, Michelle datang
dengan panik bersama Shani, Yupi, dan Shania. Ia menanyakan keadaan Ricky pada
Anthony, kemudian menangis sejadi-jadinya. Shani, Yupi, dan Shania berusaha
menenangkannya, mereka semua berdoa untuk keselamatan Ricky.
Melody kemudian ditelpon oleh Ve,
ia langsung memberitahu apa yang terjadi pada Ricky, sementara Anthony kembali
mondar-mandir. Belasan menit kemudian Ve datang bersama Ega. Ve duduk disamping
Melody, yang kemudian lagi-lagi menangis menyalahkan dirinya dan Ve juga
mengatakan pada Melody agar tidak menyalahkan dirinya sendiri, karena ini
adalah musibah.
Frieska kemudian mengirim SMS
pada Melody menanyakan dimana kakaknya itu. Melody langsung memberitahu adiknya
itu juga kejadian tadi. Frieska sampai di rumah sakit bersama Nabilah, mereka
berdua ikut duduk dengan Melody, sementara Desy menangis di samping Ayahnya
yang duduk di barisan kursi tunggu di seberangnya.
Smartphone Ricky kembali mendapat
panggilan dari nomor ‘Ibu Kos’ pada sekitar pukul 6 sore. Anthony kemudian
mengangkat telpon dan memberitahu apa yang terjadi pada Ricky, dan para
penghuni kos tentu saja shock. Naomi
yang paling sedih, sehingga ia memutuskan untuk ikut pergi ke rumah sakit
bareng Marina, Rama, dan Andrew. Ayahnya Jeje sudah mendapat tugas menangkap
pengemudi mobil itu dan kini tengah pergi melaksanakannya tanpa mengetahui
korban tabrak larinya adalah Ricky.
Ketika sampai di rumah sakit,
Rama dan Andrew bertanya pada Anthony, sementara Marina dan Naomi ikut duduk di
samping Desy. Amelia juga sampai tak lama setelah itu, ia mengetahui kabar ini
dari Andela, yang juga tahu dari Jeje ketika menelpon sang ketua kelas untuk
mengajak pergi bareng ke gereja besok. ‘Apel’ lalu duduk juga di samping
‘Melon’ ketika Frieska dan Nabilah keluar untuk makan malam, atas perintah
kakak tertua mereka.
Dokter kemudian keluar untuk
memberitahu kalau Ricky butuh donor darah segera, cuma Michelle dan Anthony
yang golongan darahnya sama dengan Ricky, tapi karena Michelle keadaan
mentalnya tidak stabil maka Anthony-lah yang mengajukan untuk mendonorkan
darahnya. Setelah selesai donor itu, Anthony terlihat agak lemas dan mendapat
ucapan terima kasih dari semuanya.
Semua orang yang menunggu Ricky
juga kemudian pergi makan malam, tinggal Melody bersama Amelia yang masih tetap
duduk di kursi tunggu. Setelah Anthony dan yang lain kembali, termasuk Frieska
dan Nabilah, Amelia lalu mengajak Melody untuk makan malam dengan bujukan kalau
Ricky pasti tidak mau ‘Melon’ sakit jika tidak makan. Setelah selesai makan
malam sambil terus memikirkan Ricky, Melody kembali menunggui Ricky.
Malam sudah larut ketika Frieska
dan Nabilah disuruh pulang oleh Melody karena dia mau menunggu untuk memastikan
keadaan Ricky baik-baik saja. Kedua adiknya itu menurut, dan tak lama berselang
giliran Desy dan Ayahnya yang pergi dengan mengajak Anthony juga. Disusul
Marina, Rama, Andrew, dan Naomi. Lalu Michelle, Shani, Yupi, dan Shania juga
pulang bersamaan dengan Veranda dan Ega.
Pagi tiba, saat Melody ketiduran
di kursi tunggu dari semalam. Ia mulai terbangun dari alarm smartphone Ricky
yang dititipkan Anthony padanya. Ketika ia menekan nomor PIN dan melihat galeri
foto di smartphone Ricky, ternyata ada satu foto yang mendapat rating 5 bintang
yaitu foto ketika Ricky ulang tahun dan bersama teman-temannya selfie
ramai-ramai, Agus yang waktu itu memotretnya. Di foto itu Ricky memegang kue
ulang tahun pemberian ‘Apel’ sebelum dipotong-potong, sementara Melody dan Fita
di samping kanan dan kirinya. Teman-teman Ricky bergaya macam-macam di dalam
foto itu, Ricky sendiri hanya tersenyum lebar.
Beberapa menit kemudian Anthony
kembali datang bersama Desy dan Ayahnya. Kali ini Sally dan Pak Jono juga ikut,
mereka ingin melihat juga keadaan Ricky. Dokter kemudian keluar dari ruang ICU,
dan langsung ditanyai oleh Ayahnya Desy mewakili rasa penasaran semua orang
yang menunggu di sana.
Dokter mengatakan kalau Ricky sudah
melewati masa kritisnya, dan hanya tinggal menunggu siuman. Mereka semua pun
bersyukur, dan segera makan pagi. Selesai makan hanya Melody, Desy dan Ayahnya
serta Anthony yang masih menunggu Ricky siuman. Mereka sudah diperbolehkan
menjenguk Ricky yang sudah dipindahkan ke kamar rawat. Dimulai dari Desy dan
Ayahnya, lalu Anthony, dan terakhir Melody. Mahasiswi itu menunggu Ricky siuman
dengan sesekali mengajak ngobrol Ricky, meskipun tahu tidak akan direspon.
Menjelang siang, Veranda dan Ega
menjenguk Ricky yang masih belum sadarkan diri. Mereka menemani Melody di
ruangan itu sampai jam 12, lalu Ve mengajak Melody untuk makan siang bareng.
Pasangan itu terlebih dulu pergi.
Melody: Ricky, aku pergi makan
siang dulu ya.
Kemudian Melody menyusul keluar
kamar rawat itu. Setelah pintu tertutup, perlahan jari tangan Ricky
bergerak-gerak.
~------------------------0O0------------------------~
Sehabis makan siang, Melody
kembali masuk kamar rawat Ricky sementara Veranda dan Ega duduk di luar. Tidak
ada perubahan dari kondisi Ricky, masih belum siuman. Sekitar pukul setengah 3
sore, perlahan kedua mata Ricky membuka, Melody yang duduk di sampingnya
langsung senang.
Melody: Ricky, kamu sudah sadar?
Ricky menatap heran pada Melody.
Ricky: Kamu siapa?
Melody kemudian bingung mendengar
ucapan pertama dari Ricky setelah siuman.
Melody: Ricky, kenapa kamu
bertanya seperti itu?
Ricky: Aku tidak ingat apa-apa,
aku siapa? Kamu siapa? Aku ada dimana?
Melody langsung keluar memanggil
dokter, dan saat mengetahui keadaan Ricky yang bertanya-tanya siapa dirinya
dokter itu pun memeriksanya sebentar, dan meminta Melody untuk bicara dengannya
di ruangan dokter berusia 30-an itu. Melody ditemani Veranda dan Ega di dalam
ruangan.
Dokter: Jadi begini, dek. Pasien
mengalami benturan keras di kepalanya saat kecelakaan, dan sepertinya tidak
terjadi gegar otak tapi ia mengalami amnesia total.
Melody: Jadi Dok, Ricky tidak
mengingat apapun?
Dokter: Sayang sekali begitu,
dek. Pasien bernama Ricky itu tidak mengingat siapa dirinya, siapa orang-orang
terdekatnya, dan mungkin ini akan lama.
Ega: Apakah Ricky bisa mengingat kembali
nanti, Dok?
Dokter: Bisa saja, dek. Tapi saya
sebagai dokter tidak bisa memastikan kapan pasien bisa kembali mengingat
semuanya, bisa saja seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan bertahun-tahun.
Ve: Apakah ada cara biar pasien
bisa langsung mengingat semuanya, Dok?
Dokter: Mungkin saja, dek. Kalian
bisa mencoba mempertemukannya dengan semua orang terdekatnya, ataupun yang dia
kenal. Tapi saya tidak menjamin cara ini bisa berhasil.
Mereka bertiga kemudian pamit
pada dokter itu, dan kembali ke kamar Ricky. Melihat ada 3 orang yang tak
dikenalnya, Ricky menatap bingung pada mereka.
Ega: Hai Ricky, nama owe adalah Ega.
Owe teman sekelas lu di kampus.
Ricky: Siapa yang lu maksud, bro?
Melody: Itu nama kamu, Ricky.
Ricky: Namaku... Ricky?
Ega: Benar, Ricky. Lu kemarin
kecelakaan tertabrak mobil, makanya sekarang ada di rumah sakit.
Ricky: Oh, pantesan. Aku beneran
ada di rumah sakit rupanya. Kepalaku kenapa diperban?
Melody: Itu karena kemarin kepala
kamu terluka, Ricky.
Ricky: Emm, maaf, kamu siapa?
Melody: Ricky, namaku Melody. Aku
adalah teman kamu juga di kampus.
Ve: Namaku Ve, bang Ricky. Aku
teman sekelas kak Melody.
Ricky: Maaf, aku tidak mengingat
apa-apa tentang kalian.
Ega: Tidak apa-apa, Ky. Owe tahu
kalau lu gak ingat diri sendiri juga.
Baru saja Ega bicara begitu,
Michelle masuk ke ruangan itu.
Michelle: Kak Ricky, gimana
kondisi Kakak?
Ricky: Kamu siapa ya?
Michelle: Eh, ada apa ini? Kak
Ricky jangan bercanda, gak lucu!
Ricky: Kamu siapa sih, malah
bilang aku bercanda.
Michelle: Aku Michelle, Kak, adik
kak Ricky.
Ricky: Maaf, dek. Aku gak ingat
kamu.
Melody: Michelle, Kakak kamu kena
amnesia.
Michelle: Eh, kak Ricky amnesia?
Kemudian Jonathan dan Agus masuk ke
ruangan itu juga.
Jonathan: Ky, lu baik-baik saja
kan?
Agus: Den Ricky, sudah siuman
rupanya.
Ricky: Maaf, kalian berdua siapa?
Ega: Bang Agus, Jo, Ricky kena
amnesia.
Jonathan, Agus: Hah? Yang bener?
Ega hanya mengangguk menjawab
pertanyaan itu, lalu Jonathan dan Agus menatap Ricky yang ekspresi mukanya
memang seperti orang yang hilang ingatan.
Jonathan: Ky, nama gue Jonathan,
teman lu waktu SMA.
Agus: Den Ricky, nama saya Agus,
saya bodyguardnya den Jonathan.
Ricky memegang kepalanya yang terasa
sedikit pusing, mungkin karena banyaknya orang yang mengenalkan diri mereka
padanya.
Michelle: Eh, kak Ricky kenapa?
Melody: Ricky, kamu kenapa?
Ricky: Kepalaku sakit, bisakah kalian
keluar dulu?
Melody, Veranda, Ega, Michelle,
Jonathan, dan Agus menuruti kemauan Ricky dan langsung keluar dari kamar rawat
itu. Kemudian datang Ibu Kos, Jeje, dan Bapak Kos yang berpakaian Polisi.
Polisi itu mengajak Jonathan dan Agus bicara agak jauh dari Melody dan lainnya,
sementara Jeje menanyakan kondisi Ricky pada Melody dan Michelle.
Bapak Kos: Saudara Jonathan,
pihak kepolisian sudah berhasil mengungkap pelaku tabrak lari kemarin atas
laporan Anda.
Jonathan: Hmm, siapa itu, Pak
Polisi?
Bapak Kos: Dia adalah saudara
Haryoga, pengusaha muda berusia 27 tahun. Dia telah bersedia bertanggung jawab
dengan membayar biaya perawatan dan administrasi saudara Ricky sampai keluar
dari rumah sakit.
Agus: Pak Polisi, apakah anda
tahu kenapa orang itu mengebut kemarin?
Bapak Kos: Menurut pengakuannya,
kemarin dia sedang mabuk sehingga mengemudikan mobilnya dengan kecepatan
maksimal. Kami sudah memberikan sanksi kepadanya dengan mencabut SIM selama 4
bulan sehingga ia tidak diperkenankan mengemudikan mobil apapun dalam kurun
waktu itu.
Jonathan: Terus, dia tidak
dipenjara, Pak Polisi?
Bapak Kos: Menurut pimpinan saya,
kalau dia kedapatan mengemudikan mobil apapun barulah dia akan mendekam di
penjara selama 8 bulan.
Jonathan: Oh, terima kasih atas
informasinya.
Bapak Kos: Sama-sama, saudara
Jonathan. Saya kaget kemarin saat tahu korbannya adalah saudara Ricky, yang
sudah saya anggap seperti anak angkat.
Mereka bertiga kemudian kembali
melihat keadaan Ricky dari kaca di pintu kamar itu. Ada Melody di dalam bersama
Michelle sedang mengobrol dengan Ricky, sepertinya untuk mencoba mengingatkan
dia.
Michelle: Kak Ricky, ingat gak
dengan kalung ini?
Ricky lalu melihat kalung ikan
lele yang ada di leher Michelle, dan ia menggelengkan kepala.
Ricky: Enggak, aku gak ingat.
Michelle: Ini hadiah ulang tahun
Kakak buat aku, sekitar 3 bulan lalu.
Melody: Ricky, kamu ingat gak
waktu pertama kali kita ketemu di kampus?
Ricky juga menggeleng mendengar
ucapan Melody, mahasiswi itu lalu menghela nafas.
Michelle: Kak Ricky ingat gak
dengan Richard?
Ricky: Siapa? Adik aku juga?
Michelle: Itu nama anjing husky peliharaan kak Ricky di rumah.
Ricky: Anjing? Kok namanya
Richard?
Michelle kemudian menghela nafas
juga, sepertinya akan sulit membuat Kakaknya ingat. Kemudian ia teringat
sesuatu, dan segera membuka galeri foto di smartphone-nya lalu menunjukkan
sebuah foto kepada Ricky.
Michelle: Kak Ricky ingat siapa
kedua orang ini?
Ricky: Siapa itu? Aku gak ingat.
Michelle: Ini kedua orang tua kak
Ricky dan aku.
Mendengar itu, Ricky menatap dalam-dalam
foto kedua orang tuanya, ia seketika merasakan sakit lagi di kepalanya.
Ricky: AHHHH... Tolong jangan
tunjukkan foto itu lagi.
Michelle kemudian menjauhkan
smartphone-nya dari Ricky, ia sedih karena sepertinya tak ada cara untuk
mengembalikan ingatan kakaknya. Melody lalu memberikan sesuatu pada Ricky,
yaitu smartphone miliknya.
Melody: Ricky, ini handphone
kamu. Kemarin teman kamu nitipin pada aku.
Ricky menerima smartphone itu dan
melihat seksama, seperti memang miliknya. Ia lalu menekan nomor PIN untuk
melihat isinya. Di galeri foto ada berbagai foto, teman-temannya ketika SMA dan
juga foto ketika ia ulang tahun.
Melody: Kamu ingat sesuatu,
Ricky?
Ricky hanya menggeleng
menanggapinya, Melody langsung tertunduk lesu karena tadi ia melihat ekspresi
muka Ricky yang seperti merasa tidak asing dengan smartphone itu.
Sore itu Ricky juga berkenalan
dengan Jeje, Ibu Kos, dan Bapak Kos. Ia lalu mengetahui tempat tinggalnya yaitu
rumah Jeje yang merangkap tempat kos. Waktu menunjukkan pukul 4 sore ketika
hanya Jeje yang ada bersama Ricky di dalam ruangan itu, Melody dan Michelle di
luar bersama yang lain.
Jeje: Kak Ricky ingat gak waktu
pertama kali ngekos?
Ricky: Aku gak ingat, emangnya
kenapa aku ngekos? Kan aku punya rumah.
Jeje lalu dengan segan
menceritakan penyebabnya, Ricky lalu tertawa setelahnya. Pertama kalinya ia
tertawa setelah siuman.
Jeje: Kak Ricky kenapa ketawa?
Ricky: Hahaha, habisnya kamu
ngomongnya aneh, masa bener kalau ayahku ngusir aku dari rumah cuma karena aku
menolak untuk kuliah di Fakultas Ekonomi tapi malah masuk Fakultas Psikologi.
Jeje: Aku gak bohong, kak Ricky.
Itu emang benar, kalau gak percaya tanya deh Michelle.
Seketika tawa Ricky berhenti, ia
merenung sebentar sebelum bicara lagi.
Ricky: Kalau memang itu benar,
aku senang tidak mengingat detail kejadian itu, sehingga aku tidak perlu ingat
rasa sakit hati itu.
Jeje: Kak Ricky, jangan begitu
dong. Aku jadi gak enak nih, seharusnya tadi aku gak bilang soal ini.
Ricky: Tidak apa-apa kok, lagian
belum tentu juga mereka kedua orang tua kandungku, bisa saja kan mereka cuma
punya satu anak kandung yaitu Michelle dan ternyata aku diadopsi.
Jeje: Huss, kak Ricky jangan
bicara begitu. Nanti Michelle sedih kalau mendengarnya.
Ricky: Hmm... maaf, aku gak akan
bicara seperti itu lagi. Oh iya, aku mau nanya sesuatu nih.
Jeje: Mau nanya apa, kak Ricky?
Ricky: Melody itu teman aku atau
pacar aku?
Jeje: Kak Ricky terakhir bilang
padaku kalau kak Melody itu cuma teman, karena kak Ricky belum bisa lupain
mantan pacarnya kak Ricky.
Ricky: Eh, aku punya mantan
pacar? Siapa? Kenapa bisa putus?
Jeje: Emm, nanti kalau kak Ricky
sudah keluar dari rumah sakit baru aku minta teman aku untuk beritahu. Soalnya
dia yang lebih tahu kenapa kak Ricky putus.
Ricky mengangguk, dan tersenyum
pada adik angkatnya itu, lalu giliran Desy yang mencoba bicara pada Ricky
setelah Jeje keluar.
Desy: Hai, bang Ricky.
Ricky: Hai, kamu siapa ya?
Desy: Nama aku Desy, bang Ricky.
Aku sama seperti Jeje, bang Ricky juga nganggap aku adik.
Ricky: Wow, gimana bisa?
Desy lalu menceritakan pada Ricky
awal pertemuan mereka, dan juga perasaannya yang bertepuk sebelah tangan.
Ricky: Wow, sekarang kamu SMA
kelas 2 berarti.
Desy: Iya, bang Ricky. Ayahku
juga menganggap bang Ricky seperti anak juga, sama dengan abang aku yang
sekarang kuliah di luar negeri.
Ricky: Oh, maaf ya Des aku gak
bisa balas perasaanmu itu.
Desy: Hihihi, gak apa-apa bang
Ricky. Aku sudah menghapus perasaan itu kok.
Ricky: Hmm, jadi benar aku
kerjanya sebagai bellboy?
Desy: Iya, bang. Tapi bukan cuma
bang Ricky kok, bang Anthony juga.
Ricky: Siapa dia? Mahasiswa teman
kampusku?
Desy: Bukan, bang Anthony emang
mahasiswa tapi tidak satu kampus dengan bang Ricky. Kemarin dia yang donorin
darah buat bang Ricky.
Ricky: Oh, aku kayaknya perlu
bicara deh dengan dia. Siapa tahu kalau aku bicara dengan dia nanti ingatanku
bisa pulih.
Desy: Oke, bang Ricky. Aku
panggilin bang Anthony dulu, dia ada di luar.
Ricky mengangguk, dan tersenyum
pada adik angkatnya itu. Desy kemudian keluar dan menyuruh Anthony masuk.
Anthony kemudian juga menceritakan pada Ricky ketika ia juga bekerja jadi
bellboy seminggu setelah Ricky mulai bekerja.
Anthony: Jadi gimana, Ky? Lu ingat
sesuatu?
Ricky: Maaf, Ton. Gue gak ingat
apa-apa.
Anthony: Hmm, yaudah. Sekarang lu
coba bicara dengan para penghuni kos ya.
Ricky mengangguk, lalu Anthony
keluar kamar rawat itu. Di luar sudah ada para penghuni kos yang tahu kabar
Ricky hilang ingatan, ada juga Randy yang menemani Maya. Tibalah giliran para
penghuni kos untuk menjenguk Ricky. Yang pertama adalah Rama dan Andrew.
Ricky: Hai, kalian berdua siapa?
Rama: Ricky, nama gue Rama.
Andrew: Kalau nama I adalah
A-N-D-R-E-W, Ricky.
Ricky: Salam kenal, Rama, Andrew.
Rama: Ricky, lu ingat gak pertama
kali gue dan Andrew sama-sama mulai ngekos?
Ricky hanya menggelengkan kepala.
Andrew: Waktu itu I mimisan,
Ricky, dan you yang memberikan tisu untuk I.
Ricky(sambil tertawa kecil): Mimisan
kenapa?
Rama: Soalnya kami terpukau
melihat mbak Marina.
Ricky: Mbak Marina siapa?
Andrew: Dia penghuni kos wanita
yang pertama, setelah you, Ricky.
Ricky: Emangnya gue penghuni kos
yang pertama?
Rama: Benar, Ricky, lu mulai
ngekos disaat Ibu Kos baru saja beberapa hari memulai membuka usaha kos.
Andrew: Setelah you, barulah mbak
Marina sekitar seminggu kemudian.
Ricky: Oh, terus kalian berdua
berikutnya?
Rama: Bukan, Ricky, setelah mbak
Marina lalu 2 siswi SMA Tunas Bangsa yang ngekos sebelum kami.
Ricky: SMA Tunas Bangsa? Sekolah
mana itu?
Andrew: Itu sekolah you dulu,
Ricky. Sekarang Michelle kelas 1 SMA di sana.
Ricky: Oh, adik gue. Terus 2
siswi yang kalian maksud?
Andrew: Namanya Elaine dan Kinal,
mereka berdua mulai ngekos sekitar 10 hari setelah mbak Marina.
Rama: Setelah mereka berdua,
barulah gue dan Andrew ngekos kira-kira 10 bulan kemudian.
Ricky: Maaf ya, Ram, Drew, gue
gak ingat apa-apa.
Mereka berdua kemudian pamit pada
Ricky untuk makan malam dulu. Ricky lalu dijenguk Donny bersama Rona, tapi
tentu saja dia tidak bisa mengingat apa-apa karena Donny adalah penghuni kos
yang baru.
Setelah mereka semua yang
menjenguk Ricky selesai makan malam, dan Ricky juga makan malam disuapi suster,
kini Maya dan Randy yang menjenguknya.
Maya: Ricky, kamu ingat Maya gak?
Ricky: Maya siapa?
Maya: Nama aku Maya, aku juga
penghuni kos.
Randy: Bro, lu ingat gue gak?
Kita pernah berkelahi.
Ricky: Sorry bro, gue gak ingat.
Randy menceritakan ketika dia
menuduh Ricky mendekati Melody, Maya juga menceritakan saat dia dibantu Ricky
untuk menjelaskan pada Randy soal penyakitnya yang sembuh. Pasangan itu lalu
menanyakan Ricky apakah ingat sesuatu, tentu saja direspon Ricky dengan
gelengan kepala. Mereka berdua pamit keluar ruangan itu karena masih ada yang
mau menjenguk Ricky.
Lalu Sally dan Ayahnya Desy yang
menjenguk Ricky, tetap tidak ada hasilnya dari pembicaraan singkat mereka.
Meskipun Sally memberitahu kalau dia bertunangan dengan abangnya Jonathan,
serta Ayahnya Desy memberitahu nama tempat kerja Ricky. Ayahnya Desy lalu
memberikan waktu untuk Ricky cuti kerja sampai beberapa hari setelah keluar
dari rumah sakit, dan meminta Ricky mengabari Anthony kapan mulai masuk kerja
lagi. Ricky menyanggupinya, dan mereka berdua keluar dari ruangan itu.
Di luar kamar rawat tempat Ricky
berada, kini tinggal Melody, Michelle, Naomi, Sendy, Bobi beserta Manda.
Marina, Elaine, dan Kinal masuk menjenguk Ricky.
Ricky diberitahu tentang Elaine
yang mandinya lama, Marina yang merupakan penghuni kos paling tua, juga Kinal
yang pernah sekali tidak mandi karena akan terlambat ke sekolah jika mandi.
Ricky tetap tidak mengingat apapun, setelah itu giliran Bobi bersama Manda.
Ricky sempat bercanda pada Bobi
bagaimana bisa pacaran dengan Manda, karena Bobi berbadan sedikit gempal. Tidak
ada yang Ricky ingat dari pembicaraan singkat dengan pasangan itu.
Lalu datanglah Sendy dan Naomi
masuk ke kamar rawat itu memperkenalkan diri pada pasien amnesia itu.
Sendy: Gimana, kang Ricky ingat
gak sesuatu?
Ricky menggeleng, lalu Sendy
kembali bicara.
Sendy: Kang Ricky pernah mengajak
eneng ke hotel tempat akang bekerja, dan eneng sering nawarin asuransi pada
para penghuni kos.
Ricky: Maaf neng, aku gak ingat.
Naomi: Ricky, kamu ingat gak
ketika kamu masuk bank tempat aku kerja dan terkejut?
Ricky menggelengkan kepala yang
kesekian kalinya, kedua mahasiswi itu lalu pamit pulang dulu ke tempat kos,
beserta para penghuni kos lainnya. Kemudian Melody mengajak Nabilah dan Frieska
untuk menjenguk Ricky. Michelle juga ikut masuk ke dalam, karena ingin menemani
kakaknya yang amnesia itu. Sesampainya di dalam ruangan itu, Nabilah buka suara
sambil menunjuk Ricky.
Nabilah: Kamu cowok mesum waktu
itu kan?
Melody: Huss, dek Ayu, dia teman
kampus Kakak.
Ricky: Woi, siapa sih kamu? Datang-datang
langsung ngatain aku cowok mesum.
Michelle: Kamu kenal kak Ricky,
Nabilah?
Nabilah kemudian menceritakan
hari ketika Melody diantar pulang oleh Ricky saat hujan, Melody juga
membenarkan penuturan Nabilah. Michelle manggut-manggut sementara Ricky dan
Frieska hanya diam mendengarkan.
Frieska: Kak Ricky ingat aku gak?
Melody: Huss, Mpris, Ricky mana
pernah kenalan sama kamu, gimana sih.
Frieska cengengesan, begitu juga
Ricky, lalu Melody mengenalkan kedua adiknya pada pasien amnesia itu.
Melody: Ricky, kamu ingat gak
Nabilah waktu itu berbuat apa ketika melihat kamu pertama kalinya?
Ricky: Enggak, memangnya apa yang
diperbuat adik kecilmu ini?
Nabilah: Iiihh, Kakak.
Diungkit-ungkit terus.
Ricky: Haha, emangnya kenapa?
Frieska: Nabilah megang pentungan
satpam, terus marahin kak Ricky, hihihi.
Melody: Ricky, kamu waktu itu
panik dan langsung pulang di tengah hujan, hihihi.
Tawa Ricky menggelegar, begitu
juga Michelle, Nabilah menggembungkan pipi kesal pada Frieska sambil
menggelitiki kakak keduanya itu. Melody sendiri menahan tawa mengingat kejadian
itu, agar tidak digelitiki Nabilah juga. Sejam kemudian, Melody pamit pulang
bersama kedua adiknya. Michelle juga pamit pulang beberapa menit berselang, ia
mengatakan pada Ricky kalau ia akan memberitahu Richard juga. Ricky kembali
tidur setelah menjalani hari itu dengan merasa terhibur oleh orang-orang yang
menjenguknya.
~------------------------0O0------------------------~
Keesokan harinya, saat Ricky
membuka matanya pada pukul 8:11 pagi, ia melihat pintu ruangan itu dibuka dari
luar, dan datanglah Akicha, Ayana, serta Edo.
Ayana: Ricky-kun, kami dengar
dari Jonathan-kun kalau kamu amnesia ya?
Merasa heran karena diajak bicara
oleh 3 orang yang tak dikenalnya, apalagi wajah mereka seperti orang Jepang,
Ricky pun buka suara.
Ricky: Kalian siapa ya? Apakah
aku pernah mengenal kalian?
Akicha: Ricky-kun, do you
remember me?
Ricky hanya menggeleng, kemudian
Ayana memperkenalkan diri mereka bertiga dan langsung menceritakan tentang
mantan pacar Ricky itu, juga mengenai perjodohan Edo dengannya.
Ricky: Hmm, jadi Edo-san ini
sekarang tunangan dengan mantan pacarku?
Edo: Benar, Ricky-kun, Akicha
sampai sekarang masih mencintaimu, walau hanya sedikit.
Ricky: Maaf, aku tidak ingat soal
itu, aku sendiri tidak merasa apa-apa melihat Akicha sekarang.
Akicha diberitahu Ayana perkataan
Ricky, ia mulai sedih karena mantan pacarnya bisa melupakan cinta itu, Ayana
lalu mengajaknya keluar karena Edo mau bicara empat mata pada Ricky.
Setelah Akicha dan Ayana keluar,
Edo menceritakan tentang persahabatannya dengan Ricky dan Jonathan, mereka
bertiga pernah main basket bersama di rumahnya Jonathan yang ada ring basket
pribadinya. Ricky tetap tidak bisa mengingatnya. Edo lalu hendak pergi bersama
Akicha dan Ayana, karena mereka tidak berhasil membuat Ricky ingat kembali.
Edo: Baiklah, Ricky-kun, semoga
ingatanmu cepat kembali. Aku pergi dulu, saudaraku.
Ricky mengangguk padanya dan Edo
keluar dari ruangan itu, lalu masuklah suster mengantarkan makan pagi untuk
Ricky.
Setelah suster yang menyuapi
Ricky makan keluar, pasien yang merasa bosan itu lalu membuka smartphone-nya
dengan nomor PIN dan mulai berselancar di internet. Baru beberapa menit, ada
lagi yang menjenguknya.
Jeffrey masuk bersama Anthony, sepertinya
Anthony yang hendak menjenguk Ricky datang bersamaan dengan Jeffrey yang baru
dikabari oleh Jonathan.
Ricky: Ton, ini siapa yang
bersama lu?
Anthony: Dia juga teman SMA elu,
Ricky.
Jeffrey: Ricky, nama gue Jeffrey,
dulu gue sekelas sama lu dan Jonathan.
Ricky: Lu gak bolos kuliah kan?
Jeffrey: Enggak, kebetulan kelas
gue hari ini di-cancel, jadi gue langsung kesini buat nengok keadaan lu, Ky.
Ricky: Ton, lu juga gak bolos
kan?
Anthony: Enggaklah, kebetulan
juga dosen gue emang minggu lalu sudah beritahu kalau kelas hari ini di-cancel.
Ricky: Hmm, baguslah, karena
kalau kalian emang temen gue, gue gak mau kalian bolos.
Jeffrey: Hahaha, rupanya ada satu
hal yang lu masih ingat meskipun amnesia: Lu gak mau teman-teman lu bolos
sekolah atau kuliah.
Jeffrey lalu menceritakan sedikit
ketika mereka SMA, Anthony hanya menjadi pendengar. Setelah itu Jeffrey pamit
untuk jalan-jalan dengan pacarnya, sementara Anthony juga keluar untuk makan
pagi.
Sehabis makan pagi, Anthony
kembali berbincang ringan dengan Ricky, yang juga menanyakan apakah Anthony
tidak kerja. Anthony ternyata minta cuti pada Ayahnya Desy karena ia mau
melihat keadaan Ricky juga hari ini.
Kemudian masuk 2 orang polisi
bersama seorang pria yang penampilannya seperti businessman, dengan jas hitam.
TO BE CONTINUED...
By: E.D.
Komentar
Posting Komentar